🍂🍂🍂🍂
.
.
.
.
.
Happy readingRissa berlari di koridor kelas 11, lalu dia berhenti tepat dipintu kelas XI ips 7. Sebelum mengetuk pintu, dia mengatur nafas nya terlebih dahulu. "Ninggalin," ucap Wendy yang tiba-tiba ada dibelakang nya. "Maafin," mereka sudah baikan, jadi semua nya seperti biasa.
Kenapa mereka berdua dipanggil keruang kelas ini, jawaban nya karena Rissa dan Wendy tidak mengumpulkan tugas yang diberikan oleh guru yang sedang mengajar dikelas tersebut. "Wendy deg-deg-deg an Rissa,"
"Salah lo!" sargas Rissa menatap kesal Wendy.
"Iya-iya."
Rissa mengetuk pintu itu pelan, "Masuk!"
"Rapih nggak? Rapih nggak?"Tanya Rissa sambil membenarkan posisi rambut nya. Wendy hanya mendengus sebal. Kurang puaskah Rissa tadi membenarkan penampilan nya di toilet tadi. Sampai mereka harus berlari-lari seperti ini karena kelamaan di toilet.
Rissa membuka pintu itu lalu melangkah perlahan masuk kedalam kelas kakak kelas disusul Wendy dibelakang nya.
"Aduh kalian berdua ini, bapa kan sudah bilang kalo tugas tentang teks eksplanasi itu harus dikumpulin minggu kemarin. Kenapa Cuma kalian aja yang tidak menyetorkan tugas itu sampai sekarang." Rissa dan Wendy menunduk, tak sopan jika menatap langsung mata pak Bino. Dia juga merutuki diri nya sendiri ketika takada suara sama sekali dibelakang mereka, dan sudah dipastikan kalau penghuni kelas ini menfokuskan perhatian nya kepada mereka berdua.
"Nih pak ya, Wendy minggu kemaren mau ngumpulin, tapi malah ditinggalin sama ketua kelas nya." Rissa menyenggol Wendy menyuruh nya diam, tapi Wendy tetaplah Wendy. Pak Bino menurunkan kaca mata nya, "Kenapa tidak mengumpulkan sendiri saja."
"Ya, karena nggak diperintahin sama pak Bino."
"Lah, kok saya?"
"Kan pak Bino bilang nya dikumpulin sama KM. Wendy bukan KM pak, Wendy nggak berani ngumpulin." Oh my god Rissa menunduk lebih kebawah lagi, merasa malu dengan jawaban Wendy. terlebih lagi beberapa orang dikelas ini ada yang terkikik sampai tertawa. Rissa malu sekarang.
"Wendy, kamu ini berpikir sampe kesana ya." Wendy mengangguk. "Yaudah kalian duduk disini ikut pelajaran saya,"
Rissa langsung mendongak, "Kok bisa pak?"
"Bisa, karena sekarang saya akan menjelaskan ulang materi tentang text eksplanasi."
"Siyap pak." Jawab Wendy enteng. Sedangkan Rissa, ingin menangis saja. Betapa malu nya ia ikut belajar dikelas orang.
"Emmm, kalian duduk nya terserah dikursi kosong kalo bisa."
"Ya dikursi kosong lah pak, masa mau timpang tindih." Celetuk seseorang disana. "Berisik kamu Bumi."
"Iya pa maafin Bumi."
Rissa berbalik kebelakang mencari kursi yang kosong, tapi tunggu. Tampang-tampang muka disini sangat familiar dikepala nya. Oh tidak, apa dia tidak ingat, kalau dikelas XI Ips 7 adalah kelas kakak hits. Semua orang dikelas ini, berasal dari kalangan berada. Bahkan anak tunggal dari pemilik sekolah berada disini, dikelas ini. Bukan pertama kali sih dirinya berurusan dengan mereka, tapi rasa nya untuk berada dan ikut belajar dikelas ini bersama mereka, tidak pernah terpikirkan sama sekali.
"Rissa mau duduk dimana?" Tanya Wendy, Rissa mencari kursi kosong lagi lalu menunjuk salah satu kursi kosong dibaris ketiga. "Gue duduk disana lo?"
Wendy menunjuk kursi dibaris kedua, "Okey." Mereka berdua berjalan terpisah. Tatapan para penghuni kelas sama sekali tak terahlikan. Rissa sesekali tersenyum kepada siswi yang mengajak nya seyum.
KAMU SEDANG MEMBACA
1001 [COMPLETED] +Revisi+
Teen FictionMasa revisi. Gue nulis ini Untuk dia kakak senior gue. Sifat-nya benar-benar Gak bisa ditebak. Kadang dingin kadang juga bikin hangat. Tapi, dia selalu bikin kecewa entah itu tindakannya atau pikirannya. Semua yang di lakuin dia selalu salah di mata...