Author pov."Rissa bangun udah siang. Lo udah janji sama gue!" Teriak Refal melempar kepala Rissa dengan boneka. "Masih ngantuk," Jawab Rissa tak berniat membuka mata.
"Lo udah janji Rissa!" memukul paha Rissa kencang. "Sakit bego." Rissa terbangun langsung mengusap-usap paha nya yang merah.
"Bodo amat, cepetan gue tunggu lo dibawah. Sampai hitungan ke 5 lo nggak bangun, gue siram air kobokan." sadis Refal. Rissa mendengus kesal, menyesali perjanjian dengan Refal, untuk lari dipagi hari.
Dengan langkah gontai Rissa masuk ke dalam kamar mandi.
Refal sudah duduk di teras dengan segelas coklat hangat ditangan nya. Rumah kedua bagi nya adalah rumah Rissa. Selain perumahan nya yang tersusun rapih, disini juga anak-anak seusia nya berbaur. Jadi Refal sudah mengenal beberapa anak seusia nya disini.
"Rissa?!" Teriak Refal kesal, ini sudah sepuluh menit berlalu. Membuang waktu.
"Iya berisik." Rissa turun ke bawah dibalut dengan baju bewarna putih dengan logo Channel didada nya, training hitam yang dipadukan dengan sepatu kets bewarna putih dan rambut yang dikuncir kuda.
"Ayo!" ajak Rissa. Mereka berdua berlari kecil menyusuri kompleks.
"Fal, besok lo balik ya?" Tanya Rissa.
"Hmm""Yah, bakal kangen lagi dong sama lo." ada nada kekecewaan terdengar dari suara Rissa. "Gue pasti balik kok." Refal menepuk pundak Rissa. "Keluarga lo disana, dan lo lebih milih disini?"
"Yapz," enteng Refal.
"Kenapa?" Rissa bingung."Jodoh gue ada disini."
"Eh kampret gue nanya serius." Mendorong Refal keras, membuat sang empunya tersentak. "Gue serius Riss." Tatapan nya membuat Rissa yakin."Emang jodoh lo siapa?" dengan polos nya Rissa bertanya. Refal mengusap pucuk kepala Rissa, "ya gue juga belum tau."
"Belum tau tapi udah nyimpulin sendiri, bego!"
"Bego-bego gini juga banyak yang suka."
"Serah lo nyet." Rissa mendengus kesal, Refal selalu begini."Lah, Riss? lo nggak sekolah?" Gunam Farhand membuat Rissa dan Refal terlonjak kaget. "Eh kak," Rissa nyengir, Refal bingung.
"Enggak, males kak." Jawab Rissa, Farhand mangut-mangut. "Siapa?" menunjuk Refal dengan dagunya. Rissa melirik Refal, lalu menyenggol lengan panjang Refal. "Refal!" Mengulur kan tangan. "Farhand," menerima uluran tangan nya. "Sodara aku kak.""Yang difoto?"
"Hah?" Rissa melongo, kebingungan.
Ah iya, Rissa baru ingat bahwa ia telah meng-upload foto dirinya dan Refal di line.
"Hehehe iya, gimana?"
"Dia cemburu Riss, ngakak gue liat nya.""Serius?" Rissa menarik baju seragam Farhand untuk duduk dikursi dekat mereka.
Refal mengikuti.
"Serius Riss! Main futsal kek orang kesetanan. Kasian gue liat nya." Farhand terkekeh geli. Membuat Rissa ikut terkekeh.
Refal diam."Dia nyangka nya lo udah punya yang baru."
Rissa mengangguk, "Waktu gue liat dia kemarin. Dia lagi di cafe bareng Sely kak." lirih Rissa menghembuskan nafas gusar.
"Serius?"****
"Var, sebenarnya lo kenapa sih?" Gerutu Akshel menyusul Varo yang tengah berlari untuk merebut bola. "Udah kurang lebih satu jam lo main bola, stop! please istirahat dulu" Varo tak menghiraukan. Vero menarik kasar lengan Varo, dan ia hanya berontak. "Lepasin gue!"
"Lo kenapa?" Vero melepas cengkramanya. "Cemburu?" Timpal Bintang mendekati mereka. "Cemburu lo itu percuma, sekarang dia bukan siapa-siapa lo lagi. Inget!" perkataan Akshel menusuk pikirannya. Kata 'bukan siapa-siapa lagi' terus terngiang dikepala nya dengan cepat juga Varo menggeleng, "Gue belum putus sama dia." Tegas Varo. Ketiga teman nya mendesah pelan, percuma ngomong sama manusia satu ini, terlalu keras kepala.
KAMU SEDANG MEMBACA
1001 [COMPLETED] +Revisi+
Teen FictionMasa revisi. Gue nulis ini Untuk dia kakak senior gue. Sifat-nya benar-benar Gak bisa ditebak. Kadang dingin kadang juga bikin hangat. Tapi, dia selalu bikin kecewa entah itu tindakannya atau pikirannya. Semua yang di lakuin dia selalu salah di mata...