47. Lagi?

385 14 0
                                    

"Maaf telat Up."
🐣🐣HappyReading🐣🐣

Sesudah mengantarkan Rissa pulang, Varo langsung melesat pergi. Ia tak langsung pulang, melainkan ia akan bertemu dengan seseorang terlebih dahulu. Ia menjemput Sely dirumah nya.

Sely tengah menunggu diri nya didepan Rumah. Semenjak kejadian itu, Sely maupun Varo tidak pernah saling mendekat lagi. Baru kali ini lagi, Varo menghubungi Sely untuk sebuah kepentingan.

Varo tepat berhenti didepan Sely, mereka saling menatap sebentar lalu akhirnya Sely tersenyum kecil.
"Haii kak,"
Varo hanya mengangguk.

Sely langsung membuka pintu mobil, lalu duduk disamping Varo. Tak menunggu lama, Varo langsung melesat pergi.
Sely jenuh, Varo juga jenuh. Sama-sama jenuhh. Tak ada yang berbicara.

"Kak, Maafin aku ya!" lirih Sely membuka pembicaraan.
"Gue juga salah,"

"Tapi-"
"Lo bisa diem!" Bentakan Varo membuat Sely menunduk. Varo menghembuskan nafas lelah, pikiran nya sedang memikirkan alasan apa yang akan dikatakan pada Rissa.

Sely membuka akun instagram nya, lalu dengan iseng nya ia memfoto Varo dari samping. Varo tak sadar itu.

Perjalanan begitu cepat, mereka turun lalu bertemu dengan Aldan. Sely langsung berlari menghampiri Aldan lalu memeluk nya.
Varo sebenarnya tidak mau terlibat dalam permasalan ini, tapi bagaimana lagi.

"Gue nggak bisa lama Bang," ujar Varo.
Aldan mengangguk. Mereka duduk dimeja diluar kafe.

Sudah ada tiga minuman, dipesan oleh Aldan.
"Perkataan Rissa itu bener bang?"
"Tentang?"

"Ke Jerman."
Sely tiba-tiba menunduk, lalu Aldan memegangi jemari Sely.
"Iya."

Varo terperangah kaget, jadi semua yang dikatakan oleh Rissa benar. Sely sejahat itu kah.

"Gue nggak mau, Rissa merebut kebahagiaan gue lagi."
"Tapi lo udah keterlaluan Sely, lo tau Rissa itu adik pacar lo."

"Rissa itu bukan adik kak Aldan!" Sely mendongak menatap Varo Kesal, "Puas kak?"
"Maksud nya?"
"Aldan itu cuma anak angkat mereka."

"Tapi?"
"Rissa belum tau." Jawab Aldan tenang.

"Gue nggak mau ikut campur tentang keluarga gue lagi."
"Gue perlahan mau melepas diri dari tanggungan Keluarga gue."
"Gue cuma jadi beban, nggak pantas buat gue ada disana."

"Tapi?"
"Tentang, Papih sama Bunda mau cerai. Jujur gue baru tau sekarang dari Rissa."
"Gue tau Rissa bakal sembuh, gue titip Rissa ya. Lo cowo baik, bertanggung jawab. Mungkin gue udah nggak bisa kaya dulu lagi. Jangan kasih tau Rissa dulu, kalo gue bukan abang nya."
Varo diam mendengarkan.
"Dan alasan gue disini ngajak lo ketemuan, Gue yakin Rissa bakal bahagia sama lo!"
Varo memejamkan mata, mencoba memahami apa yang dikatakan oleh Aldan.

Varo menatap kedua nya, "Lo yakin, bakal ninggalin keluarga lo yang udah besarin lo sampe kaya gini. Berarti lo nggak tau balas budi." Hardik Varo sambil menatap muka Aldan murka.

"Lo tau nggak, Rissa sayang banget sama lo! Setiap hari dia mikir, Kenapa lo berubah kaya gini."

"lo bangsat bang, lo tinggalin keluarga lo dan lebih baik milih Sely yang jelas-jelas bukan siapa-siapa lo?!"
"Ini keputusan gue."

"Gue tau."
"Tapi Lo bakal nyesel suatu hari nanti?!"
Varo berlalu pergi meninggal kan kedua nya.
Wajah merah padam Varo jelas terlihat, ia menahan amarah nya sedari tadi. Sangat disayang kan jika Rissa tau kelakuan abang nya ini.

🍂🍂🍂🍂

Varo duduk dibalkon dengan secangkir teh hangat. Sambil memangku gitar, ia mulai bernyanyi akustik sendiri.

1001  [COMPLETED]  +Revisi+Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang