Part 26

304 21 0
                                    


26. Acara Pelepasan.

"Udah cukup lo main mainnya. Fokus sekolah aja dan urusan Salsha dan Aldi biar mereka bahagia. Lo fokus pelepasan kelas XII aja." Sambung Fahri mengambil snack yang terletak di sebelah Farhan.

Mereka sedang berbincang di rumah Farhan. Terlihat jika mereka memang akrab namun hanya dapat di lihat saja. Tidak untuk di rasakan.

"Kok Aldi bisa jadi kapten basket?" Tanya Farhan mulai bersuara. Sadari tadi dia hanya diam, berfikir, dengan sesekali memainkan pisau di tangannya.

"Lo kemana aja emang. Posisi Karel aja bisa di gantiin sama dia." Jawab Fahri santai dengan sesekali mengunyah snack yang ia ambil tadi.

"Hah!" Ucap Farhan terkejut dengan apa yang sepupunya katakan itu. Matanya melotot seakan akan ingin lompat dari tempat persembunyiannya.

"Jangan gila deh, kalo emang Aldi jadi kapten basket. Kenapa Karel yang jadi ketua panitianya coba." Ucap Farhan masih dengan ketidak percayaannya itu,

Farhan beralih dari pisau kecilnya itu yang berukuran 15 cm berwarna mengkilat, kembali berganti memegang samurai kesayangannya yang sering ia mainkan dengan manusia manusia menyebalkan.

"Lo di skor kan 2 minggu. Jelas lo gak tau." Sepupunya ini sangat membosankan.

"Jadi jabatan Karel luntur gitu aja. Dia aja." Jawab Farhan masih tak percaya juga. Karel bahkan sangat pintar dalam urusan mendribel dan ini? Dia kalah dari Aldi si cowo baru itu. Mustahil.

"Mereka tanding memperebutkan jabatan. Jadi gitu," Jawab Fahri santai.

"Keliatannya mereka juga udah baikan, kenapa lo mau ngancurin kebahagiaan dia si. Baru aja masalah kelar, muncul lagi si biang masalah." Sambung Fahri tak suka dengan keberadaan Farhan di kehidupan Salsha, lebih tepatnya di kehidupan seseorang apalagi dia temannya.

Jika dia menyukai seseorang dia akan mendapatkannya seberapa sulit ia mengambil keinginannya. Jika dia harus mengambil alih tujuan dan keinginannyapun Farhan akan membunuh target dan orang yang ia sukai. Terdengar gila memang. Tapi itu pernah ia lakukan pada sahabat termasuk wanita yang ia puja dahulu.

"Bukan urusan elo. Jadi lo diam duduk manis aja di sana jadi penonton. Okey sepupuku."

"Tap--

"Jadi jangan ganggu jalan permainnannya." Setelahnya Farhan hanya pergi meninggalkan Fahri yang sedang duduk di sofa ruang keluarga dengan snack yang tak lupa ia tinggalkan.

Haruskan ia diam dan hanya menonton,?

Aula.

"Oke semuanya sudah berkumpul." Seru Karel pada teman temannya yang sedang mempersiapkan semua perlengkapan yang akan ia lakukan itu.

"Sudah."

"Kumpul bentar coba. Kita akan melakukan doa bersama untuk kelancaran kegiatan yang akan kita lakukan." Ucap Karel meminta semuanya berkumpul.

Seketika semuanya meninggalkan pekerjaan yang mereka kerjakan dan berjalan mendekar ke arah Karel.

"Baiklah. Untuk kita sebagai panitia kita harus melakukan semuanya dengan kerjasama. Untuk memulai apa yang kita kerjakan supaya dipermudah dan diberi kelancaran kita berdoa menurut kepercayaan masing masing, berdoa mulai. " suara Karel mendominasi keadaan. Seketika keadaan hening dengan arus tujuan tertentu.

"Selesai."

"Kegiatan ini bakal dimulai sekitar jam 08:00 dan kita masih punya waktu 1 jam buat ngerapiin dan latian untuk bagian yang pementasan dan pembawa acara. Jadi gunain waktu sebaik baiknya." Ucap Salsha ikut memberi komando pada teman temannya itu.

Bukan Kesalahan [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang