19. Papahan.Malam harinya, mereka berkumpul di kamar Ari. Mereka semua, ada Stefi, Casie, Salsha, Aldi, Iqbal, Bastian dan tentunya Ari. Ari telah bangun dari koma sesaatnya tadi siang, Salsha telah memenceritakan semua kepada teman temannya. Salsha memang menceritakan jika diculik oleh seseorang, dan seseorang itulah yang akan akan meminta maaf pada semuanya pasal permainan konyolnya itu. Mungkin esok ia akan dipertemukan, dan lihatlah sekarang. Tak ada raut keanehan, kemarahan dan kebohongan lagi diantara mereka. Walaupun Salsha juga masih menyimpan segala kerahasiaan tentang Andra, seseorang yang sempat singgah di hatinya sekaligus mantan pacar Salsha. Pernah sayang tapi tak pernah serindui ini.... rasa rindu yang terselimuti waktu dan perselisihan membuat semuanya terpendam.
"Eh btw handphone lo mana?" Tanya Stefi pada Salsha yang sedang tidur tiduran dilantai yang dilapisi karpet namun dengan bantal kecil memang posisi yang sangat santai nan nyaman seperti dipeluk Andra, eh enggak deng dia mantan gue, kenapa jadi andra mulu.
"O iya." Ucap Salsha memukul kepalanya lupa, tak ingat barang kesayangannya itu sangat membuat kita lupa namun sangat dibutuhkan, pergi darinya sesaat saja membuat kita kelimpungan.
"Dimana?" Tanya Casie ikut nimbrung percakapan Salsha dengan Stefi, namun tangannya tak bisa diam. Dia sadari tadi masih saja mengupas apel dan sesekali memasukan potongan apel tadi ke mulutnya. Bastian sesekali juga meminta disuapi, sungguh manja.
"Kayanya jatoh deh. Apa ketinggalan yah?" Ucap Slsha dengan sesekali berfikir dan menerawang bagaimana dengan nasib hp kesayangannya itu.
"Tledor lo." Cibir Iqbal, kyang masih sibuk bermain PS dengan Ari selaku kakaknya salsha.
Salsha tak ingin membahas cibiran itu. Salsha hanya memikirkan, jika hp kesayangannya itu ada pada Andra pasti akan lebih panjang urusannya.
Dan soal hp? Ada sesuatu yang Salsha sembunyikan tentang mereka pada hp miliknya. Salsha duduk tak lagi sesantai tadi.Tapi wajah gelisah yang Salsha tampak kan. Membuat semuanya merasa curiga. Yang awalnya duduk dengan tenang sekarang layaknya cacing kepanasan, duduk bersila namun dengan pantat yang selalu digerak gerakkan risau.
"Ada yang elo sembunyiin?" Tanya Aldi pada Salsha, namun Salsha tak menjawabnya dia masih memikirkan bagaimana bagaimana dan bagaimana. Membuat semuanya bingung bastian memecahkan keheningan,
"Lo selingkuh ya Sal." Tebak Bastian. Lebih tepatnya membentak.
"Anjir apaan si lo, bikin kaget aja." Ucap Salsha dengan keterkejutan yang masih melekat pada dirinya.
"Elo njir yang bikin kaget." Ucap balik Stefi pada Salsha.
"Lah?" Ucap Ari ikut nimbrung.
"Ini kenapa jadi aneh gini. Pada nyalahin Salsha? dia kenapa emang." Ucap Ari bingung sadari tadi dia hanya main PS bersama Iqbal, Aldi duduk dekat Salsha dan memandang penuh takjub dengan ciptaannya, Bastian dengan Casie you know lah, Stefi hanya menyimak berasa jomblo? Jelas.
"Tau lo Stef, nyalah nyalahin gue aja. Tau apa apa aja enggak main nylonong aja" Ucap Salsha kesal.
"Gue mau ngomong apa aja selalu salah dimata kalian, gak ada yang mau ngebela gue gitu? berasa ngenes gue ah." Ucap Stefi cemberut.
"Pengen dibela?" Tanya Ari dengan senyum. Cukup mempesona bagi Stefi tidak dengan Salsha.
"Jijik Ar, aelah." Respon Salsha.
"Eh gue ke kamar gue ya. Ngantuk nih." Ucap Aldi menyela keadaan yang sangat membosankan.
"Yuk gece gue udah kenyang dari tadi." Jawab Bastian dengan cengirannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Bukan Kesalahan [END]
Teen FictionPerjuangan cowok dingin mendapatkan cewek manja. °Maret 2018