"Tau nggak kalau laki-laki yang ngawalin, sebuah kewajiban perempuan yang nge-akhirin." Ungkap Kama mendadak.
"Ya tergantung juga sih."
"Kenapa?" Kama heran.
"Kalau misal lo yang nggak kuat dalam hubungan ini, apa iya harus gue yang mutusin lo? Enggak kan."
"Kenapa perumpamaannya jadi ke hubungan kita?"
"Semua nggak ada yang nggak mungkin, Kam. Mungkin ada perpisahan yang memang diharuskan walaupun awalnya kita sedekat nadi." Analogi Sean berbicara.
"Cinta aneh ya."
"Memang. Awalnya jomblo, pdkt, jadian, putus, jomblo, pdkt lagi, jadian lagi, dan akhirnya putus lagi." Sahut Sean.
"Maaf, An."
"Untuk?"
"Ada beribu karakter dalam diri gue yang mungkin akan buat lo benci."
"Dan gue, masih punya berjuta juta rahasia yang akan buat lo menjauh dari gue." Balas Sean terus terang.
Kama tersenyum ringan. Perempuan itu seperti tak pernah mengenal rasa sakit hati. Setelah apa yang Kama perbuat padanya. Sampai detik ini Sean tak pernah menyimpan rasa benci untuknya.
****
Untuk kedua kali nya. Sean menapak pada koridor lab atas sekolahnya. Kurang lebih sekitar setengah tahun, ia tak bisa merasakan udara segar sekolah ber-akreditasi A ini.
"Udaranya masih sama. Sejuk." Ucap Sean seraya menarik nafas nya kuat kuat.
Suasana koridor masih sepi. Maklumlah, masih sekitaran jam enam pagi. Sudah menjadi sebuah kebiasaan Sean berangkat pagi.
"Sean!" Panggil beberapa orang yang saat ini tengah merindukan suara menggelikan seorang Sean.
"Hai!!!" Sahut Sean riang.
"Lo jahat banget tiba tiba ngilang!" Tuding Bella panas.
"Mana belum sempat ngucapin selamat tinggal lagi!" Balas Nafisa tak mau kalah.
"Lahh.. yang penting gue udah ada disini kan," ucap Sean seraya menaikkan ujung bibir nya. "Oya, Nimas sama Fina mana?"
"Oh... Nimas jadi perwakilan OSN fisika noh." Bella menjawab.
"Fina?" Tanya Sean lagi.
"Di ikutin lomba kaligrafi sama Bu Indi." Ujar Nafisa.
"Hah? Demi apa? Gue kayaknya butuh obat influenza deh." Jawab Sean tak percaya.
"Hahaha. Gue aja sempat mau dilariin ke UGD pas tau dia ikut lomba kaligrafi. Secara kan gambaran dia cukup memprihatinkan lah.."
"Yaelahh.... ni temen gue dari dulu tetep aja nggak bener." Ungkap Sean menahan tawa.
"Udah masuk ke kelas yuk. Hari ini ada pelajaran di Lab."
"Oke." Sahut Sean sebelum meninggalkan koridor.
****
"Kam!" Panggil Sean dari kejauhan.
"Iya?"
"Minta waktu sebentar bisa?"

KAMU SEDANG MEMBACA
KAMASEAN
Romance#4 in peka 2 March 2019 Aku seorang perempuan. Ya, semua orang pasti sudah tau akan hal itu. Perempuan yang ceria dan terkenal aktif di kelas. Jatuh cinta? Bahkan banyak orang yang tak menyangka jika diriku ini bisa jatuh cinta. Apalagi jatuh cinta...