🍂🍂🍂🍂
.
.
.
.
Happy Reading!!Rissa menata rambutnya rapih, dengan menenteng tas dipundak kirinya lalu berjalan keluar rumah. Menunggu Varo diteras sambil bersenandung kecil. Sungguh mood nya sedang baik sekarang.
Walau sebenarnya Rissa sedang memikirkan bagaimana akan memberitahu Dania dan Wendy tentang penyakit nya. Tapi yasudah lah biar waktu yang akan menjelaskan semua nya.
Setelah menunggu cukup lama, Varo akhirnya datang dengan balutan seragam yang masih terlihat rapih. Nanti ketika hari sudah mulai siang, Rissa yakin seragam nya sudah tidak beraturan bentuknya.
"Pagi." Sapa Varo disertai senyuman hangat.
"Juga." balas Rissa tersenyum.Rissa masuk kedalam mobil Varo.
"Tumben nggak bawa motor?"
"Dingin, nggak baik buat kesehatan."
Rissa yakin alasan sebenarnya jauh lebih romantis dari pada kalimat yang diucapkan nya.Satu perhatian kecil yang disadari jelas oleh Rissa.
"Jangan telat makan, jangan terlalu cape!" perintah Varo sebelum Rissa keluar dari mobil.
Senyum Rissa masih sama, manis dan tentunya membuat siapa saja ikut tersenyum."Rissaa!" Teriak Wendy dibelakang, "Kangen."
Wendy memeluk Rissa sangat erat, "gue nggak bisa nafas Wend" Rissa melepaskan pelukan nya.
"Rissa satu minggu kemana aja? kenapa ngilang nggak ada kabar? " mereka melanjutkan langkah nya lagi.
"Gua ada kok." enteng Rissa.Wendy mengerutkan kening tak mengerti, "Nanti dikelas."
Dikelas mereka mengobrol seperti biasa.
****
Baru saja selangkah Rissa keluar kelas, suara Dania langsung membuat nya menoleh. "Sini dulu deh Riss!"
Rissa bingung lalu mendekati Dania dan wendy. Kelas sudah benar-benar kosong, tinggal Mereka bertiga saja yang tersisa.
"Kenapa?""Gue tau lo nggak keluar negeri Rissa." Ucap Dania tepat ditelinga Rissa.
"Hah- maksud lo?"
Wendy menunduk, "Kita tau, Rissa pingsan minggu lalu."
Wendy ingin menangis, kenapa Rissa tega membohongi dirinya. Dianggap apa, sebenarnya Wendy oleh Rissa.
"Maafin gue," Rissa menangis, terduduk dilantai.Rissa mudah menangis akhir-akhir ini.
"Ya terus kenapa lo bohongi kita Riss, sebenernya lo anggap kita apa? Oke lah kalo misalkan kita temen lo yang baru saling kenal pas awal masuk sini, tapi kita ini udah kenal dan sahabat-an lama."
Dania memukul meja dengan keras, emosi nya tidak terkontrol.
Wendy ikut menangis dengan Rissa."Gue tau lo sering chek up ke rumah sakit,"
"Gue tau lo sering mimisan,"
"Dan gue tau kalo sebenarnya lo mengidap Leukimia."Dania sudah muak dengan kebohongan Rissa. Dania ingin menangis tapi tak bisa. Dania hanya ingin melampiaskan emosi nya.
Emosi nya selalu dia pendam sampai detik ini."Gue mau jujur sama kalian, tapi gue takut."
"Lo nggak berubah!"
Wendy hanya menangis diam, tak berniat sedikit pun berbicara.
"Gue takut kehilangan kalian." lirih Rissa hampir tak terdengar.
"Lalu apa artinya sahabat kalo hanya karena penyakit kita bakal ninggalin lo. kita nggak sejahat itu." Nada bicara nya semakin tinggi. Itulah Dania, jika sedang marah Dania tidak akan membiarkan lawan bicara nya diam.Rissa terisak lalu mendongak menatap Dania yang masih berdiri, "Gue minta maaf sekali lagi, gue nggak bisa ngomong ke kalian. Rasa khawatir, rasa ketakutan gue terlalu menguasai pikiran gue."
Dania menatap Rissa hangat, "Gue nggak bakal marah kalo lo jujur!"
Dania duduk dilantai berada diantara Wendy dan Rissa. Dania tersenyum, "Gue yang harus nya khawatir kalo gue kehilangan kalian."
Dania memeluk Wendy dan Rissa. "Jangan pernah ragu buat jujur sama kita, kita itu sahabat yang selalu ada disaat lo susah, dan kita yang selalu tertawa bersama jika salah satu dari kita sedang bahagia."
Semua ucapan Dania akan selalu diingat oleh Rissa. Rissa harus nya bersyukur bisa mengenal mereka.
"Wendy nggak akan pernah tinggalin Rissa." Ujar nya sambil menyeka air mata yang terus keluar. Rissa tersenyum, "Gue bakal jelasin semua nya sama kalian. Tapi nggak disini, kalian mau kan nginep dirumah gue?" Tawar Rissa.
Dania dan Wendy mengangguk antusias.
Setelah melewati air mata, suka, sedih dan senang, semua nya terbongkar sudah. Tidak ada lagi rahasia yang disembunyikan sekarang.
Mereka bisa tertawa tanpa beban lagi.
TBC ❤❤
Telat apdet ya, nggak apa kan?
Menuju konflik 😊😊
KAMU SEDANG MEMBACA
1001 [COMPLETED] +Revisi+
Teen FictionMasa revisi. Gue nulis ini Untuk dia kakak senior gue. Sifat-nya benar-benar Gak bisa ditebak. Kadang dingin kadang juga bikin hangat. Tapi, dia selalu bikin kecewa entah itu tindakannya atau pikirannya. Semua yang di lakuin dia selalu salah di mata...