🍂🍂🍂🍂
.
.
.
.
.
Happy Reading-Maaf, itu bukan kata tapi bukti.
Bukti dimana kalo kita nggak bakal ngulangin kata maaf itu lagi-Minta maaf kek, kalo udah buat salah tuh. Jangan kaya gini, diem terus. Kapan baik nya kalo gini. Baru aja 2 mingguan pacaran sama lo kak, kenapa rasa nya kaya gini banget. Nggak ada baik-baik nya, nggak ada romantis-romantis nya sama sekali, yang ada cuma pahit-pahit nya aja.
Gue ngebanting pensil ke lantai.
Pikiran gue penuh dengan Kak Varo sama Sely. Mungkin gara-gara efek dari tadi siang yang ngomongin terus pacar gue, eh bukan pacar nya SELY.Pernah nggak sih kalian berada diposisi kaya gue, yang pacar nya lebih deket sama temen sendiri, dari pada sama pacar nya. Pasti sakit kan. Seolah-olah gue itu cuma pelampiasan dia, gara-gara nggak bisa dapetin Sely.
"Pelampiasan!" pekik gue.
Gue langsung telepon Dania yang kebetulan belum jam tidur nya.
"Hallo," ucap gue setelah telepon nya diangkat.
"iya Riss,""Pelampiasan." Kata gue tanpa basa basi terlebih dahulu.
"Pelampiasan?" Dania kok belum konek juga."Kak Varo-"
"ahh, iya Riss. Lo dijadiin pelampiasan sama dia." gue menghembuskan nafas gusar."Setega itu kah?" parau gue.
"Riss, jangan nangis!" Dania nampak khawatir sama gue."Gue nggak nangis." Gue mencoba mengatur napas sebentar menetralkan suara.
"bener ya, mending tanyain dulu sama orang nya langsung. Jangan negatif thinking dulu!""Iya, makasih Dan."
Gue menutup telepon, lalu selonjoran diatas sofa dikamar.Drtt... Drtt... Drttt.
Gue melirik layar ponsel sebentar."Varo jahat😈" Nama kontak itu sengaja gue ganti hari ini.
Tepat saat dia nurunin gue dijalanan.Gue mencoba meredam amarah gue sebentar lalu mengangkat telepon dari nya.
"Iya?"
"Maafin gue Riss!""Bisa minta maaf toh." gue tertawa kecil.
"Riss,""Hmm"
"Lo marah.""menurut lo?" Sumpah ni orang ngga ada peka-peka nya. Jelas lah gue marah.
"Ya, gue minta maaf!"Gue senyum kecut "Udah malem, gue mau tidur kak."
Gue menutup telepon lalu memasukan handpone kedalam laci."Bodo amat kak! Lo pikir salah lo cuma itu aja." Gue langsung rebahin badan diatas kasur dan langsung narik selimut lalu mencoba tertidur.
****
Ntah apa yang buat gue bangun sepagi ini, ini masih pukul 4 pagi.
Gue bangkit lalu duduk dibalkon kamar. Ternyata udara pagi memang se- sejuk ini.Tapi kalo lama-lama ya dingin juga ya.
Gue ber-inisiatif membuat secangkir susu hangat didapur.
Setelah kembali kekamar, gue duduk dikursi yang tadi.
Gue baru inget sama ponsel. Gue lari dan langsung membuka laci tempat ponsel gue bermalem semalam.Gue kembali duduk lalu langsung membuka ponsel.
Ada beberapa notif dari kak Varo dan temen-temen kelas yang nanyain PR.
"Lah, kalian kira gue guru apa," ujar gue sambil membaca satu persatu pesan tersebut.Tinggal satu pesan lagi yang belum gue baca, pesan dari Varo jahat. Gue menghirup udara segar pagi ini. Mencoba menahan amarah yang siap meledak kapan saja.
7 panggilan tak terjawab dan 55 pesan dari kak Varo.
Sampe segitu nya kak."Riss,"
"belum tidur kan?"
"Bener udah tidur."
"Rissa maafin gue."
"ngga lagi-lagi deh, gue nurunin lo dijalan."
"Clarissa gue minta maaf,"
"Cla"
"Ris"
"Sa"
![](https://img.wattpad.com/cover/161055497-288-k804535.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
1001 [COMPLETED] +Revisi+
Novela JuvenilMasa revisi. Gue nulis ini Untuk dia kakak senior gue. Sifat-nya benar-benar Gak bisa ditebak. Kadang dingin kadang juga bikin hangat. Tapi, dia selalu bikin kecewa entah itu tindakannya atau pikirannya. Semua yang di lakuin dia selalu salah di mata...