Extra Part Area Iqbal

466 23 4
                                    

Buat WARNING.

JANGAN MEMANGANGGAP JIKA INI ADA. INI HANYA KHAYALAN GUE, DAN MAAF MENGGUNAKAN KATA KASAR DAN TIDAK SENONOH DALAM PENULISANNYA.

Kalo gue bang**t, terus elo apa? Pahlawan tak berkudis?

Entah kenapa, saat gue pacaran sama Dilla rasanya ada yang aneh. Gue pacaran sama Dilla seakan akan mata gue cuma fokus sama dia.

Dan bagaimana perasaan ini bisa tumbuh gue juga gak ngerti.

Kalian inget gak pas gue ikut ngerjain Aldi diulang tahunnya dia? Kalo gak salah gue mulai iri dari situ.

Gue tahu Aldi sahabat gue, tapi kenapa dari jamannya gue, Aldi sama Bastian. Aldi keliatan yang paling bagus diantara kita bertiga.

Dan sampe rasa ingin menjatuhkan Aldi muncul gitu aja diotak gue, gue iri. Udah hampir seumur hidup gue sekolah sama Aldi, dia selalu unggul.

Dari mulai hal sepele semacem terkenal, banyak cewek yang suka sampe punya cewek sesempurna Salsha.

Walaupun gue gak banyak omong, dihati gue tuh banyak lontaran kata yang ingin gue ucapin, tapi rasa rasanya semua gak bisa gue lakuin.

Gue masih memendam itu semua, gue mau lihat Aldi bahagia sama Salsha, walaupun sebentar. Setidaknya gue memberi waktu untuk Aldi berjuang dapetin Salsha.

Karna gue tahu siapa Farhan, gue tahu dia. Dia rekan bisnis ayah gue, dan kekejaman dalam keluarga dia juga udah ayah gue ceritain.

So, gue memikirkan jika gue akan berusaha menikmati perasaan gue dengan Dilla, dan mulai mencintai Dilla.

Gue mau hapus perasaan gue sama Salsha, walaupun sejujurnya susah.

Tapi? Lagi lagi setan membisiki gue, gue dapet ide kalo gue akan memutuskan hubungan gue sama Dilla saat gue tahu kalo gue pantas dan bisa menggantikan Aldi dihati Salsha.

Gue akan melakukannya, dan gue akan melakukan itu saat Aldi udah dapetin Salsha dan buat Farhan gak suka sama dia. Gue banyak ide untuk melakukannya.

Dan hal itu akan terjadi entah kapan.

Setidaknya seperti itulah Iqbal saat menuliskan setiap satu minggu sekali dibuku agendanya. Dia selalu menuliskan suatu rahasia dibuku itu, buku berwarna merah maron yang dari dia masuk Taman Kanak Kanak sampai Sekolah Menengah Atas.

Entah apa yang dipikirkan remaja itu hingga sampai melakukan sebuah kekomukan yang tidak lazim, kenapa juga dikatakan tidak lazim.

Alasannya, Iqbal lebih terlihat bahagia dan biasa saja ketika dihadapan seseorang, dan tidak ada yang tahu sama sekali bagaimana kondisi dirinya.

Antara munafik, memiliki kepribadian ganda dan tidak ingin membebani siapapun menjadi satu kesatuan.

Dan sekarang dia sedang duduk dibalkonnya, malam minggu ini dia hanya diam dan menuliskan apa saja yang sedikit mengganjal dihatinya.

Yang pasti hanya Iqbal dan buku agendanya yang mengerti semuanya, ayah bundanya juga seperti asik sendiri. Mereka akan sangat perhatian jika dirumah, dan sekarang bunda sedang pergi bersama dengan ayahnya.

Bukan Kesalahan [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang