10. Caitlin.Gue gak boleh lemah. Gue udah ada temen sekaligus kakak gue. Batin Salsha.
Salsha tertegun.
Salsha menengok ke arah Stefi. Pasalnya stefi memegang punggungnya dan mengusapnya. Dari tatapannya dia ingin mengatakan kalo -kita ada disini-.
Dan gue bales dengan anggukan.
"Ke kelas yuk." Ajak Stefi selesai mereka makan.
Dan di angguki sama mereka semua.
Mereka masuk ke kelas mereka.
Bandara.
Pagi yang cerah untuk gadis yang sedang menunggu pacarnya. Dia sedang berada di keramaian pusat bandara. Dia telah sampai sekitar 15 menit yang lalu. Akan tetapi belum ada tanda tanda jika pacarnya akan datang.
Bukankah dia sudah aku beri kabar?
Kenapa dia tidak datang?
Gadis itu memilih untuk menunggunya beberapa menit lagi.
Ada dua kemungkinan jika dia belum datang.
Satu, keadaan jakarta emang lagi macet.
Dan
Kedua, memang dia gak akan datang.
Mungkin dia kecewa padaku.
Caitlin ingin menunggunya, siapa tau dia memang sedang di jalan.
Satu jam kemudian.......
Caitlin masih saja menunggu pujaan hatinya. Namun dengan perasaan yang tak bisa ia gambarkan. Pasalnya dia sudah menunggu cukup lama, dan yang ia merasa tubuhnya sangat letih. Namun Karel belum saja datang untuk menjemputnya.
Sebenarnya Karel memang tak telat menjemput Catlin.
Macet?
Tentu tidak.
Karel hanya ingin melihat Caitlin. Jika dia menunggu lama reaksinya akan seperti apa?
Dan saat beberapa jam Karel slalu memperhatikan Caitlin yang memang sudah cape menunggu.
Dengan berat hati. Karel menghampiri Caitlin yang memang sangat letih.
Dengan perasaan yang sangat malas dan marah, Caitlin berdiri dari duduknya dan ingin bergegas ke apartemen miliknya.
Belum sampai Caitlin pergi jauh, telah ada Karel di depannya. Dan entah apa yang merasuki tubuh Caitlin,Caitlin langsung berlari memeluk erat tubuh tegap Karel.
Rasa marah dan malas yang ia rasakan terasa hilang dan terhempas entah kemana. Hanya senyuman manis yang Caitlin berikan pada Karel. Dia merindukan sosok Karel, bahkan dia sudah sangat merindukan kekasihnya ini.
Dia terbang ke Indonesia hanya ingin menemuainya dan saat ia meminta izin pada orang tuanya, dan bahkan orangtuanya mengizinkannya pindah dan menetap disana. Sebuah kesempatan untuk Caitlin, dia sangat merindukan negaranya ini.
"Aku merindukanmu." Bisik Caitlin di telinga Karel.
Tubuh Karel menegang.
Karel hanya diam membisu tanpa mengeluarkan satu katapun. Dia masih membenci Caitlin, bahkan jika Karel melihat wajah Caitlin dia merasa muak akan apa yang ia katakan dan ia lakukan, hanya tersimpan kekecewaan, dan Karel lebih sering diam jika dengan Caitlin.
Merasa ucapannya tak di respon oleh Karel Catlin melepas pelukannya. Ia tatap Karel dengan teliti. Dari ujung kepala sampai ujung kaki. Dia terlihat sangat tampan walaupun dengan muka datarnya. Karel hanya menggunakan celana jins dengan pakaian putih polos dibalut jaket dengan merek yang belum tentu semua orang punya. Dia tak menggunakan topi atau apapun.
KAMU SEDANG MEMBACA
Bukan Kesalahan [END]
Teen FictionPerjuangan cowok dingin mendapatkan cewek manja. °Maret 2018