❤HappyReading❤
"Jika hati ini sudah kembali jatuh, apakau siap untuk kembali bertanggung jawab?"
_KSB_
Rissa menunggu Varo didepan gerbang rumah nya. Ia akan berangkat bersama Varo ke sekolah. Dan ia juga akan melakukan ulangan susulan bersama-sama. Ntah lah kenapa ruangan nya disatukan. Atau mungkin hanya mereka saja yang tidak ikut. Tapi sepertinya tidak.
Mobil sport merah Varo terlihat. Rissa mengembangkan senyum nya kala Varo menurunkan kaca mobil nya."Ayo?!" Rissa mengangguk lantas duduk disamping Varo.
"Pagii.."
"Too.""Nanti langsung ke ruangan apa ke lapang dulu?"
"Nggak tau, belum ada info."
"Okeyy,""Kak lo tau, Kak Vero sama Wendy deket?" Tanya Rissa sambil menunjukkan beberapa photo kebersamaan Wendy dan Vero di instagram milik sahabat nya.
"Tau, orang Wendy sering ikut nongkrong bareng kite di rumah Vero."
Rissa terbelalak kaget, "Serius? Ngapain?""Ya lo kepo deh."
"Kak Varoo.." kesal Rissa sambil memukul lengan Varo. Varo mengaduh sakit."Coba lo tanya Wendy nya."
"Wendy kalo diajak ngomong serius ggak bakal serius.""Nah sih tau."
"apa Sih kak. Gaje." Rissa tak tau inti pembicaraan ini."Inti nya, Wendy itu lucu buat dibecandain." Mobil berhenti dilampu Merah. Varo menyandarkan kepala nya, "Kenapa?"
"Sedikit pusing.""Tunggu deh, lo tadi bilang Wendy lucu buat dibecandain?" dengan polos nya Varo mengangguk.
"Lo kira Wendy itu apa kak, sampe lucu buat dibecandain. Aku nggak suka ya.""Gue nya suka gimana?"
Rissa mengerucut kan bibir nya, "Kak Varo ikh.""Kenapa sih Riss, lo itu lucu kaya boneka Annabelle." celetukan Varo benar-benar tidak lucu sekarang.
"ANNABELLE kak? Lo tau boneka annabelle?"
"Tau lah.""lo udah tau, tapi dengan gampang nya lo samain gue sama Annabelle."
"Gue nggak maksud gitu."
"Udah syutt, lo jahat. Varo itu orang jahat sedunia. Dan gue benci sama lo." Raut wajah kesal Rissa terlihat jelas membuat Varo terkekeh sendiri.
"Nggak usah ketawa kak, aku nggak suka."
"Kamu nggak perlu suka kok."
"Stop aku, kamu!" Ingat Rissa sambil menempelkan jari telunjuk nya dibibir.
Varo menaikan alis nya bingung, "Emang kenapa?"
"Ya nggak pantes aja sih, geli gue denger nya."Disepanjang jalan pun, mereka meributkan segala hal. Dan itu adalah momen yang sangat diinginkan oleh Varo. Atau mungkin kedua nya.
"Langsung ke ruangan ajalah ya," Varo mengikuti Rissa saja. Baru saja mereka memasuki area sekolah. Mereka langsung mendapatkan tatapan iri atau apalah kepada Rissa. Rissa sebenarnya tidak mempermasalahkan itu. Tapi sepertinya Varo yang mempermasalahkan, Varo mengenggam tangan Rissa erat. Lalu berbisik pelan, "Nggak usah dianggap." Rissa mengangguk mengerti.
"Rissa?!" panggil seseorang dibelakang. Merasa terpanggil, Rissa menoleh. Ada Wendy bersama Vero yang tengah berjalan mendekati mereka.
"Yaelah, nggak bakal ilang ini." Sindir Vero melihat kedua tangan mereka saling menggenggam.
"Bilang aja iri,"
"no no no, buat apa iri sama lo. Gue bisa ngelakuin yang lebih sama cewe gue."
"Kak Vero sama Wendy udah pacaran?" pertanyaan Rissa membuat kedua nya menghela nafas."Gini ya Rissa yang cantik pacar Varo temen gue. Maksud dari Cewe gue itu bukan artian pacaran. Jelas?" Rissa menggeleng pelan tak paham.
"Udah lah ya, kalian mau anggap gue pacaran atau apa. Sama cewe disamping gue. TERSERAH."
"Rissa sekarang mau kemana?" tanya Wendy.
"Gue mau langsung ke ruangan.""Semangat ya! Wendy doain semoga lancar."
Rissa tersenyum, "Makasih."Wendy ikut tersenyum, "Sama-sama, nanti sore main ya sama Dania juga. kak Varo mau ikut juga boleh kok."
"Varo ikut. Gue juga ikut ya Wend." Vero berharap, "Iya, nanti Kak Vero juga ikut."Mereka berpisah ditangga pertama.
"Kak kalo nanti sore main, berarti triple Date dong,"
"Maksud?""Kan gue sama lo, Wendy sama Vero pasti Dania juga sama Akshel dong."
Varo berpikir, benar juga, dan Semua itu teman dari kedua nya.
"Nggak papa, gue yakin lo belum ketemu sama mereka kan?" tebakan Varo benar. Dirinya belum sama sekali bertemu dengan Dania dan Wendy.Ujian pertama dimulai, mereka diberi waktu lebih lama. Tapi Rissa sudah mengerjakan semua nya diwaktu 30 menit. Menurut Rissa soal itu terlalu susah, jadi dari pada pusing mikir jawaban yang belum tentu benar. Lebih baik ia gunakan insting nya saja.
Ia melihat Varo, seperti nya Varo juga sudah mengerjakan semua soal itu. Varo menoleh menatap Rissa. Bibir nya berkata, "Udah?" Rissa mengangguk.
"Bu, Varo udah selesai."
"Nggak mau diperiksa lagi? Waktunya masih lama."
Varo menggeleng, "Nggak bu, udah yakin kok."
"Udah yakin, nilai nya gede?"
"Enggak bu, udah yakin dijawab semua kok." Varo terkekeh. Lalu berlalu keluar, disusul oleh Rissa.
"Udah Annab?"
"Syut, jangan cari ribut." Rissa sedang tidak mood untuk adu mulut dengan Varo."Kak liat yang lagi futsal yu!" Ajak Rissa sangat bersemangat.
"Yu, tapi beli makan dulu." Rissa menggeleng tidak mau.
"Nggak laper," jawaban Rissa langsung dipelototi oleh Varo. Dan Rissa hanya bisa pasrah menuruti keinginan Varo.
"Baguss, nurut dong!" ucap Varo gemas."Itu kelas kak Varo main!" teriak Rissa sangat bersemangat.
"Rissa diem!"
"Iya-iya." Ia melihat sekeliling nya, ada Dania dan wendy dijajaran paling depan. Satu ide muncul. Ia berbisik pada Varo. Varo hanya manggut-manggut saja. Tidak tertarik memang dengan ide konyol Rissa, tapi itu bisa membuat Rissa bahagia jadi ia bisa apa.Rissa diam-diam sudah ada dibelakang Dania dan Wendy. Ia juga sudah memegang tanaman berbentuk seperti ulat berbulu. Tadi Varo mencari Nya. Wendy dan Dania nampak sangat menikmati pertandingan dari cowo nya. Varo menyusul Rissa dan berada disamping nya.
Rissa menghitung satu sampai tiga.
Satu...
Dua....
Tiga...
Rissa melempar tanaman itu dengan cepat.
Tepatt sekali, tanaman itu berada dipangkuan kedua nya."Wendd, ini APA?" Teriak Dania panikk.
"Aaaaa.." mereka berdua berteriak sangat kencang.Wendy langsung berlari dan bersembunyi dibelakang Vero. Secara tidak langsung, Wendy masuk arena pertandingan. Rissa dan Varo terkejut bukan main.
Vero menatap Wendy heran. Mereka menjadi pusat perhatian sekarang. Permainan dihentikan.Wendy menitikan air mata, "Kak Vero Wendy takut."
"Kenapa?" Vero ikut panik. Semua orang disana bingung menanggapi kejadian ini.
Vero melangkah kaki nya mendekati Dania yang sedang ditenangkan oleh Akshel. Sedangkan Wendy mengekori Vero dari belakang.Rissa menghampiri kedua nya, "Gue nggak maksud bikin kaya gini." Rissa menunduk dalam-dalam. Pertandingan nya kacau gara-gara ide konyol Rissa.
"Oh ini kelakuan lo Riss?" Kata Akshel menatap Rissa dengan tatapan sulit diartikan. Rissa mengangguk.
Varo menghembuskan nafas kasar, Ia segera menyembunyikan Rissa dibelakang tubuh nya. "Ide pacar lo itu nggak lucu." Bentak Akshel sambil menunjuk Rissa.
"Gue tau, itu nggak lucu.""Lo itu bisa nya bikin kacau tau nggak?" sekarang Vero yang memarahi Rissa.
"Ma-af.""Rissa kok jahat."
"Lo udah bikin gue jantungan Rissa?!""Gue-
TBC...
![](https://img.wattpad.com/cover/161055497-288-k804535.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
1001 [COMPLETED] +Revisi+
Teen FictionMasa revisi. Gue nulis ini Untuk dia kakak senior gue. Sifat-nya benar-benar Gak bisa ditebak. Kadang dingin kadang juga bikin hangat. Tapi, dia selalu bikin kecewa entah itu tindakannya atau pikirannya. Semua yang di lakuin dia selalu salah di mata...