Part 36

348 23 0
                                    


36. Minta saku buat Dinner.

Ngebuat lo tahluk itu tugas gue. Tapi ngancurin kebahagiaan mereka yang jadi tujuan gue.

"Apaan si, lepas ih." Ucap cewe itu kesal yang sadari tadi ingin pergi namun selalu di cekal oleh pacar tengilnya itu.

"Itu tadi bukan siapa siapanya gue casie sayang. Gue aja gak kenal dia, masa lo gak percaya si sama pacar sendiri."

Cowo tadi benar benar pantang menyerah, sadari tadi dia tak ada henti hentinya meminta maaf dan menyeret Casie untuk tidak pulang dahulu.

"Gimana mau percaya kalo sifat lo aja udah gue tau luar dalemnya. Dari play boy sampe mata keranjang aja gue tau." Jawab Casie mulai malas dengan segala omongan yang tidak berarti lagi baginya.

"Itu dulu cas, sebelum gue sama elo. Tapi sekarang itu gue cuma milik elo. Jadi percaya ya sama gue." Bastian berusaha terus membujuk Casie pacarnya yang memang sedang marah padanya.

"Apa lo beneran main belakang sama gue?"

Pertanyaan mematikan dari Casie terlontarkan begitu saja, membuat lawan bicaranya menggeram tak suka.

"Ya alloh, gue beneran gak tau dia siapa. Tiba tiba aja dia meluk gue, lo liat kan kalo gue ngeberontak. Jadi tandanya tuh gue gak kenal sama dia. Walaupun pelukannya juga lumayan." Sudah sekian kalinya Bastian terus meyakinkan Casie. Casie benar benar susah untuk mengerti.

"LUMAYAN APA?" Tanya Casie garang, tatapannya seperti ingin membunuh Bastian saat itu juga.

"Lumayan sakit." Jawab Bastian jujur. Tak terasa memang bekas oelukannya menbuat badannya sedikit agak remuk.

"Sumpah dia kuat banget yang." Sambungnya dengan sesekali mengusap bekas pelukannya itu.

Mungkin jika pakaian sekolahnya di buka bisa saja terlihat membiru jika di terawang.

"Ya udah ayo pulang, mungkin elo butuh istirahat." Ucap Casie yakin pada ucapan pacarnya itu.

Terlihat juga dari tatapannya jika Bastian benar benar tidak berbohong, dan hatinya merasa jika itu benar.

Acara berpacaran dari pasangan Casie dan Bastian hancur berantakan dengan datangnya cewe yang tiba tiba memeluk Basian dengan sangat sangat kencang, dengan waktu yang lumayan di bilang lama.

Kekasih mana yang tahan melihat pacarnya di peluk mesra di depannya dan itu cukup lama. Dan cewe tadi cantiknya juga lumanyan. Kan sakit.

****

"Nanti malam jalan yuk."

"Mau ngapain jalan. Emang lo di rumah gak pernah jalan?" Tanya Salsha tak mengerti.

Untung cintanya pake over dosis. Batin kalem Aldi.

"Dinner apa kemana gitu. Jangan kudet kudet amat napa." Gerutu Aldi yang sedikit lebih kesal.

"Ayo." Dagu Salsha ia tempelkan pada pundak Aldi,tangannya masih memeluk pinggang Aldi dengan nyaman.

"Jam tujuh ya." Ucap Aldi fokus pada jalan di depannya

"Iya."

"Eh btw kita udah nyaman nyaman aja sama posisi gini masa." Sambung Salsha mempererat pelukannya. Hangat.

"Coba aja kalo gue bawa mobil pasti sampe sekarang lo belum pernah tuh peluk gue." Kenyataan yang membenarkan.

"Ya kalo lo mau bawa mobil si terserah. Posisi begini aja elo suka."

Salsha menghirup aroma tubuh Aldi yang memabukan, padahal sekarang dirinya dan Aldi sedang dalam perjalanan pulang yang jelas jelas sudah sangat berkeringat. Namun tidak dengan bau pada tubuh Aldi, serasa jika dia baru saja mandi. Parfumnya begitu memabukan.

Bukan Kesalahan [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang