🐻HappyReading🐻
.
."Yang ini bagus nggak?" Tanya Sely sambil menyodorkan satu buku. Pria didepan nya mengamil buku itu dan membaca synopsis nya. "Bagus mungkin,"
"kok mungkin," Gerutu Sely sambil menatap pria didepan nya dengan kesal, "kan gue nggak tau isi nya kek gimana."
"Bukan isi, tulisan ikh"
"yaiya itu."
"Kamu mau makan dulu?" Tanya pria itu dengan suara lembut nya. Sely menggeleng, "Enggak, aku pengen langsung pulang aja." Mendengar jawaban Sely pria itu tersenyum hangat. "Yaudah Aku mau langsung latihan ya." Sely tersenyum lalu mengacak rambut pria itu gemas, "Semangat!"
Mereka berpisah diparkiran salah satu mall didaerah tempat tinggal nya. Sely sudah dipesankan taksi oleh pria itu. Sely pulang dengan perasaan bahagia nya. Bolehkah jujur kalau ia menyukai kedua laki-laki itu bersamaan.
****
"Bijum?!" Rissa berteriak dikamar nya. Bijum tak kunjung datang, "Bijum tolongin Rissa?!" Suara nya parau "Bijum?!" Ia mendongakan kepala nya supaya meredakan aliran darah itu.
"Iya non, Bijum keatas." Baru saja Bijum membuka pintu kamar, dia langsung berlari lagi kebawah untuk mengambil beberapa kain, setelah itu Bijum langsung berlari keatas lagi dan membantu Rissa.
"Aduh non, apa mau ke dokter aja?" Tanya nya. Rissa menggeleng, "Nggak usah bi, Cuma mimisan aja."
"Kalo nggak salah, harus nya kemarin non cek up." Mendengar itu Rissa menepuk jidat nya, "Astaga bi, Rissa lupa. Besok cek up sama Bunda."
"Bunda kan lagi ke rumah tuan besar." Tuan besar itu panggilan Bijum untuk kakek nya. Sebelum Bijum bekerja dirumah nya, Bijum bekerja ditempat kakek terlebih dahulu.
"Yaudah Rissa sendiri aja." Sambil membersihkan darah, Rissa terus mengajak Bijum berbicara, "Kalo papih?"
"Papih non udah 1 bulan nggak pulang." Kata Bijum dengan ragu, "Kenapa?"
"Abis ribut sama ibu."
"Kapan?" Bijum berpikir, "ya satu bulan yang lalu non." Rissa terkekeh, "oh iya-iya."
Bijum pergi keluar dengan membawa kain yang penuh dengan darah. Lalu kembali ke kamar dengan segelas air putih dan obat-obat nya.
"Nanti diminum ya non, obat nya!" Ujar Bijum lalu pergi meninggalkan Rissa sendiri. Dia termenung menatap foto keluarga nya yang terpajang indah didinding. "Rissa penen ngumpul lagi sama kalian."
Difoto itu terlihat mereka semua tersenyum kearah kamera, Aldan berdiri disamping diri nya. Siska dan Tio dibelakang mereka, sedangkan sikecil Fandra duduk dikursi sendiri. Terlihat sangat imut sekali. Rissa tersenyum, kalau tidak salah foto itu diambil sebelum Aldan pergi ke Malang sana.
"Halo Rissa?!" sapa seseorang tiba-tiba, Rissa
"Masuk bi!" yang masuk bukan Bijum tapi Sely.
"Lo lagi, mau ngapain?" Tanya Rissa tak senang melihat Sely datang kerumah nya.
Sely langsung membaringkan tubuh nya, "Gue mau nginep, udah satu bulan ini gue ditinggal."
Rissa mengerutkan dahi nya, "Lah kemana?"
"Kaya nya dia lagi deket sama cowo deh Riss, dan kaya nya juga sekarang dia lagi liburan sama cowo nya."
"Satu bulan gitu?" Sely mengangguk. "Lama banget, liburan kemana emang?"
"Ke.... Nggak tau juga."
"Hih." Rissa mengeleng-gelengkan kepala nya. Dia mengambil handphone nya lalu ikut berbaring disamping Sely. Dia membuka akun instagram nya, "Lo follow kak Bintang?" Tanya Sely ketika melihat ada post an terbaru dari Bintang. Rissa mengangguk, "Iya lah orang ganteng banget gini." Rissa mengstalk akun instagram Bintang. Hanya ada beberapa foto diri nya sendiri, selebihnya foto bersama teman-teman klub basket, futsal dan Bulan.
Sely mengklik foto dengan Bulan yang terlihat sangat couple ter wow. "Cantik banget kan kak Bulan nya."
"Waktu itu kan gue ikut belajar dikelas kak Bulan ya," mendengar itu Sely langsung duduk, "Serius?" Dia mengangguk.
"Terus?"
"Gue duduk sama kak Bulan dong." Dia berbicara dengan bangga nya.
"Wowww" Sely ikut tersenyum.
"Masa dia manggil kak Bintang pake Tatang. Kan gue terkejut." Rissa mengingat kejadian itu sambil terkekeh sendiri.
"Serasa mimpi gue bisa ikut belajar disana."
Sely semakin bersemangat mendengarkan Rissa, "Gimana-gimana kelas nya?"
"Kelas nya sih b aja, tapi itu loh isi nya."
"Gants sama cants semua dong." Rissa membayangkan lagi keadaan kelas itu sungguh kelas dengan surgawi nya dunia, "Yaiya lah, model sekolah disana. Dancer disana. Rata-rata anak cowo nya futsal sama basket semua." Rissa berpikir seperti itu juga. Sely membuka akun instagram nya dan menunjukan akun instagram kelas Xi ips 7 itu atau Quinddem.
"Liat dong, mereka liburan pas taun kemarin kemana?
"Kemana?" Rissa merebut ponsel Sely lalu menggulir foto-foto itu dengan teliti. "Jiwa misquen gue bergetar gile."
"Singapura gila, belum lagi baru-baru ini gue dapet info kalo mereka bakal liburan ke Bali."
Rissa mengeleng-gelengkan kepala nya hampir tak percaya, "Dan setau gue, kelas mereka kan kelas khusus."
Selu mengangguk, "Tepat sekali, mereka ngadain pelajaran tatakrama dong."
"Calon-calon pengusaha sama orang sukses tuh."
Rissa menyeringai tentang fakta nya, "Tapi kenapa anak-anak nya malah biasa-biasa aja."
"Malah kaya anak stupid."
"Kadang ya mereka juga kabur-kaburan, ikut tawuran. Dan tentu nya penganggu anak orang."
Sely terkekeh, "Ya mereka juga kan pelajar sini Riss."
"Eh, kok disini kaya ada yang kurang satu ya?" Rissa menghitung anak-anak kelas XI ips 7 ketika sedang berlibur ke singapura. Sely menarik nafas ingin menjawab pertanyaan Rissa, "Lo tau kak Letta?" Rissa mengingat-ingat nama itu memang tak asing. "Oh yang punya adik dikelas X Ipa?" Ucap nya berhasil mengingat Letta.
"Nah kak Letta itu, ntah karena apa dia itu bisa masuk kelas XI ips 7. Padahal keluarga nya aja maaf ya, kurang mampu."
"Jadi dia di beberapa event kelas pasti dia nggak ada. Soal nya terhalang ekonomi juga. Dan pernah ya waktu itu main kemana gue lupa. Biaya dia liburan disana ditanggung sama kak Bulan gitu. Pas adik nya sakit aja ya. Dia nggak bayar sama sekali, pertama karena rumah sakit itu punya kak Akshel. Tau kan?" Rissa dengan cepat mengangguk. Sely meminum air putih yang diberikan Bijum tadi. Lalu mengambil nafas lagi siap-siap melanjutkan kemabali omongan nya.
"kedua, karena biaya Rs nya ditanggung sama orang tua kak Quenby. Kalo nggak salah ya."
"Lagi-lagi nih ya," sungguh seseru ini menggibahkan kelas itu. "Kata nya itu kelas nggak bakal diadain lagi pas kita masuk ke kelas XI. Kaya berhenti gitu."
"Omong-omong juga ya, kadang mereka suka ngajuin libur gitu ke pihak sekolah dan tentu nya itu pasti diterima sama pihak sekolah. Event-event gitu juga kadang mereka yang ngajuin."
"Terus osis?"
"Osis juga kadang minta bantuan mereka Riss, nih bayangin aja sama lo. Mereka kadang nyumbang uang yang nggak kecil buat event-event gitu."
"Ya istilah nya, mereka itu dimanfaatin lah gitu." Rissa mendengarkan itu dengan takjub. Padahal ia berharap, bisa masuk kelas itu nanti. Tapi setelah mendengar itu, Rissa langsung merasa misquen kembali.
"Kekayaan mereka dong omongin gue kepo," Rissa sangat ingin tahu seberapa kaya mereka.
TgglRup: 230520
djie 💚
minal aidin wal faizin semua nya ❤❤
Maafin kalo jie punya salah sama pembaca disini.
Stay safe semua nya ❤
KAMU SEDANG MEMBACA
1001 [COMPLETED] +Revisi+
Teen FictionMasa revisi. Gue nulis ini Untuk dia kakak senior gue. Sifat-nya benar-benar Gak bisa ditebak. Kadang dingin kadang juga bikin hangat. Tapi, dia selalu bikin kecewa entah itu tindakannya atau pikirannya. Semua yang di lakuin dia selalu salah di mata...