46. Cek up..

403 16 0
                                    

🐥🐥 HappyReading🐥🐥

"Lo mau ikut tanding?" Tawar Bintang sambil memberikan kaos tim nya. Varo menoleh kearah Rissa, Varo meminta persetujuan dari Rissa. Rissa hanya mengangguk lalu tersenyum. Setelah itu Varo bangkit dan menganti kaos nya dilapangan, tubuh atletis Varo terumbar bergitu saja.
"Ya allah, roti sobek pacar gue." Gumam Rissa tak sadar. Setelah memakai baju tim nya, seragam nya diberikan kepada Rissa.

"Fighting!" ucap Rissa sambil menatap Varo penuh harap. Varo mendekat lalu mengacak puncak rambut Rissa.

Varo langsung berlari bergabung dengan teman-teman nya dilapangan. Varo sudah terfokus pada pertandingan.

Rissa sendiri diam menunduk, kepala nya terasa berat sangat berat. Satu tetes darah menetes ke baju seragam Nya. Rissa menyenggol Wendy, untuk memberi tahu keadaan nya.

Wendy dan Dania menoleh secara bersamaan, "anter gue ke Kamar mandi!" Melihat darah mengalir dari hidung Rissa, Kedua nya panik. Tapi Rissa menyuruh mereka untuk tidak panik.

"Ayo!" Rissa bangkit berdiri, disusul dengan Dania dan Wendy. Mereka meninggalkan area lapangan. Dan sekarang berada di toilet ruangan tersebut. Dania langsung mengunci toilet itu.

Ia membersihkan darah itu dengan sapu tangan nya yang selalu ia bawa setiap hari.
"Kok, Rissa mimisan lagi?" tanya Wendy sambil membantu Rissa.
"Lo disana operasi kan?"

"Operasi juga, belum tentu gue bisa sembuh. Gue lupa kemarin hrus nya gue cek up tapi gue nya terlalu sibuk ngurusin buat ini."
"Kesehatan lo itu lebih penting!"

"Gue tau, tapi dia juga penting."
"Kalo lo kenapa-kenapa gimana?"

"Gue cuma mau buat kenang-kenangan aja bareng dia."
"Udah stop! Rissa lagi sakit Dania."

"Iya, gue minta maaf." memeluk Rissa dari samping.
"jadi sekarang lo mau cek up?" Rissa mengangguk, "Iya, nanti gue ajak ka Varo."

"Gue harap lo bisa sembuh Riss!"
"Wendy juga nggak mau kehilangan Rissa!"
Rissa berbalik menatap kedua nya, Rissa tersenyum tulus, "Gue juga nggak bakal ninggalin kalian." Wendy dan Dania langsung memeluk Rissa erat.

Rissa menatap kembali diri nya di cermin. Darah nya sudah hilang, tapi darah di baju belum hilang. Ia juga lupa tidak Membawa rompi seragam nya.

"Kalian bawa jaket?" Kedua nyaenggeleng cepat.
"Gue bawa rompi mau?" Rissa mengangguk.

"Wait, gue bakal ambil dulu ditas Aksel."
Dania keluar toilet. Dania melihat para pemain futsal tengah istirahat.
"Tas mana kak?" Tanya nya kepada Akshel yang tengah minum air mineral. Akshel melempar Tas itu kepada Dania.
"Rissa Kemana dan?" Tanya Varo kepada Dania.
"Ah itu, Rissa lagi dikantin. Beli minum."

"ohh." tanpa pamit lagi, Dania langsung berlari menghampiri Rissa dikamar mandi.
Dania masuk kedalam kamar mandi, namun tak ada siapa-siapa. Kemana Rissa?

"Lah nggak ada." ia merogoh handpone nya lalu menelepon Rissa. Tidak diangkat. Selanjutnya ia menelepon Wendy.

"Dimana?"
"Siapa?"

"Ya lo lah."
"Oh itu kita lagi dikantin."

"Ngapain?"
"Tadi kak Varo nelepon Rissa, eh dia bilang nya mau nyusul ke kantin."

"Ohh, terus baju nya?"
"Nggak papa kata nya." Setelah mendengar penuturan Wendy, Dania mengakhiri panggilan.

✴✴✴

Rissa berlari dengan Wendy kearah kantin. Ternyata pertandingan sudah selesai dan Varo akan mengajak Rissa untuk pulang.

Rissa berhenti sebentar, ia menutup mata nya merasakan rasa sakit disekujur tubuh nya. Wendy mengangkat telepon dari Dania, tak selang lam ia langsung mengakhiri panggilan itu.

"Kenapa Riss? Sakit ya?" Tanya Wendy sambil mengusap-usap punggung Wendy.
"Wendy papah ya!"
Rissa menggeleng, "Panggilin Varo aja Wend,  gue udah nggak kuat." ia jongkok dilantai. Wendy yang panik pun, langsung berlari mencari Varo.

"Haduhh, kak Varo dimana ini?" bingung nya.
Wendy tak menghiraukan sapaan dari teman-teman nya. Ia hanya ingin bertemu Varo sekarang. Ia belok kearah perpustakaan.  Tepat sekali ia melihat Varo dan teman-teman nya tengah berjalan kearah nya.

"Kak Varo?!" Teriak Wendy kencang,
"Kenapa Woy?" Ujar Farhand bingung.

"Wendy bukan manggil kak Farhand,"
"Ya iya, kenapa?"

"Rissa sakit di sana." mendengar kata Rissa dan Sakit membuat Varo cemas. 
"Cepet dimana?"
"Dideket tangga kantin," ujar nya sambil menunjuk. Tak buang waktu Varo langsung berlari meninggalkan mereka. Mereka yang disana pun berlari menyusul Varo.

Varo melihat Rissa tengah duduk meringkuk disana, "Riss," Panggil Varo.
Rissa mendongak keatas melihat Varo, "Sakit. Anter aku ke rumah sakit ya kak!" Varo mengangguk lalu membantu Rissa berdiri.
"kuat nggak?" tanya Varo khawatir. Rissa mengangguk, "Kuat."

Wendy, Vero, Dania, Bintang, Bulan dan yang lain nya. Membantu sebisa mereka. Sampai akhirnya Rissa sudah duduk dibelakang dengan Varo, sedangkan yang menyetir itu Vero ditemani Wendy disamping nya.

Rissa menyenderkan kepala nya dibahu Varo. Varo mengusap usap kepala Rissa lembut, "Kenapa?"
"Sakit semua." jujur nya pada Varo.
"Telat cek up?" Rissa hanya mengangguk.
"Gara-gara nyiapin ini?" Rissa menggeleng.

"Gue nya mager aja kalo mau periksa tuh, terus sekarang kecapean juga." tutur nya dengan suara kecil.
"Maaf!"

Rissa terkekeh, "Buat?"
"Udah bikin lo sakit."

"Bukan salah lo, gue kecapean gara-gara belajar tiap malam." satu kebohongan besar, Rissa sama sekali tidak belajar untuk itu.
"Bohong."

"Serius kak."
"Inti nya gue minta maaf."
"Udah lo tidur aja, nanti gue bangunin kalo udah sampe." Rissa memejamkan mata perlahan. Sebenarnya ia bukan tidur, lebih tepatnya ia sedang menikmati rasa sakit ditubuh nya.

Vero dan Wendy mereka meributkan segala hal, Varo sendiri pusing mendengarkan nya.

Tepat di Rumah sakit, Rissa masuk ruangan sendirian, yang lain menunggu diluar.
"Aku nggak papa kan dok?"
"Nggak papa, cuma telat Cek up."

"Nanti obat nya minum ya!"
"Iya, makasih dok!" Rissa sudah diberi beberapa obat dan sempat disuntik oleh cairan, apa itu, ntah.

Rissa menghampiri ketiga teman nya, "Lama ya?"
"Udah?" tanya Varo.

"Eh Rissa." ujar Vero.
"Ver, Lo bisa pulang naik angkot nggak?" Tanya Varo sambil menjauh dari Rissa dan Wendy.

"APA?" Teriak Vero kencang. Dan itu membuat Varo langsung mengampar nya keras.
"Biasa aja bangsat!"
"Ya iya, ongkos sini 100 ribu ye!"
"Gila, mahal banget. Angkot paling 5000. Sisa nya?"
"Buat makan lah Bege." Varo menghembuskan nafas kasar. Ia merogoh uang ratusan ribu. Lalu diberikan kepada Vero.

Vero tersenyum senang, lalu memberikan kiss jauh. Varo hanya bergidig ngeri.

TBC...

Jangan lupa baca cerita aku

couple somplak

Juga ya!!!!

Ig:dheaggtt_

1001  [COMPLETED]  +Revisi+Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang