31. Rencana yang sebenarnya.Saat di kafe ruang pertemuan runding rapat.
"Bas elo kenapa minta kita kesini?" Tanya Iqbal padanya.
"Oh iya. Nih gue mau bilang, kan besok Ulang tahunnya Aldy gue pengen kita buat
Rencana yang bakal bikin dia nangis darah. Kalo bisa dia itu bener bener merasa bersalah."
"Oo besok Aldy ultah. Kok gue jadi temen sampe se lupa ini ya." Iqbal sedikit menyesali kadar ingatannya pada hari sepesial milik sahabatnya itu.
"Gimana kalo kita buat masalah. Ya entah masalah apa yang jelas kita bikin dia kaya merasa kalo dia itu bener bener lupa sama hari sepesialnya itu." Casie dengan segera berfikir membuat semuanya terkekeh.
"Kalian bisa mikir ya. Gue kira cuma taunya pacaran sama roman roman doang." Cibir Ari membuat sepasang kekasih itu mendengus tak suka.
"Gimana kalo kita bikin Iqbal pura pura pacaran sama Salsha aja." Usul Caitlin membuat semuanya terkejut.
"Pura pura." Kini Salsha tak tinggal diam.
"Maksud lo gue pura pura pacaran sama anak tengil ini." Salsha menunjuk Iqbal memandang geli.
"Anjir mukanya Salsha keliatan jiji(k) banget ke iqbal. Hahah,,," Andra tertawa begitu lepas mwnghiraukan semua teman temannya yang memandang wajah Salsha dengan begitu serius.
"Bukannya itu kesempatan Iqbal buat gak jomblo ya Bal. Menurut gue si sikat aja." Karel melanjutkan makannya itu dengan sesekali menyimak apa yang tengah di perbincangkan.
"Apa itu gak keliatan udah di rencanain ya. Kalian harusnya bikin supries tuh yang gak mudah di kira. Kalo perlu kalian bikin yang bener bener real. Ada kejadian apa kalian masuk masukin tanpa harus nyusun rencana yang bakalan gak berguna bahkan gak terlalu berjalan gitu dengan rencana,"
Benar! Apa yang di katakan Amanda memang benar.
Sesuatu yang di lakukan dengan rencana memang baik namun tak semua sesuatu baik di lakukan untuk sesuatu hal yang berbeda.
"Kenapa kita gak bikin Salsha pura pura di tabrak. Dan pelaku penabrak itu kita sendiri." Bastian mulai menyusun ide gila itu.
Apah menabrak?
Penabrak?
Dan Di tabrak?
Ini yang di sebut rencana. Yang benar saja.
"Ya ada gue bakal mati beneran kalo elo nabrak gue kribo." Salsha meminum sedikit pesanannya.
Rencana Bastian benar benar gila.
"Kalo Salsha mati lo mau bertanggung jawab." Stefi memandang tak suka, jika dia gila ya sudah gila saja. Jangan segala mau bunuh kawan sendiri dong.
"Salsha mati gue bakal bikin lo mati." Seorang kakak tak akan terima jika adiknya, adik kandungnya akan di buat mainan tanpa pengaman sedikitpun.
"Perlu gue jedotin lo gak. Siapa tau tuh otak lo perlu di kasih plastisin biar bisa kebentuk sedikit lebih bulet." Iqbal berbicara sebagai sahabat, sebagai mananya ia juga tak menyetujui rencana Kawannya sendiri.
Walaupun ia bersahabat lebih lama dari persahabatannya dengan Salsha. Ia bahkan akan tetap menjaga dan tak ingin bertingkah konyol.
"Kenapa gak lo aja. Salaha cewe bego kalok lo salah nginjek aja Salsha bakal mati sia sia. Bukannya kita yang happy happy yang ada malah upacara kematian buat Salsha."
Benar!
Karel benar. Terdengar menyakitkan namun kenyataan. Salah sedikit saja dia akan membunuh juga terbunuh.
KAMU SEDANG MEMBACA
Bukan Kesalahan [END]
Teen FictionPerjuangan cowok dingin mendapatkan cewek manja. °Maret 2018