Part 8

376 33 4
                                    


8. Kecelakaan.

Salsha mendongkakan kepalanya melihat sahabatnya. Betapa terkejutnya Salsha saat melihat Stefi dan Casie.

Mereka menangis.

Dan lebih mengejutkannya lagi, mereka menangis dan saling memeluk satu sama lain.

Tak lepas dari Salsha melihat itu. Salsha tersenyum tipis namun tulus. Dia sangat beruntung memiliki sahabat seperti mereka.

"Kalian kenapa?" Tanya Salsha dengan wajah yang polos.

"Hiks hiks kenapa elo hiks hiks nyembunyiin ini semua hiks dari kita." Jawab Stefi dengan sesekali mengelap genangan air yang turun, saat mendengar cerita Salsha. Stefi juga sudah melepas pelukannya dari Casie.

"Salsha." Ucap Casie dengan manja dan memeluk salsha.

"Maafin kita. Kita bahkan maksa elo untuk cerita, dan sebagainya. Bahkan kit--" Sambung Casie. Namun belum selesai Casie ngomong.

"Maafin gue. Gue yang harusnya minta maaf. Gue Cuma gak mau kalian ngerasa kasian sama masalah gue, apa yang gue rasain, dan apa yang gue alamin. Gue pikir kalo privasi itu gak harus dibagi bagi. Dan awalnya gue Cuma mendem apa yang gue alamin itu sendiri. Dan sebenernya gue itu gak mau cerita sama kalian, bahkan bunda ayah gue gak tau semua ini. Gue cerita ini ke kalian karna gue percaya sama kalian. Gue harap kalian gak ngomong ataupun nyeritain ini kesiapapun kalo kalian nganggep gue sahabat." Ucap Salsha dengan serius.

"Kita bakal diem dan gue juga mikir kalo kita harus saling terbuka satu sama lain." Ucap Stefi.

"Karna disini gue yang kalian diemin. Jones guenya ah. Gak elo gak Casie. Sama sama ada cerita. Lah gue? Gue mah apa?" Sambung Stefi dengan nada sedramatisir mungkin.

"Gak usah lebay lo." Ucap Casie dengan menonyor kepala Stefi.

"Jangan main tonyor kepala gue loh, mau gue tampol?" Ucap Stefi dengan garang.

"Uh tayang tepi, uluh uluh." Bicara Casie layaknya anak kecil, dan tak ketinggalan tanyannya menguwel uwel muka Stefi dengan gemas.

"MAU GUE TAMPOL BENERAN ,CAS!" Teriak Stefi. Pasalnya pipi Stefi sudah sangat memerah. Dia merasa sakit pada pipinya.

Dan benar Stefi akan menampol Casie sayangnya belum sempat Stefi melakukannya Casie sudah berlari keluar kamar dan berlari entah kemana.

Mereka tau kalo Stefi sampai berteriak seperti tadi pasti apa yang Stefi inginkan sesusah apapun pasti akan ia melakukan.

Stefi juga berlari menyusul Casie. Dia tak memperdulikan Salsha. Salsha di kamar Stefi cuma diam, tersenyum dan sedikit tertawa. Salsha bahkan baru sadar akan apa yang ia lakukan.

Bersahabat dengen mereka memang tak salah. Terbuka dengan mereka memang tidak menyesal.

Bahkan mereka menyikapi masalah Salsha dengan sangat dewasa. Namun sedetik kemudian lihatlah mereka. Mereka layaknya anak kecil yang saling kerjar kejaran satu sama lain.

Salsha telah turun dari kamar stefi. Salsha mencari Stefi dan Casie. Namun tak menemukannya.

Dimanakan mereka?

Salsha bertanya tanya dalam hati dan benaknya.

Sesaat kemudian.

Aaaaaaaaaaaaaaaa

Suara teriakan seseorang mengagetkan Salsha.

"Siapa si?" Gumam Salsha.

Ia menuju sumber suara tadi.

Bukan Kesalahan [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang