Note: Maaf nunggu nya terlalu lama ya.. Dukung terus cerita ini ya guyss..
❤Happy reading ❤
"Rissa?" Gumam Key sedikit terkejut.
Rissa mengerjit bingung, lalu balas tersenyum kala Key mengulurkan tangan nya. "Keyrana.""Clarissa." Melepas jabatan tangan nya.
Key tersenyum kepada Wendy yang sudah duduk dipinggir Aster.
Mereka duduk."Oh iya Kak Rissa atau Rissa?" Tanya Key memulai percakapan. "Rissa aja."
"Okey, nama nya persis sama pacar kakak Key, Jadi tadi sedikit kaget." ujar nya membuat Rissa terkekeh tanpa menaruh curiga. "Nama nya Rissa banyak sih." mereka terkekeh kecuali Wendy.
"Emang ada yang lucu Riss?" Bisik Wendy kepada Rissa, dan hanya mendapatkan injakan gratis dari Rissa. Wendy mengerucut kan bibir nya."Key punya penyakit yang sama kaya lu Riss." perkataan Aster membuat Rissa dan Wendy terdiam. Benarkah?
"Iya, kalian nggak percaya?" kedua nya kompak mengangguk. "Kenapa nggak percaya? Nih ya kak, menurut Key kalo udah dikehendaki sama tuhan penyakit nya. Kita bisa apa. Mau nolak? Nggak bisa kan."
"Tapi Key kadang mikir, Tuhan itu lagi nyiksa Key."
"Kenapa?" Tanya Rissa.
Key menghela nafas nya. "Kalo emang umur Key nggak lama, kenapa nggak diambil sekarang aja." Key menundukkan kepala nya. "Key capek kak, key lelah. Key pengen istirahat."
Rissa tersenyum menggenggam jemari Key, "Lo tau, kalo semua omongan lo itu salah."
"Tuhan ngasih penyakit ini, karena dia sayang sama kita. Tuhan lagi ngetest kesabaran kita, seberapa kuat kita bisa bertahan."
"Key punya kakak, yang mungkin bakal kehilangan banget Key, kalo Key udah nggak ada."
"Tapi-""Nggak ada yang tau umur kita Key,"
"Key nggak pernah diharapin sama keluarga Key,"
Rissa terdiam, "Key itu bukan siapa-siapa dikeluarga sekarang."
"Key cuma anak pungut," Key tertawa hambar. "Key cuma ngerepotin keluarga, terutama kakak Key.""Jauhin pikiran yang kaya gitu."
"Tapi-"
"Mereka nggak mungkin ngambil lo, kalo mereka ngga sayang sama lo.""Lo lebih baik dari Gue."
"Gue berjuang sendiri, lo tau seberapa sakit hati gue."
"Key nggak tau kak.""Walaupun akhir dari semua nya belum ada yang tau, siapa yang bakal bertahan. Tapi seenggak nya lo pernah berjuang buat hidup." Rissa menepuk pundak Keyra pelan, lalu berdiri.
"Semangat ya! Gue harap kita bisa ketemu lagi dilain waktu."
"Mau kemana Riss?" Aster ikut berdiri.
"Mau cek up, titip Keyra ya. Bilang ke gue, kalo dia nggak mau periksa lagi." kekeh Rissa. "Hati-hati, gue seneng bisa ketemu sama lo lagi." memeluk Rissa erat lalu melepas nya.Wendy menundukkan kepala nya kepada Aster dan Keyra. Kedua nya segera meninggalkan tempat itu.
"kaya nya Rissa itu pacar nya kak Varo deh kak!"
"masa?" Aster berpikir, tapi sudah lah.
✴✴✴✴
"Rissa tadi kata nya pengen Cek up. Kok malah balik ke rumah sih." Wendy membanting pintu mobil cukup keras. Wendy kesal. Rissa hanya mendengus mendengar ocehan Wendy. "Emang lo mau nungguin gue cek up, yang lama nya tak terhitung."
"Ya mau lah."
"Sendiri? yakin?" Wendy berpikir sejenak lalu menggeleng. "Yaudah, kita tungguin Dania."
Wendy menatap Rissa jengkel. "Rissa?""Apa lagi?!" Menoleh ke belakang.
"Wendy laper."
"Kenapa baru bilang." menepuk kening nya sendiri, "Ayo makan!" menuntun Wendy ke ruang makan.Makanan disiapkan oleh Bijum, Wendy segera makan dengan lahap. Rissa hanya menggeleng kan kepala nya.
Drt.. Drt.. Drt..
Satu notifikasi masuk, Rissa langsung membuka nya.Alvargh
Riss, lo salah paham.Risaa hanya membaca nya, tak ada niat untuk membalas. Untuk apa dibalas, dia bukan siapa-siapa lagi bagi Rissa. Tapi tidak tau bagi Varo. Ia segera memotong buah apel lalu memakan nya.
"Rissaa, Wendyyy?!" Suara Dania melengking nyaring.
"Gue bawa info nih, dengerin ya!" Langsung duduk dipinggir Rissa.
"Gue dianterin sama kak Akshel,
"Aaaaaa, gue bahagiaaaaa" Dania heboh bukan main.Rissa tersenyum kecil, "Gue ikut bahagia."
Wendy mengerut kan kening, "Akshel siapa?"
"Astaga Wendy, ituloh temen nya Varo." Dania greget sendiri. "Ohhh," Wendy hanya mengangguk lalu melanjutkan kembali makan.
"Dania! kak Varo juga kakak kelas. Kenapa cuma kak Akshel aja yang diembel-embel kak nya." Protes Wendy sambil menjauhkan piring yang sudah tak berisi.
"Karena Kak Akshel se-spesial." Alay Itu lah yang dipikirkan oleh Rissa melihat tingkah Dania.
"Gue ke kamar ya, gue cape mau istirahat."
Pamit Rissa. Baru saja satu langkah, Ntah kenapa tiba-tiba semua nya terasa sakit, padahal tadi baik-baik saja.Dania dan Wendy sontak menoleh kepada Rissa. Wajah mereka panik bukan main. "Riss, wajah lo pucet banget."
Baru saja Rissa menginjakan kaki dianak tangga pertama. Tubuh nya terhuyung ke belakang, ini sangat sakit sekarang. Seperti ada ribuan jarum yang menusuk disetiap kulit nya.
Untung saja ada Dania dan Wendy yang sigap membantu Rissa, dan membopong nya hingga kedalam kamar.
"Ke rumah sakit aja yuk Riss." Ujar Dania.
Rissa hanya menggeleng kan kepala nya.
"Rissa, Harus nurut kata Dania. Mending ke rumah sakit aja."
Rissa diam, tak ada respons lagi dari Rissa. Mata nya terpejam. Dania memegang kening Rissa, dan terlonjak kaget. "Panas banget Wend,"
Wendy menguncang tubuh Rissa pelan.
Rissa tak kunjung bangun juga. "Bijum?!!" Teriak Dania heboh. Bahkan sangat heboh.
Bijum segera berlari ke atas.
"Kenapa non?""Rissa bi, Rissa?!!"
Wendy berusaha sebisa mungkin membangunkan Rissa.
"Neng Rissa kenapa?"
Bijum memegang kening Rissa ikut panik.⚫⚫⚫
Pukul 6 sore, sudah dua jam Rissa tak kunjung membuka mata nya.
Dania, Wendy tak kuasa menahan air mata nya. Begitupun dengan Bijum dan siska. Semua nya menangis. Dokter hanya mengatakan, liat 3 jam kedepan. Bila Rissa tak kunjung sadar kan diri. Maka Rissa harus menjalani transplantasi sel punca."Hiks, hiks, Wendy takut Dan."
"Gue jauh lebih takut."Mereka masih menunggu dan menunggu keajaiban tuhan.
Suara dering ponsel membuat Dania menjauhkan diri nya dari sana."Belum tidur?"
"Belum kak, Gue lagi di rumah sakit.""Siapa yang sakit?"
"Rissa.""Rissa siapa?"
"Mantan pacar temen kakak.""Serius? Gimana keadaannya?"
"Belum sadar.""Kok bisa?"
"Udah dulu ya kak,""Iya, jangan lupa buat makan dan berdoa ya Dan."
"Iya makasih."
"Eh kak, jangan kasih tau Kak Varo!""Iya."
⚫⚫⚫
Varo mematikan sambungan telepon nya'
"Var lo mau kemana?"
"Mau ke rumah sakit.""Ke rumah sakit?" Akhsel berpikir keras, apa kah Varo sudah tau?
"Siapa yang sakit." tanya Akhsel memastikan.
"Key kambuh.""Ohhh," ternyata Key pikir Akshel.
"Gue pergi ya, salam buat anak-anak yang lain"
"Yo, hati-hati. Semoga Key cepet sembuh."
"Aminn."Varo segera pergi melesat dengan motor hitam nya. "Semoga lo nggak kenapa-kenapa Key." Doa nya dalam hati.
TBC 👇👉
Buat yang Senin UAS
semangat ya!! ❤❤
KAMU SEDANG MEMBACA
1001 [COMPLETED] +Revisi+
Ficção AdolescenteMasa revisi. Gue nulis ini Untuk dia kakak senior gue. Sifat-nya benar-benar Gak bisa ditebak. Kadang dingin kadang juga bikin hangat. Tapi, dia selalu bikin kecewa entah itu tindakannya atau pikirannya. Semua yang di lakuin dia selalu salah di mata...