36. ada apa?

566 25 2
                                    

❤❤Happy reading❤❤

"Rissa jahat tau. Buat Wendy nangis sampe mata Nya bengkak." Ujar Wendy mengadu kepada Rissa yang sudah sadar sedari tadi. Rissa terkekeh kecil, "Kan nggak ada yang nyuruh."

"Nggak disuruh juga kan sedih, lo mah gitu." Dania menatap sebal. "Gue pengen tidur bentar ya." Rissa mencoba memejamkan mata nya.

"Riss, Key kritis."
Rissa terlonjak kaget. Benarkah?
"Key Siapa?" Dania bingung.

"Jangan bercanda Wend!"
Wendy memutar bola mata nya malas, bercanda apanya? Ia juga dapat kabar dari Aster. Mana mungkin Aster berbohong bukan.

"Serius, ngapain Wendy boong."
"Dirawat disini."

"Disini?" Wendy mengangguk.

"Wen, anter beli makanan, Gue laper."
"Mau nitip apa Riss."

"Nggak, cepet aja."
"Okey."

Dania menarik lengan Wendy, mereka berjalan melewati ruang demi ruang sampai akhirnya tiba-tiba satu orang yang tengah berjalan dengan terburu-buru mendekati mereka. "Wend, Varo, Varo. Nunduk!" Wendy yang langsung peka pun pura-pura membenarkan sepatu nya. Begitupun Dania yang langsung pura-pura membenar kan rambutnya. Semakin mendekat dan semakin mendekat. Kedua nya sama deg-degan nya.
Semoga tidak lihat. Harap kedua nya.

"Lagi ngapain disini?" langkah Varo terhenti ketika melihat Wendy dan Dania yang bersikap mencurigakan.
"Hah? kita?" Dania mendongak tanpa dosa.
Wendy berdiri lalu nyengir. "Ya iyalah."
"Lagi jenguk sodara gue." Varo mengangguk.
"Lo sendiri ngapain disini kak?" Tanya Dania. 

"Kepo."
"Jikh, lo sendiri kepo." Dania mendengus kesal. Varo terkekeh, "Adik gue sakit."
"Sakit?"
"Adik?"
Kedua nya cukup tercengang mendengar kabar sakit dan adik. Varo punya adik? Mereka baru tahu sekarang.

"udah ya, gue buru-buru,"
Mereka mengangguk. "Titip salam buat Rissa."
"Udah putus masih salam-salaman." celetukan Wendy membuat Dania tertawa.

Varo berjalan lagi, mengabaikan kan ucapan Wendy.

Mereka juga melanjutkan kembali langkah nya.
Setelah memesan beberapa makanan, mereka kembali ke kamar Rissa.
Beberapa perawat dan dokter berlari melewati mereka. Bingung memang, tapi siapa yang sedang kritis. Tak beberapa lama, empat perawat berlari lagi.

"Perasaan gue nggak enak Wend," Dania cemas.
"Rissa, Dan. Rissa."
Kepanikan mereka menjadi ketika, melihat tante Siska diluar sendiri tengah menangis tersedu.

"Tan, Rissa?"
"Kembali kritis." Ujar tante Siska. Mata nya merah.  "Tante yang sabar, Rissa kuat."
Mereka duduk dikursi dengan harapan yang sama. Wendy dan Dania melupakan soal makanan nya. Tak terasa tetes demi tetes air mata mulai mengalir lagi. Hingga akhirnya kedua nya diantar pulang oleh supir pribadi keluarga Rissa. Sampai pagi disekolah pun, mereka belum mendapatkan kabar dari Rissa. Pulang sekolah nanti mereka berniat menjenguk Rissa. Semoga tidak terjadi apa-apa.

✴✴✴✴

Pukul 02 siang. Sekolah Dirgauna memang sudah menerapkan fullday school, jadi mereka pulang ke rumah jam 04 sore.

Drt.. Drt.. Drt.. Ponsel Dania berdering ketika jam pelajaran miss A. Ia segera pamit ke Wc ditemani Wendy. Tante Siska menghubungi nya.

"Hallo?"
"...."

"Rissa-" Tubuh Dania ambruk. Dania kehilangan kesadaran nya.

TBC 👉👇

Mau nanya nih.
Mau update lagi kapan?
Besok?
Atau minggu depan?

Kalo mau besokk.
Spam komentar aja nggak apa kok.

1001  [COMPLETED]  +Revisi+Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang