48.LEGA

313 13 0
                                    

🐣🐣HappyReading🐣🐣

Rissa berdiam diri didalam kamar mandi, untung saja kamar mandi disekolah ini bersih sebersih-bersih nya. Ia duduk meringkuk membenamkan kepala nya. Perasaan nya hancur, sakit. Tapi, itu membuat perasaannya sedikit lega.

Ada yang memeluk nya, siapa?
"Lo udah bohongin kita lagi Riss." Suara Dania.
Kedua sahabat nya memeluk erat. Air mata ketiga nya tumpah, seakan mereka juga merasakan apa yang dirasakan oleh Rissa.
"Apa sesusah itu Riss? Buat jujur sama kita?"
Ujar Dania melepas pelukan nya.
Rissa menatap kedua nya.
"Gue bingung sama pikiran gue sendiri. Maaf."
"Maaf aja teruss," Suara Dania sangat ketus, dan itu membuat Wendy yang berada disamping Rissa bingung harus bicara apa.
"Khmm," deheman Wendy membuat kedua nya memperhatikan Wendy.
"Aduh, Dania tadi nangis sekarang malah ketus. Aneh tau Dan." ujar Wendy dan membuat Rissa terkekeh.
"Wendy, kan gue udah ingetin sama lo. Cukup tutup mulut. Kan drama nya nggak jadi."
Rissa tertawa kecil, lalu menghapus air mata nya.
"Makasih," setidak nya mereka sudah berusaha menghibur Rissa.
"Kan ini guna nya sahabat."

"Ikhh, receh tau." Perkataan Wendy membuat Dania terkekeh, "Emang receh Wend nggak ada kertas."

Wendy mengerutkan kening, "Ish, kok nyambung ke kertas."

"aduh, Wendy bingung jadi pengen makan."
"Yo makan, gue traktir." Rissa merangkul Dania dan Wendy lalu mengajak nya keluar dari toilet. Sesuai yang diingin kan Wendy, mereka menuju ke kantin sekolah.

Didalam perjalanan menuju kantin, Rissa menceritakan garis besar cerita kepada Dania dan Wendy. Keduanya langsung paham begitu saja. Dan oot dari permasalahan ini. Dania tak ingin Rissa terus memikirkan masalah nya.

Rissa memesan makanan, lalu duduk dekat Dania. "Jadi nanti malem anter gue nge mall ya!" Risaa mengangguk lalu menyikut Wendy.
Wendy menoleh kearah Rissa, "Apa?"
"Ikut?"
"Okeyy, nanti boleh ajak kak Vero?"
"No,"

"Why?"
"Gue pengen main bertiga aja, Rissa yang bawa mobil ya. Nanti gue nginep dirumah lo." tutur Dania.
"Okey, gue udah nyiapin drakor seru nih."

"Wendy nya gimana?"
"Ya nanti, kita jemput lah."

"Nggak usah jemput. Tunggu Wendy mau kesana dulu," menunjuk meja paling pojok yang ditempati oleh teman-teman Vero termasuk Varo juga. Sedari tadi memang Rissa tau kalau Varo memperhatikan dari sana.
Wendy berjalan menghampiri Vero. bagaikan seorang teman, Wendy langsung duduk diantara Varo dan Vero. Wendy membisikan sesuatu pada Vero, Vero hanya mengangguk lalu mengacak rambut Wendy gemas. Dania dan Rissa sedikit curiga kepada Wendy dan Vero.
"Riss, jangan-jangan,"
"Wendy kita udah gede." Ujar Rissa sambil menyeka air mata terharu nya.

"Nanti malem, Wendy bakal dianterin sama kak Vero ke rumah Rissa." Ujar Wendy ketika baru saja duduk lagi diantara mereka.
"Okey, Lo sama kak Vero udah-"
"Udah apa?"
"Jadian apa ciuman?"
"WTF"
"Lo udah CIUMAN?" Wendy mengangguk saja.
"Udah jadian?" Wendy menggeleng.
"Gila ya, cowo jaman sekarang pengen enak nya aja."
"Lo belum pacaran sama kak Vero tapi udah ciuman." Dania menggerutu kesal.
"Emang kenapa sih Dan, orang Wendy yang cium kak Vero duluan." Jawaban dari Wendy si polos ini membuat Dania semakin kesal.
"LO CEWE DAN LO NYOSOR DULUAN?" suara keras dari Dania membuat beberapa orang memerhatikan mereka.
"Sans Dan," Rissa memgusap pundak Dania.

"Oh iya, ini dari kak Varo buat Rissa." menyodorkan Jus Stroberi yang terdapat tempelan kertas.
"Makasih, lo udah luapin semua nya. Udah tenang kan?" Rissa tersenyum. Semua ini adalah ide dari Varo. Bingung ya? Author juga bingung.
Inti nya, Varo meminta Rissa menyelesaikan masalah nya ketika Sely sedang bersama diri nya. Udah itu Aja.

Rissa menatap Varo yang tengah menatap nya juga. Lalu tersenyum hangat, sambil mengangkat jus nya. Sebenarnya Rissa juga sedikit kesal dengan Varo, Karena telah berbohong. Tapi setelah melihat jus stroberi, pikiran nya berubah.

"Ish, Rissa, Wendy?!" Emosi Dania semakin memuncak ketika kedua teman nya mengabaikan nya. Rissa terkekeh, "Yaiya gue dengerin. Jadi?"
"Wendy, Vero udah nembak lo belum?" Tanya Dania serius. Wendy ikut menanggapi Dania dengan serius.
"Belum kali, nggak tau udah. Ish Wendy nggak tau." Wendy berpikir sejenak.
"Yang bener," greget Rissa sambil memainkan sendok baso nya.
Wendy memutar bola mata nya malas, "Mau Wendy tanyain ke Kak Vero?"
Dania mengetuk-ngetuk dahi nya pusing, "Mending jangan, nanti lo malah ditembak sekarang." Wendy mengangkat bahu nya acuh, "Okeyy."
"Lo ngeselin Wendy. Semenjak lo sering jalan sama nak itu, sikap lo ngeselin sumpah."
"Rissa, emang Wendy berubah?"

"Enggak, lo nggak berubah." Wendy tersenyum menggoda, "Dania bohong."

"Kak Aksel, jangan mau sama Dania. Dania pembohong." Teriak Wendy yang mampu membuat Aksel terperanjat kaget, "Gue?"
Dania memukul kepala Wendy pelan tapi Sakit, "Hehehe enggak kak." Kata Dania malu.

Rissa menunduk lalu bersyukur kepada tuhan,bahwa ia didekati oleh orang² seperti Dania dan Wendy.

TBC

7 part sebelum ending...
Masih bingung ending nya mau gimana?
Kasih saran please?!

1001  [COMPLETED]  +Revisi+Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang