Part 37

315 22 0
                                    


37. Dinner diwaktu yang berbeda.

Ari melihat seberapa kacaunya adiknya yang sedang menghancurkan lemari tempat dimana baju Salsha di letakan.

Dia memandang heran, dimana Salsha yang sosoknya rapi dan tidak awut awutan. Melihat hampir semua pakaian Salsha di keluarkan dari lemari yang sangat besar itu. Banyak baju yang sudah di lantai tak karuan ada juga yang di ranjang tempat tidurnya.

Ari memutuskan untuk masuk pada kamar milik adiknya yang memang sekarang sedang sangat aneh, dengan kamar yang lebih dari berantakan.

"Sal. Lo mau ngapain si? Ini baju lo mau di gimanain?" Tanya Ari yang sudah mendekat pada Salsha.

Namun Salsha masih saja meberantakan baju bajunya.

"Sal lo mau kabur ya?" Ari curiga dengan gelagat Salsha yang tak kunjung menggubris pertanyaan darinya. Ia menggoyang goyangkan bahu Salsha lumayang kencang.

"Lo apaan si, ganggu gue aja." Berusaha menepis apa yang Ari lakukan. Ia melanjutkan aktifitasnya yang tertunda lagi. Memilih baju yang akan ia kenakan malam nanti.

"Lo mau ngapain sampe lo berantakin hampir semua baju satu lemari ini?" Tanya Ari mulai geram karna tak ada jawaban satu katapun dari Salsha.

"Lo bukannya bantuin gue nyari baju malah gangguin gue. Udah minggir lo dari hadapan gue." Salsha mulai kesal dengan apa yang di lakukan kembarannya. Ia mendorong Ari menuju ranjang miliknya supaya duduk diam dan menonton.

"Lo mau ngapain emang sampe sampe lo berantakin semua baju baju di lemari lo, lo gak liat kamar lo udah berantakan karna ulah lo." Ari berusaha membuat Salsha mengerti dengan kekacauan yang ia buat sendiri.

"Tapi gue ada acara entar malem jam 7, dan ini udah jam 6 gue belum siap siap. Belum mandi juga, bingung mau pake baju apa. Lo bantuin gue apa gimana kek, gak ada gunanya banget lo jadi kembaran." Ya seperti itu ocehan Salsha setelah mendorong Ari untuk duduk pada ranjangnya.

"Lo mau dinner sama aldi?"

"Iya, makanya gue mau pake baju yang mana gue bingung. Baju gue bagus semua, yang item ini bagus, yang putih apa lagi, yang merah ini elegan banget, biru warna kesukaan gue, ini warna pink juga lumayan, lah gue bingung mau pake yang mana." Ucap Salsha menunjukan baju baju yang ia bicarakan. Ari hanya bisa menutup telinganya mendengar sekian banyak gerutuan dari adiknya ini.

Kayanya gue salah deh masuk ke kamarnya nih anak. Batin Ari meruntuki nasibnya.

"Mantan lo cuma andra doang ya sal? Perasaan lo kaya baru pertama pacaran gak pernah jalan gitu."

"Dulu tuh gue pacarannya pas SMP kelas 1 jelas gue gak sepaham gimana jalan sama pacar. Gue kan jomblo fisabililah." Jawab Salsha menyombongkan diri.

"Gue peduli?"

"Bcd! Bukannya bantu malah gangguin gue pergi lo sono." Usir Salsha menunjuk pintu kamarnya sendiri.

"Tadi minta bantuan sekarang di usir, lo gak tau seberapa tahannya gue punya adek kaya elo sal."

*****

"KAREL BUKAIN PINTU, MAMA LAGI DI DAPUR."

"IYA."

Ia beranjak dari posisi santainya pergi membuka pintu. Dengan segala kegerutuan dengan tamu yang datang malam malam seperti ini.

"Awas aja kalo itu cuma orang jail. Pengen gue tonjok aja. Gak tau apa kalo gue lagi galau tapi berusaha untuk tak menggalaukan."

"Lagi asik asikan chatingan sama pacar jug---

"Ngapain?" Tanya Karel memasang wajah datarnya pada tamu yang datang.

Bukan Kesalahan [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang