39. meninggal?

629 24 3
                                    


❤❤Happy Readingg.❤❤

12 jam diperjalanan membuat tubuh nya lelah. Varo melangkah mendekati orang suruhan dari Galih. Ia bergegas kedalam mobil. Mobil mereka langsung melesat ke apartemen. Empat jam dia membersihkan diri dan beristirahat di apartemen, ada Aster disana. Aster membantu memasakan makanan untuk Varo.

"Lo mau ikut ke Rumah sakit?" Tanya Varo. Aster bingung lalu akhirnya mengangguk.

"Lo tau jalan nya?"

"Nggak lah, gue baru pertama kali kesini."

"Lah, terus gimana kesana nya." kedua nya berpikir.

"Mending tanya Ibu aja." Aster memanggil Hanin dengan sebutan Ibu.

Aster menelepon Hanin.

10 menit Hanin menjelaskan. Mereka tak kunjung mengerti. Keputusan akhirnya adalah. Galih akan menjemput mereka berdua.

Galih sudah berada di apartemen. "Ayo!"

Mereka berdua mengikuti Galih dibelakang.

Perasaan Varo jadi tidak menentu sekarang. Ntah kenapa, Rasa khawatir menyelimuti Dirinya. Galih menjalankan mobil nya dengan standar kecepatan. Sampai mereka tibapun Rasa khawatir itu tidak hilang begitu saja. "Pih, Duluan aja! Varo sama Aster mau beli makanan dulu."

"Okey, nanti kalian tinggal belok kanan aja dari sini!"

"Okey pih."

Galih berjalan meninggalkan mereka. Varo dan Aster berbalik arah.

"Mau beli apasih?" Tanya Aster.

"pengen beli minum dulu." Aster tak menjawab lagi ucapan Varo. Setelah mengambil minuman air putih ntah merek apa, ia menuju kasir diikuti Aster. "Lo mau beli apa?" Aster menggeleng. Mereka beriringan kearah kasir. Tempat ini seperti Supermarket, tapi ini sedikit lebih kecil. Setelah membayar minuman itu, mereka keluar lalu duduk dikursi dekat pintu.

Varo minum lalu bergidig. Air minum nya tak enak, ada rasa pahit nya. "kenapa?"

"Nggak enak." Aster terkekeh. "Kenapa dibeli?"

"Ya, Gue haus gimana," dengus Varo kesal.

"Ayo?!" ajak Aster menarik kaos polos Varo.

Perasaan nya sudah tidak bisa tenang lagi sekarang.

Didepan ruangan Hanin sedang melamun dan ditemani oleh Galih.

"Pih, Key baik-baik ajakan?" tidak ada yang menjawab. Varo geram dan langsung masuk keruangan.

Ia menatap Key tak percaya, "Kak Varo udah dateng?" Ucap Key dengan susah payah. Key mencoba tersenyum, senyum yang membuat Varo ingin menangis. Ia mendekat lalu menggenggam jemari Key. "Lo baik-baik ajakan?" dengan sisa tenaga nya Key mengangguk. "Kak Varo udah baikan sama Kak Rissa?" Ia mengerutkan kening bingung. Kenapa tiba-tiba menanyakan Rissa, "Antara udah sama belum. Nggak tau juga."

"Jangan sakitin kak Rissa ya! Key mohon." Varo tersenyum lalu mengangguk.

"Kenapa nanya gitu?"

"Ntah, pengen aja."

Key menundukan kepalanya, "Key boleh minta sesuatu nggak?" lirih nya.

"Nggak boleh."

"satu permintaan aja, kak."

"Apa?"

"Key pengen kak Varo tetep bahagia tanpa Key. Kak Varo harus tetap tersenyum dan bahagiain Bunda sama Papih. Nggak boleh kecewain mereka!"

1001  [COMPLETED]  +Revisi+Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang