29. Rencananya.
Dimana hati berlabuh. Disitu kita menetap. Jika ada yang menyakiti. Maafkan takdir yang menakdirkan.
"Gimana sama target lo,?"
"Puas?" Tanya bertubi dari Farhi pada sepupunya itu.
"Puas juga ngebunuh mereka yang emang salah sasaran." Fahri meremehkan hasil kerja dari seorang Farhan. Farhan Digtama.
"Brisik!" Jawab pria yang telah diketahuni identitasnya itu.
"Gue gak ikut andil, tapi lo aja yang gak bisa ngambil alih." Fahri mengambil alih pistol yang sedang sepupunya pegang itu.
"Lo butuh belajar banyak dari seorang Fahri Hermawan." Ucapnya sombong dan mulai menggerakan pistolnya untuk membidik sasaran.
"Gak usah sombong. Gue jauh lebih jago dari elo." Jawab Farhan malas. Dia merampas benda tadi dari tangan Fahri dengan sangat kasar.
"Dibagian mananya elo jago. Nyelakain cowok aja yang kena cewek, kan buta." Cibir Fahri tertawa puas. Baru kali ini Farhan melakukan kesalahan yang benar benar sangat fatal.
"Gue bakal buat seorang Aldi menyesal, dengan sangat sangat menyesal. Gue bakal bikin dia mati rasa, mati perasaan kalo bisa. Mati sejadi jadinya, bakal gue bikin dia merasa sangat bersalah walaupun semua kejadian dan apa yang mereka alamain itu karna gue. Karna gue,," Senyum smirk selalu terpancar diwajah Farhan. Kekehan terdengar sangat mengusik.
Fahri bahkan hanya bisa tertawa kencang.
"Jadi cewek yang lo bilang itu, jalang sewaan lo?" Fahri sekarang terlihat beralih dari tawa mengerikannya berubah menjadi senyum manisnya. Terlihat jika itu hanya tipuan belaka.
"Done. Bahkan gue bakal bunuh dia kalo sampe dia buka mulut. Satu peluru menancap dijantung pasti bakalan keliatan cantik. Apalagi tubuh dia sangat mulus dan juga seksi." Jelasnya dengan mengelus elus pistol kesayangannya itu yang selalu ia bawa kemana mana.
"Sarap lo!" Hardik Fahri pergi meninggalkan Farhan kesunyian di mension milik Farhan tanpa seorangpun.
*
"Ini yang lo mau. Ini?" Tanya Ari menatap dingin pada Bastian.
Awalnya memang semua dari kawannya itu tak ingin mengikuti rencana gila Bastian.
"Yang gue rencanain itu gak kejadian kan?, gue sama Karel tuh lagi di mobil buat nyusun rencana dan ngeliat keadaan dan tiba tiba aja Casie telfon gue, Ari. Ini diluar ekspetasi kita, lo kenapa si." Jawab Bastian tak terima.
Bahkan rencana yang mereka susunpun tak bener bener terjadi. Kenapa Ari malah menyalahinya tanpa ada kebenaran. Dasar gila!
"Udah udah Ar. Ini emang kecelakaan bukan karna rencana bodoh yang emang kita setujuin. Tapi lo paham kan, kita gak ngelakuin itu. Itu murni kecelakaan." Karel ikut membela. Jauh darinya memang benar semuanya tuh murni kecelakaan. Jika tidak tidak murni disini juga siapa yang melakukannya, semuanya bahkan tak melakukan apa apa.
Bicara soal kecelakaan, liat sekilas. Bagaimana kronologisnya.
Flasback kejadian sebenarnya,,
"SAL SAL, LIAT JALAN SAL ADA MOBIL." peringat Ari melihat mobil mengarah pada Salsha dengan kecepatan penuh. Ari telihat masih berlari dan terus memperingati Salsha.
Belum sempat Salsha menengok ke arah belakang, lebih tepatnya pada ari yang tengah memberitahu. Salsha telah tertabrak dan terhempas begitu jauh dari tempat dimana Salsha berdiri.
HUUUUSSSSSSS''---
Terdengar aneh namun sangat cepat.
Dengan jantung yang masih cepatnya berdetak manusia disekitar terlihat begitu syok dan kaget.
KAMU SEDANG MEMBACA
Bukan Kesalahan [END]
Teen FictionPerjuangan cowok dingin mendapatkan cewek manja. °Maret 2018