-3-

106 11 0
                                    

Sean menghela nafas pelan ketika menjumpai Amel di koridor atas. Ia juga sudah menduga kalimat apa yang pertama kali akan Amel lontarkan.

"Seann!!!" teriaknya membuat Sean bosan.

"Hmm.. Apa?" jawab Sean penat.

"Gue tadi belum jadi tanya nih"

"Tanya apa lagi?"

"Gue mau tanya hal yang nggak logis sih. Tapi... to the point aja ya, lo suka sama seseorang? " tanya Amel membuat Sean terkejut.

Sejurus. Satu pertanyaan Amel itu membuat Sean tersedak saat meminum red velvet latte kegemarannya.

"Eh.. Ehm.. Maksudnya gimana ya??"

" Ya maksudnya lo udah suka sama seseorang??" nada Amel meninggi.

"Udah" sigkat Sean dengan nada santai.

"Hahh!! Whatt!!! Demi apaa!! Sumpah gilakk!! Lo suka sama siapaa??!!" jawabnya histeris.

"Lah, lo nya yang tanya, lo nya yang histeris" ucap Sean menepis.

"Yaelah, lagian lo suka sama siapa?? Cepet amat?"

"Ya lagian lo nya kenapa tanya tanya? Kepo amat"

"Amel gitu loh. Btw, lo suka siapa?"

"Kama" jawab Sean singkat, padat, jelas. Mungkin jika ada yang melihat tragedi itu, mungkin mereka akan berfikiran jika Sean telah terhipnotis.

Keadaan menjadi sangat hening. Hanya ada suara burung yang melengkapi.

"Ka.. Kamaa? Beneran Kamaa?" tanyanya seolah tidak percaya.

"Iyalah beneran, ngapain juga bercanda" jawab Sean santai.

"Kama kelas kita?? Orang di belakang kita? Raykama Arkananta???" sontak nya membuat maag Sean kambuh.

Entah mengapa segambreng pertanyaan-pertanyaan itu membuat Sean ingin segera meluncur ke wastafel.

"Iya.. Kama yang manis itu loh, kayak kamu nggak tau aja"

"Gua boleh ijin ke kamar mandi kagak?" tanyanya membuat Sean kesal.

"Biasa aja kalee" balas Sean singkat.

"Kok bisa lo suka sama dia? Padahal nih ya banyak kabar mencuat kalau Kama tu dingin, cuek, bodo amat, yah kayak gitu lahh"

"Emang" tukas Sean. "Gue manggil dia es kutub utara"

"Nahh... lo tau kan....."

"Maka dari itu, dia itu es kutub utara yang perlu dilelehkan"

"Gue pengen buang lo ya Tuhann....."

"Buang aja kalau lo bisa" singkatnya. "Yang penting gue tetep suka yang namanya Raykama Arkananta!"

"Duhh.... temen gue kagak waras semua!" Terang Amel seperti menghujat. "Btw btw... Cieee" sahut Amel membuat Sean teringat akan satu artikel.

"Wahh ada yang cemburu ni.. Tau nggak kepanjangan nya cie?" tanya Sean sambil memutar otak.

"Apa apa?"

"Langsung to the point aja ya. Well, cie itu adalah kata-kata yang didalamnya terdapat makna yang sangat dalam lohh" jawab Sean seraya memperkuat opini.

" Oh yaa?! Gue nggak tanya tuh. Ish.. Kuker deh. Tapi asal lo bahagia aja dah" menunjukkan wajah bosannya.

"Gue ini nggak kuker loh! Kaya gini itu berarti gue share ilmu. Kayak nggak tau aja gue habis kuliah di amsterdam" celoteh Sean.

"Iya deh iya"

"Gue lanjutin yak, jadi cie itu berasal dari dua kata dimana... C berarti 'cemburu' dan Ie berarti 'niye' berarti menurut KBBS atau Kamus Besar Bahasa Sean dapat disambung menjadi cemburu niyee" jelas Sean panjang kali lebar.

"Iya professor rabies" jawab Amel menaikkan alis.

Entahlah jika guru Sean sendiri mengetahui sedewasa apa perasaannya itu. Di bangku kelas satu sekolah menengah pertama ia sudah merasakan yang namanya cinta. Tapi untuk rasa ketertarikan, wajar saja mungkin.

Itulah kebiasaan konyol ke kanak-kanakan yang sering mereka lakukan. Sean tak peduli tentang apa yang mereka-mereka katakan tentang mereka. Mau itu sejuta kekonyolan pun, bahkan beribu-ribu pun, ia tak peduli. Katakan saja "be happy". Itu slogan mereka.

Hai!!!!
Terus stuck di KAMASEAN yaa
Makasih untuk yang udah baca dan semoga suka :)

Vote

And

Comment

👇

#Happy readers

KAMASEANTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang