Epilog

426 27 4
                                    


Yang Salsha rasakan semenjak keterpindahan Iqbal dari sekolahn yaitu sangat ganjil, aneh dan entahlah. Salsha tak berusaha untuk memikirkan itu. Dan bukan haknya juga jika Salsha ingin mengetahui informasi lebih lanjut. Yang Salsha harus jaga adalah hubungannya dengan Aldi. Dan itu semua mutlak.

“Sayang.” Panggil Aldi yang sudah dari kapan telah didepan mata terlihat besar. Dia sangat terlihat tampan, dan Salsha sangat mengakui itu dari dahulu kala.

“Astaga Aldi.” Jawab Salsha mengerucutkan bibirnya. Menyebalkan sekali pacarnya ini.k

“Lagian kamu aku lihatin dari tadi keliatan lagi ngelamun aja. Ada apa hm? Kangen sama aku?”

“Kangen? Sama kamu? Jangan mimpi.”Eeiit!

Tunggu dulu itu bukan suara pacarnya, ini bukan suara Salsha. Jadi siapa yang berbicara tadi. Salsha hanya bisa memutar bola matanya malas. Lagi lagi Dilla. Mantan pacar Iqbal.

Dia menaburi kisah cintanya tanpa ingin bertanggung jawab. Iqbal melarikan diri ke Bandung membuat seorang Aldi sangat malas menghadapi sikap Dilla yang selalu ingin menyelakai Salshanya, Salsha miliknya.

“Dill, kenapa si elo itu sirik banget sama gue. Gue gak ada masalah sama elo. Tapi seakan akan gue itu musuh terbesar di dunia ini. Dimuka bumi ini.” Ucap Salsha yang sudah sangat geregetan dengan sikap Dilla.

“Gue emang gak ada masalah sama elo. Lebih tepatnya sama kalian, dan itu pada awalnya. Sekarang gue banyak masalah sama elo karna sikap jal*ng lo Sal. Sikap lo yang berhasil menumbuhkan sikap permusuhan ini.” Terbongkar sudah 3 bulan Dilla melakukan banyak hal yang sangat diluar nalarnya itu.

“Masalah elo bukan sama gue apalagi sama Salsha. Masalah lo sama Iqbal. Jadi gue tekankan lagi, jangan ganggu kebahagiaan kita.” Aldi sudah memegang pergelangan tangan Dilla yang hampir saja bertingkah, dan Aldi akan selalu melindungi Salsha, seperti apapun keadannya.

“Gue aja gak bahagia gimana gue bisa tidur tenang tanpa buat kalian menderita, sebaiknya elo jangan mimpi Al.”

“Dan elo juga harus tahu kalo gue Alvaro Aldinan Dirgantara gak akan pernah tinggal diam dengan tingkah busuk lo itu. Ingin ini gue akan selalu menjaga pujaan hati gue."  Salsha mematung mendengar Aldi mengutarakan perkataan seriusnya itu.

“Pasangan menarik. Dan entah kenapa gue jadi gak tertarik lagi sama alur percintaan kalian.” Setelah mengucapkan itu Dilla tak lagi ingin mengusik kebersamaan Aldi dan Salsha.

“Aku cinta sama kamu Al.”Ucap Salsha dengan tatapan tulus dan berusaha serius.

“Tapi aku enggak.” Seketika wajah Salsha kembali mendengus kesal.

















“Aku memujamu, manis.” Bisik Aldi tepat ditelinga Salsha, dan terciptalah desiran aneh pada tubuh keduanya.

Ada tarikan magnet dikedua tubuh sepasang kekasih ini, dan akhirnya keduanya saling memeluk dengan saling membuat satu sama lain merasakan kenyamanan.

Bukan Kesalahan [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang