PRO

1.2K 97 13
                                    


Perkenalkan!

Disiang hari, tepatnya hari sabtu malam minggu. Perempuan yang sedang duduk diam dibalkonnya menatap langit yang lumayan terik ini, dia berusaha berfikir akan melakukan apa hari ini.

Joging yang membakar keringat dan membuat warna kulitnya berubah, tidur tanpa ingat waktu, belajar untuk mendapatkan nilai lebih baik, atau pergi berenang.

Namun kali ini berbeda, perempuan mana yang dengan bangganya memiliki wajah datar hanya menatap tanpa senyum seolah olah dia sedang berfikir tanpa ekspresi.

Dia Salsha, Salshabilla Clarista Adrin. Selain tak berekspresi dia terkenal cuek, dan tidak peduli sekitar. Mungkin tujuan sekolah untuk semua kaum adalah belajar, organisasi, mempunyai banyak teman, dan ada juga maksud terselubung didalamnya.

Lain halnya dengan Salsha, dia mengaku hanya bernafas di sekolah. Belajarpun Salsha tak selera, ada Karel. Teman sekaligus sahabat masa kecilnya.

Rasa sakit hati dibohongi, dikhianati dan dipermainkan kembali menghantuinya. Dan semua itu sekilat terlintas, namun sayang. Salsha harus mengubur semua itu, karna pada dasarnya keduanya memang sudah sangat cocok.

Karel dan Salsha sama-sama memiliki status sebagai kapten nasket setiap basisnya, mau tidak mau, Salsha harus mau. Dia harus mau mengubur dan mengubah semua ekspresi sakitnya sebagai datar dan dingin.

Salsha memutuskan melakukan hal yang sangat bermanfaat baginya, joging ditengah teriknya matahari siang. Salsha percaya jika melakukan lari-lari kecil dibawah sinar matahari dijam siang, membuat badan menjadi sehat.

Dengan menggunakan pakaian pas pada tubuh, dengan celana kensual, meraih handuk kecil, memasang alat mengukur jarak ditangan kanannya, sekaligus membawa minum, memakai topi bercorak hitam. Salsha sudah siap untuk melakukan semua itu.

Dia menatap teliti setiap penampilannya, tersenyum sebentar dan kembali membuat wajahnya menjadi datar.

Dia siap melakukan aktifitasnya lagi, dengan membuka pintu kamarnya, Salsha berjalan santai dengan sesekali memasang hanset. Kemudian dia berjalan menuruni anak tangga tanpa suara.

"Mau kemana sayang?" Tanya bundanya yang bingung dengan penampilan putrinya, dia berjalan mendekat dan mengusap lembut puncak kepala pelan.

"Mau cari angin bun, Salsha pamit ya." Oktahel tersenyum manis, dia mengangguk bunda menyetujuinya.

"Hati-hati, liat jalan kalau mau nyebrang." Nasihat bunda yang Salsha jawab dengan anggukan kepala, dia sudah berjalan menjauh. Dia tidak suka lama-lama berpura-pura.

Bundanya terlalu pintar untuk menjadi pabrik figur, dan ayahnya sangat berbakat sebagai aktor. Sekalipun dia tidak mengenyam semua yang mereka pintari.

Pengusaha mana yang berbakat seperti aktor, dan desainer mana yang berbakat sebagai pabrik fikir. Apakah boleh Salsha menyamakan orangtuanya sebagai manusia munafik?

Mungkin kali ini boleh.

****

"Kesalahan lo adalah lo nembak gue tanpa rasa malu." Jawab Aldi berjalan menjauh dari cewek yang baru saja selesai menyatakan isi hatinya.

Bukan dari surat, namun secara tidak langsung dia meminta dipegang pegang oleh Aldi. Mendapat hal seperti itu, Aldi langsung mengatakan itu langsung.

"Kenapa si, lo nolak gue terus. Gue kurang apa dimata lo?" Tanya Agatha dan memberhetikam langkah Aldi singkat.

"Lo terlalu murahan buat gue." Setelah mengatakan itu, Agatha tidak bisa menghilangkan wajah marahnya. Harga dirinya telah dijatuhkan, bahkan diludahi. Dan ingat?

Agatha akan hidup untuk membuat Aldi mengemis cinta padanya.

Alvaro Aldinan Dirgantara, sering dipanggil Alvaro saat di Bandung. Dia akan dipindah sekolahkan ke Jakarta karna papa nya memiliki tugas yang memang harus dilakukan untuk beberapa bulan lamanya.

Untuk itu, Aldi dan mama nya akan menempati rumah yang dulu sempat ditinggalinya sejak Aldi masih kecil.

Dan dari situlah, sifat dingin Aldi terjadi. Dengan karakter yang cuek Aldi kembali ditambah dengan karakter yang dingin.

Awalnya Aldi memang tidak sedingin ini, karna begitu banyak cewek yang selalu tampil murahan, dia seolah-olah bersikap jika Aldi adalah batu.

Dia akan tampil cuek, dingin dan sangat tidak peduli dengan urusan orang lain. Sifat itu bermula sejak dia masuk SMP, dan sahabatnya juga memaklumi hal itu.

Tbc



Alur baru lagi?

Enggak kok, cuma dirubah aja.

Sampai jumpa di Part 1, maaf nunggu lama😁

Bukan Kesalahan [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang