-9-

74 11 4
                                    

~Melupakan lebih sulit daripada mengingat.

Pagi itu cuaca mendung. Sama seperti halnya kondisi hatiku. Dipenuhi dengan kebimbangan. Setelah apa yang terjadi denganku tadi malam, aku menyesal telah mencoba mengungkapkannya.

Malam tadi aku bermimpi. Ada sebuah titik cahaya yang sangat jauh lalu mendekat. Sedikit demi sedikit. Mendekat lalu mendekat. Cahaya itu kemudian berkata sesuatu.

"Jawabannya bukan akhir dari segalanya"

Sontak aku sangat terkejut. Jawaban apa maksudnya? Jawaban Kama? Mengapa? Aku tak bisa berkata apa apa lagi selain kata mengapa pada cahaya yang sangat terang sampai menyilaukan mata itu.

"Kamu harus percaya" cahaya itu menambahkan.

Seketika itu aku bangun. Ya, tepat jam satu dini hari. Arggh! Mimpi apa aku ini. Sampai-sampai aku bangun dengan air mata yang kembali mengalir. Apa-apaan ini?!

Beribu-ribu pertanyaan menghantam logika ku sendiri. Aku bukan ahli menafsirkan mimpi. Tapi, apa arti dibalik mimpiku tadi malam? Entahlah, mungkin aku lupa membaca doa sebelum tidur.

Walaupun sedikit terlambat dari biasanya, aku bersyukur bisa sampai di kelas walau dalam keadaan tragis. Bagaimana tidak? Ketika aku ingin memasuki kelas, tiba-tiba muncul Kama di hadapanku. Aku tidak sempat menatapnya dan tak ingin menatapnya. Aku hanya melihat sepatunya. Belum lagi ada piket harian yang siap menjemputku di kelas. Arggh! Rabu yang sial.

Yang selalu kuingat sedari tadi hanya kalimat move on. Di lembaran-lembaran yang sejak tadi kutulis saat jam kosong adalah kata move on. Setelah kuhitung terdapat empat lembar kertas yang kutulis kata kepasrahan itu.

Apalagi menurut psikolog naksir seseorang hanya bertahan sampai empat bulan. Jika lebih, itu tandanya benar-benar cinta. Dan aku mengalaminya.

Kama sendiri juga bersikap aneh. Seolah- olah tidak terjadi apa-apa dengan diriku dan dirinya. Semakin kebelakang dirinya justru membuatku semakin nyaman dengannya. Sempurna!

"An!" panggil seseorang yang pastinya sangat mengenalku.

"Mau apa lagi Dit?!" jawabku cepat.

"Haha.. Jangan cemberut gitu dong. Iya deh gue ngaku kalo gue salah. Piss" kata dita sambil menunjukkan deretan giginya.

"Terserah deh" aku mendengus kesal.

Tak lama kemudian Amel datang. Aku menduga sebentar lagi akan ada konferensi pers mendadak di bangku ku.

"Seann!" sapa Amel menjadi protokol pembuka konferensi. Satu lagi pengacau datang di wilayah terlarangku.

"Hm.." singkatku.

"Kenapa nih, galau ya? Soal Kama?" tambah Amel.

"Enggaklah. Emang hidup gue selalu ada Kama gitu?" balasku seraya menghentikan kicauan mereka.

"Ih.. Jeolous amat ni anak?" kritik Dita membuatku semakin terbakar.

Aku sudah tidak tahan mendengar kicauan mereka yang semakin bersahutan. Silih berganti. Bisa dibilang lebih ramai dan lebih heboh dari ocehan burung kacer.

"Gini ya.. gue memang belum bisa melupakan yang namanya Kama. Karena jujur, gue udah suka dia dari awal kita masuk sekolah sampai sekarang. Melupakan dia dalam waktu sehari emang nggak mudah. Atau mungkinn.. Bisa aja gue nggak akan bisa lupa sama dia. Terserah kalian mau bilang gue aneh lah atau konyol lah, gue nggak bakalan peduli. Kalau nanti dia bersama yang lainnya pun gue tak peduli. Rasa cemburu ini biar gue pendam sendiri. Seandainya takdir memang mengatakan kalau Kama milik orang lain, gue udah terima konsekuensi nya. Karena nyatanya sekarang emang gini. Kama bukan milik gue. Dia milik orang lain" isakku panjang lebar.

Aku menggigit bibirku keras-keras. Mencegah agar diriku tidak kembali meneteskan air mata untuk kesekian kalinya. Tapi, mustahil! Lagi dan lagi aku tak kuat menahan rasa sakit ini.

Tanpa alasan yang kuat mereka memelukku erat. Segera aku menghamburkan air mataku di pelukan mereka.

"Udah. Tenangin diri lo" balasnya muram. "Gue kan udah pernah bilang, Kama emang gitu orangnya"

"Tapi kan nggak seharusnya dia akan seperti itu kan? Tujuan gue itu juga ingin buat dia bahagia!" Isak-ku.

"Tapi sayangnya dia nggak pernah ikut kebahagiaan lo, An" tambah Dita.


-------------------------------------
Ai ai ai aii!!!!
Dek adek kak kakak....
Buat part ini emang dikit kali ye
Tapi tenang aja, di part part lainnya bakal lebih panjang and crush!

Liat aja kelanjutannya di part part lain oke.

Salam semanis marshmellow🍭

Vote

And

Comment

👇

#Happyreaders.

KAMASEANTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang