-15-

73 6 0
                                    

Disaat yang lainnya terbangun di Jogja pasti mempunyai angan-angan ingin ke Malioboro atau ke tempat wisata menarik yang pastinya lagi nge-trend dan instagramable.

Termasuk kakak sepupuku yang bisa dibilang aneh ini. Jika tidak ada cuti seperti ini, kakak sepupuku ini nggak bakal pulang ke jogja. Namun karena pimpinannya sedang baik hati jadi ia mendapatkan giliran cuti.

Ia sering membuatku kesal padanya. Terkadang hanya hal-hal yang kecil namun akan dibesar-besarkan oleh makhluk astral dari planet neptunus ini. Mungkin dengan profesi nya yang jauh dari kata istirahat justru membuatnya menjadi sosok yang kembali menjadi anak kecil.

Namanya Kak Grace. Grace Alicya. Bisa dipanggil Grace atau mungkin bisa juga dipanggil stres jika kalian mendadak kesal padanya. Kak Grace mempunyai job di sebuah pusat perbelanjaan di Tangerang. Hm.. Manager. Cukup sibuk kah? Belum lagi ditambah pekerjaan tambahannya sebagai penulis novel, fotografer dan juga kesibukan lainnya di salah satu lembaga dakwah islam.

Kakak sepupuku yang satu ini memang suka kesibukan. Kami hanya dapat bertemu dengannya dua kali dalam satu tahun. Yaitu saat lebaran atau cuti-cuti nya yang lain. Itu pun jika ia tidak benar-benar sibuk dengan para kegiatannya yang "Kejar Jam Tayang".

"An, Lo nggak pengen jalan-jalan kemana gitu? Ke Malioboro yuk? Kan kakek udah sembuh" ucap Kak Grace padaku.

"Ogah! Jangan sama gue, please. Sama pacar Kak Grace tuh, siapa namanya? David bukan? Dia kan juga balik ke Jogja" jawabku sambil tertawa kecil.

Spontan jawabanku itu membuatnya tersedak saat meminum teh hijau yang ia racik sendiri sebagai salah satu program dietnya.

"Sok tau deh. Cepetan mau nggak?" kata Kak Grace dengan penuh penekanan.

"Hmm.. Gimana ya kak. Tapi ada syaratnya" kataku sambil mengambil selembar kertas dan bolpoin yang nantinya akan menjadi bukti perjanjian ku dengan Kak Grace.

"Apaan dah. Kebanyakan syarat sih lo! Tekor deh gue" sambil mengerutkan dahinya.

"Salah sendiri ngajak gue, tau sendiri kan kalau ngajak artis papan atas ini harus mengorbankan segala hal" kataku menceramahi.

"Lebay ah! Emang apa syaratnya?" jawabnya tertantang.

"Pertama, berangkatnya naik becak, kan katanya kakak nggak suka, katanya kulitnya bisa terbakar, dasr lebay. Kedua, beliin es krim tiga rasa di mall dekat malioboro. Ketiga, kakak harus bawa kamera biar kalau udah sampai sana kak Grace bisa jadi fotografer pribadi guee, eitsss... Free lo ya. Dan yang keempat..."

"Iya tau, pasti minta dibeliin dimsum di sebelahnya stasiun tugu kan?" tebaknya sambil memutar bola mata.

"Nah, itu tau" singkatku. "Setuju nggak?"

"Kalo gue nggak pengen pengen banget ke Malioboro ma gue nggak bakal nurutin semua permintaan lo noh" katanya menyesal.

"Tapi deal nggak nih?" jawabku sambil menjulurkan tangan tanda persetujuan.

"Deal!" jawabnya yakin.

Perfect. Kami akan berangkat. Tak ada tiga puluh menit bersiap aku sudah menunggu Kak Grace di teras depan. Tapi apalah daya jika Kak Grace memintaku untuk menunggunya selama lima belas menit lagi. Argghh! Penat aku menunggunya.

"Yuk berangkat!" teriaknya setelah lima belas menit aku menunggu.

"Oke. Beneran manggil becak kak?" tanyaku.

"Beneran lah. Udah niat nih pakai sunblock segala" ujarnya bersemangat.

"Lebay! Eitss.. Persyaratan lainnya belum terpenuhi loh" omelku.

KAMASEANTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang