Part 28

300 19 0
                                    

28. Takut Kehilangan.

"Eh eh lo yang bener dong. Gue sempit nih." Protes Stefi yang bisa di lihat sangat mengenaskan dipokok semak semak dan terhujut ke pohon.

"Eh eh. Gue ke gencet anjir." Teriak Casie memberitahu teman temannya itu sedikit memberi tempat untuk bernafas lega.

"Diem ih. Itu Salsha bakal masuk ke area taman." Andra mulai bersuara merasa jengah dengan teman anehnya itu.

"Gak gini juga kali. Bang(k)e lo semua." Kesabaran Caitlin mulai habis. Mereka bertiga mendorong para cowo itu untuk sedikit memberi nafas untuk mereka.

"Kenapa kalian dorong dorng." Gerutu Iqbal yang sangat raib dengan nasibnya.

Bagaimana Iqbal tertindih dengan beban antara Karel, Andra dan Bastian. Tubuh kerempengnya merasa tertindih bagai beton yang menimpa triplek.

"Eh eh gak sengaja Bal. Hehe sakit ye." Bastian membantu Iqbal bangun dari ke nasibannya yang sangat naas itu.

"Pantat gue."

"Rambut gue."

"Muka."

"Baj--

"Udah njir kagak usah lo bermonolog layaknya orang tak berduit." Potong Karel malas mendengar ke lebayan dari aktor yang memang sahabatnya itu.

"Dia kan kere. Kere money kere memey." Sambung Bastian ikut ribut.

"Udah udah ya. Gak usah kalian ributin. Jadi tinggal duduk diem dan dengerin tuh mereka malah tatap tatapan." Ucapan Andra membuat keadaan menjadi hening.

Taman.

"Sal gue mau jujur. Sama elo. Tapi jangan potong apa yang gue omongin" Ucap Aldi serius,,

"Gue emang suka, sayang dan cinta sama elo tapi gue bukan tipe orang yang romantis. Dan elo juga tau itu."

"Gue bukan Bastian yang banyak omong dan pinter ngegombal."

"Gue bukan Andra yang romantis sekaligus aneh."

"Gue bukan Ari kakak lo si sensi itu. Tapi gue bakal jujur."

"Kalo gue sayang sama elo." Ucap Aldi berkali kali dengan sorot mata lembut.

"Lo mau hubungan antara elo dan gue, aku dan kamu bakal gue dan elo ubah jadi...... kita?" Tanya Aldi dengan sikap malunya itu.

"Anjir adik gue ditembak." Ucap Ari tak gembira.

"Pesta buat ngebuly Iqbal nih." Ucap Bastian tak sabaran, kedua tangan Bastian sesekali ia gosok gosokan. Terlihat dari tatapannya jika ia memang sangat tak sabar menunggu kelanjutannya.

"Gue sama Karel ngikut bahagia dengan keberadaannya dan gue harap Iqbal dapet jodoh." Andra mengutarakan isi hatinya. Namun bisa dikatakan seperti ejekan si--

"Ngakak anjer. Haha.." Tawa Karel meledak tak terkendali.

"Hahah,mmprt:-

"Diem ih. Lo ngebuat rencana kita jadi berantakan dasar bisul." Bingkam Caitlin dengan gemasnya.

"Udah deh Bas, Rel. Kalian pergi ngelanjutin kejadian setelahnya." Usir Stefi dan Caitlin juga sudah membuka bekapanya dari mulut Karel itu.

"Ati ati lo. Kalo sampe adik gue mati. Nyawa kalian juga bakal nemenin." Ancam Ari memperingati.

Bastian dan Karel pergi mengendap endap dengan sesekali mereka berkeringat dingin. Ini pengalaman pertama baginya. Dan menurut siapa saja juga akan gila kalau sampai itu benar benar terjadi..

Bukan Kesalahan [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang