-4-

95 12 3
                                    

Sean P.O.V

Aku melupakan sesuatu yang telah lama menjadi tradisi ku pada Amel. Yaitu mengatakan pada Amel jika rahasia yang ku katakan padanya, tidak akan ia bongkar. Dan mengakhiri ritual kami dengan membaca mantra "janji ingkar dosa".

Hufftt... Mengapa bisa aku melupakannya. Amel juga sudah pergi ke kantin beberapa menit yang lalu bersama Dita. Ishh... Bagaimana ini.

Oya, Ditaa!! Bagaimana jika nanti Amel memberi tahu hal ini kepada Dita? Bisa-bisa habis ditelan bumi nih.

Sebenarnya tak apalah jika hanya seorang Dita. Karena sebenarnya Dita juga bukan tipe orang yang suka membongkar rahasia. Tetapi satu yang lebih ku khawatirkan. Bagaimana jadinya jika ia mengetahui hal itu? Jika dia salah satu penggemar musick rock akan seperti apa jadinya nanti??

Tiba-tiba saja Dita mendatangiku selepas dari kantin. Tanpa basa-basi ia pun langsung menyergapku bagai serigala kelaparan. Sepertinya hobi dirinya yang suka mendengarkan musik rock mulai bereaksi.

Dita mendatangiku dengan Amel dibelakangnya. Amel terlihat seperti setan yang ingin merusak citra hamba Tuhannya. Seperti menunjukkan sedang ada ajang pembalasan atas kekalahannya berdebat denganku tadi. Hmm... Aku mulai curiga pada Amel. Aku setengah tidak percaya jika penyergapan itu tidak bersangkutan dengan Kama.

Satu.

Dua.

Tiga.

" An! Lo beneran suka sama si alien itu?" kejut Dita dengan logat khas Jakarta padahal dia bukan asli orang Jakarta.

"Alien? Maksudnya Kama?" jawabku sedikit tertawa.

Amel tertawa histeris mendengar celotehan Dita. Sepertinya, Amel menganggap Dita lah satu-satunya orang yang bisa membalaskan dendamnya padaku.

"Iya. Si Kama itu.. Lo bener-bener suka sama dia?" nadanya kembali meninggi.

" Kalo iya emang kenapa?" jawabku santai.

Wajah kebingungan terpampang di raut Amel. Mungkin ia tak percaya bahwa aku akan menanggapi kejadian mengenaskan itu dengan santai.

"Lo bener-bener suka sama dia? Pj dong pj. Gua lagi butuh pj nih.

Pj adalah singkatan dari pajak jadian. Entahlah siapa yang mengawali tradisi tersebut.

" Ihh.. Pj apa maksud nya?" kesalku pada Dita.

"Kan kalau elo beneran jadian sama Kama" ucapnya.

"Are you crazy?!" jawabku spontan.

"Crazy maksud nya gimane?"

"Oiya gue lupa. Crazy itu sama dengan GILA you know?!"

"Eh bentar bentar, btw, lo bisa suka sama Kama tu gimane ceritanye?" Dengan nada sedikit di belok belokkan.

"Ya mana gue tau. Tuhan memberiku rasa yang lebih dari sekedar ingin menjadi teman padanya"

"Tapi ya, An. Dia itu cuek nya nauudzubillahimindzalik, lo sanggup ngehadapinnya?"

"Semua kan tinggal dijalani aja. Kalau dia bukan milik gue ya, nggak papa. Mungkin bukan takdirnya. Toh, gue juga masih punya kalian"

"Sok sweet lo" toyor Dita membelakangi.

"Gue emang sweet, gula aja kalah"

"Fix. Gue pengen buang lo ke ujung jembatan"

"Buang aja kalau lo mau. Eittssss tapi gue yang milih mau jembatan apa ye"

"Apa kata lo aja dah"

"Lo tau nggak sih kalau dia kadang nggak nyambung pas diajak ngomong?"

"Iya. Gue tau"

"Lah trus?"

"Justru itu jadi daya tarik tersendiri bagi gue"

"Masyaallah..... temen gue kesambet bapak nya khong guan versi ke berapaa??"

"The first. The one and only"

"Sok bahasa inggris lo!"

"Gue kan emang pakarnya. Ya nggak?"

"Sok bijak deh lo" toyor Dita.

"Bener ya! Awas aja kalau sampai besok lo nyontek kerjaan gue. Awas!" Ancam Sean sadis.

"Yahhh.... elo gitu aja marahh....."

"Gue marah? Enggak lah yaaa"

"Sumpah, pusing ngomong sama lo lama lama"

"Kalau pusing pergi sono! Jangan usik gue!"

"Baik, mbak mbak makhluk halus..."

"Ehh.... emang lo pikir gue kuntilanak?"

"Similar similar lah ya..."

"Sabar Sean... sabar... dilarang mengumpat...." ucap Sean menenangkan dirinya sendiri.

"Iya dong. Bu ustadzah nggak boleh cepet marah.... nanti jamaah nya lari semuanya"

"Power ranger jenis apaan gue, bisa tranformasi jadi kuntilanak trus ustadzah?"

"Power ranger berkostuk coklat!"

Kami tertawa bersama. Menikmati setiap detik dan hembusan nada irama tawaan.

Tentang Dita, aku bahagia menemuinya. Kelas terasa hampa tanpa dirinya. Semacam hutan sabana kekeringan. Namun lebih kering lagi dari biasanya.




Mianhae (maaf) #cobabahasalaindikitdikitlah
Cuman publish sedikit. Si author lagi kebanyakan inspirasi. Saking banyaknya jadi begono. Ok ok?

Terus ikutin KAMASEAN yaa!!
Kalian bisa comment apa aja yang faedah di sini loh :)

Oke. Salam semanis senyuman gue.
Aishiteru!

Vote

And

Comment

👇

#Happy readers

KAMASEANTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang