🍂🍂🍂🍂
.
.
.
.
.
Happy ReadingGue mendongak melihat kak Varo dengan gaya cool nya melambai kan tangan kearah gue.
Gue langsung lari membukakan pagar rumah."Kenapa cepet banget," Kesal gue.
"Kan kata lo sore,""Kan belum sore kak, baru jam 3 ini." ujar gue.
"Ya, ini udah sore menurut gue." Jawaban kak Varo membuat gue tambah kesal."Itu kan menurut lo kak."
"ya, udah sih. Cepet siap-siap!" tanpa menunggu lama, gue masuk ke kamar lalu berganti baju, menyambar tas dimeja. Tak lupa membawa ponsel.
Gue turun pamit ke Bijum lalu keluar lagi menemui sang pacar.
Sang pacar, asikk...."Bunda lo mana?" Tanya nya.
"Nggak ada, lagi dibutik." Jawab gue enteng."Lo nggak bawa motor kak?" bingung gue, karena nggak liat motornya parkir di halaman.
"Berat atuh bawa motor mah"
"yaelah, maksud gue lo nggak ngendarain motor ke sini?"
"Nggak, ada di Rumah."
Gue mengangguk nggak banyak nanya. Toh sebenarnya nggak masalah kok, mau pergi pake kendaraan umum juga. Jangan terlalu dibikin ribet.Mungkin kebanyakan cewek zaman sekarang itu, kalo apa-apa harus pake motor atau mobil. Karena gengsi lah, itu lah. Buat apa gengsi sih guys? lo itu pacarin orang nya bukan kendaraan nya! Mau pacar lo pake motor atau mobil pun nggak penting menurut gue. Karena sumber kebahagiaan itu terletak pada orang nya, bukan kendaraan nya.
Kenapa jadi bahas itu.
Kembali ke cerita, oke.Kita berjalan menyusuri trotoar jalan. Gue ngerasa aneh gitu ya pake kata kita.
"Kok tadi cepet banget sih kak?" Gue penasaran dari tadi.
"Apa nya?" Balik tanya dia.
"Ke rumah nya."Kak Varo ngangguk, "tadi abis dari rumah Farhan."
Gue ngangguk mengerti.
"Emang rumah nya dimana?" tanya gue lagi.
"Satu kompleks sama lo," gue kaget juga. Emang iya gitu? yang gue tau cuma anak kembar sama kevil dan si ndut."Rumah nya yang mana kak?" ke kepoan gue nambah.
"Yang itu." Kak Varo menunjuk sebuah rumah. Seperti hal nya rumah-rumah mewah di kompleks, rumah Farhan seperti istana dan memiliki halaman cukup luas dengan bunga-bunga yang tertata rapih."Tunggu sini, gue minjem motor dulu!"
"Nggak usah kak!"
Dia natap gue bingung.
"Kenapa?"
"Jalan aja lah kak, biar sehat."
"Oke.""Ayo!" Kak Varo mengenggam tangan gue.
Membuat gue tersenyum.
Jadi deg deg-an gini ya.Kak Varo menatap gue sebentar lalu mengalih kan kembali tatapan nya ke depan.
Setelah 10 menitan berjalan, sampai juga ditaman Kompleks.
Kak Varo minta gue buat cari tempat duduk terlebih dahulu, sedangkan dia sedang membeli makanan.
Gue duduk menghadap kearah air mancur.
Kak Varo datang dari belakang, sambil membawa sebuah kantong kresek putih. Lalu duduk dipinggir gue.
"Nih!" menyodorkan es krim Stroberi kesukaan gue.
Gue senyum menerima nya.Diantara kita nggak ada yang membuka suara, hanya ada suara gemercik air.
Gue melirik sebentar kak Varo, sial atau apa.
Kak Varo juga lagi liatin gue.
Gue malu ya Allah."Kenapa?" pertanyaannya kak Varo bikin gue salah tingkah.
"Nggak papa." Gue kembali memasukan sendok es krim yang kecil ke mulut gue."Riss,"
Gue noleh. "Kenapa kak?
"Nggak papa cuma nge-test aja." Gue termangu mendengar nya.
"ngeselin tau kak."
Gue mengerucut bibir.
"Becanda Rissa!" Kak Varo nyubit pipi gue.Gue kembali tersenyum.
"Nah gitu dong, pacar Varo harus banyak senyum." dia mengusap pucuk rambut gue.
Sontak gue langsung malingin muka yang udah merah kek kepiting rebus."Oh iya Riss?"
Gue mendongak menatap dia.
"Abang lo kuliah dimana?" kenapa jadi nanyain Kak Ando. Pikir gue.
"Universitas Brawijaya." jawab gue. Dia cuma ngangguk."Lo mau lanjut kuliah dimana, kak?" Tanya gue mencari bahan obrolan.
"Nggak tau, tapi kaya nya gabakal disini.""Emang KakVar pengen nya dimana?"
"Antara Prancis sama Amerika.""Jauh banget kak,"
"Itu impian gue Riss!""Gue selalu dukung apa yang lo impikan."
"Bagus, pacar yang baik." Kak Varo tersenyum."Kak, sebenar nya ada yang mau gue tanyain,"
TBC 😊😊
Mau nanyain apa hayo???
KAMU SEDANG MEMBACA
1001 [COMPLETED] +Revisi+
Teen FictionMasa revisi. Gue nulis ini Untuk dia kakak senior gue. Sifat-nya benar-benar Gak bisa ditebak. Kadang dingin kadang juga bikin hangat. Tapi, dia selalu bikin kecewa entah itu tindakannya atau pikirannya. Semua yang di lakuin dia selalu salah di mata...