❤❤Happy Reading❤❤
"Dan?!" Wendy ingin menangis sekarang, ia tak tau harus meminta bantuan siapa. Ia keluar dari Wc dan menemukan Akshel dan Vero yang tengah berjalan membawa tumpukan buku.
Tanpa buang waktu, Wendy menyusul Akshel dan Vero. "Kak?!" Panggil Wendy sedikit kencang. Vero dan Akshel membalikkan badan menatap Wendy. "Kenapa de?" Tanya Vero yang asing melihat Wendy. "Bantuin Wendy please!" Pinta nya sambil menyeka keringat. "yaiya kenapa?" Gemas Vero. Akshel diam. "Dania pingsan dikamar mandi."
Akshel membulatkan mata nya, tanpa pamit Akshel memberikan tumpukan buku itu ke tangan Vero.Akshel segera masuk ke kamar mandi cewe dan langsung menemukan Dania yang tergeletak didepan kaca. "Dan" Akshel menepuk pipi Dania pelan. Dania tetap dalam posisi nya, tak ada yang berubah. Tanpa pikir panjang, ia memboyong Dania menuju UKS.
Wendy dan Vero yang tak jauh dari mereka, terperangah kaget melihat itu. Tidak salah Kah Akshel? Cowo yang notebene nya anti dari cewe itu sekarang tengah memboyong seorang siswi.Mereka tengah duduk menanti Dania sadar. Di UKS ada Vero, Wendy dan Akshel. Yang lain nya sedang belajar dikelas. "Arghh.." Lenguh Dania, perlahan ia membuka kedua matanya. "Rissaaa.." Air mata nya tiba-tiba mengalir, membuat mereka yang berada disana panik. "Dann, ada apa?" Akshel duduk dekat dengan Dania, mengelus rambut Dania lembut. "Kak, Rissa." Dania memeluk Akshel dari samping. Akshel segera merengkuh tubuh Dania kedalam pelukan nya. Wendy dan Vero hanya bisa menyaksikan aksi sahabat nya.
"Rissa koma?!" Perkataan Dania membuat suasana lebih hening dari tadi.
"Clarissa Kirana?" Tanya Akshel hati-hati.
"kok bisa?"Wendy membanting pintu UKS cukup keras. Dania menoleh, ingin mengerjar Wendy tapi ditahan oleh Akshel. "Ver, tolong susulin Wendy."
"Gue?"
"Bukan, bayangan lo." geram Akshel.
Vero mendengus kesal lalu berlalu mengejar Wendy."Coba ceritain sama gue!" pinta Akshel, Dania mengusap air mata nya. "Tapi janji jangan bilang sama Kak Varo!" Mengangkat jari kelingkingnya. Akshel mengangguk lalu mengaitkan kelingking nya ke jari Dania. "Rissa mengidap Leukimia."
"Leukimia?" otak nya berpikir keras, Rissa dan Key mempunyai penyakit yang sama. Apakah Varo tau itu?Dania menggangguk, "Kemarin Rissa kritis dan sekarang Rissa koma. Gue takut kak, kalo Rissa nggak bisa bertahan." Dania menangis tersedu. Akshel rasa nya ingin ikut menangis. "Lo tau kalo Varo tau ini, gue nggak yakin dia bisa nerima takdir." Ujar nya, lalu mengusap pucuk kepala Dania. "Aku nggak mau kehilangan Rissa kak."
"Semua orang berharap kaya gitu. Tapi nggak tau kalo takdir sudah berkata."
"Aku mau kerumah sakit sekarang!" Akshel mengangguk. Lalu memapah Dania keluar UKS.Baru saja mereka keluar, semua mata tertuju kepada mereka. Ia membantu Dania menaiki anak tangga. Akshel meminta izin kepada Miss A, dan langsung diizin kan oleh Miss A tanpa bertanya lebih lama. Dania menghampiri Akshel dengan menenteng dua tas sekaligus.
Akshel menyuruh Dania menunggu dekat UKS sedangkan diri nya akan mengambil Tas terlebih dahulu. Ia kembali menghampiri Dania dengan menenteng 2 tas. Milik nya dan milik Vero.
"Kemana sih tuh anak," Gerutu nya menanti Vero dan Wendy yang belum balik juga.
"Lo bawa mobil?" Tanya Akshel kepada Dania. Yang ditanya pun menggeleng pelan. Membawa mobil, mengendarai pun tidak bisa. "Wendy bawa?" menggeleng lagi.
Akshel berpikir, "Yaudah lo sama gue. Wendy sama Vero." tutur nya.
"Sama gue?" Ujar Vero yang baru saja tiba. Vero ingin mengeluh, membujuk nya saja ia sudah pusing. Apalagi ini.
"Lo mau sama gue?" Tanya Vero sambil menatap Wendy.
"Nggak deh, nanti Wendy dimarahin lagi. Wendy takut."
"Ya itukan salah lo."
KAMU SEDANG MEMBACA
1001 [COMPLETED] +Revisi+
Teen FictionMasa revisi. Gue nulis ini Untuk dia kakak senior gue. Sifat-nya benar-benar Gak bisa ditebak. Kadang dingin kadang juga bikin hangat. Tapi, dia selalu bikin kecewa entah itu tindakannya atau pikirannya. Semua yang di lakuin dia selalu salah di mata...