Part 24

319 23 0
                                    


24. Keguyur.

Kok, Farhan ngeliatin Salsha gitu banget si. Batin Aldi menyadari ada keganjilan dari tatapan Farhan pada Salsha.

Yang mengatur rapat dan bagaimana menjalankannya Salsha denga Karel. Karna merekalah yang di percaya oleh guru BP, menurut para guru Salsha dan Karel sangat pas dalam menjalankan segala kepengurusan dan keorganisasian.

Jadi kesepakatan para guru jatuh pada keduanya. Mereka juga mantan organisasi osis, dan mereka juga di percaya melakukan dan mengurus keseluruhan itu.

Jadi dari situlah Aldi menyadari akan ke anehan itu. Melihat Salsha layaknya tatapan memuja, membuat siapa saja tahu jika Farhan adalah tantangan terbesarnya.

Dan oh my! Muncul banyak sekali penghalang cinta Aldi dengan Salsha.

Aldi hanya menghela nafas beratnya, mengusap wajahnya dengan ksar.

Hati dan batinnya mengutarakan isinya. Meski hanya kata lelah. Namun Aldi memang benar benar lelah.

"Oke cukup sampai di sini kita bahasnya. Bisa di lanjut besok lagi, dan untuk setiap seksi mohon saling bekerja sama, terlebih lagi seksi perlengkapan dan kegiatan. Kalian harus sigap dalan hal pementasan dan setiap step bagian acarannya." Ucap Salsha memberi pengarahan di akhir katanya.

"Oke, gue si siap siap aja. Lo ngikut turun kan?" Tanya Gio pada Salsha. Sangat aneh jika yang mengatur tidak ikut turun dalam pelaksanakan bukan?,,

"Ikut lah, ya kali gue diem aja hahah." Jawab Salsha riang. Bahkan ini acara yang paling ditunggu tunggu oleh Salsha.

"Oke, kita bahas besok lagi. Kita akhiri dan terimakasih kalian sangat bisa berkerjasama dengan sangat baik. Besok kita akan bahas tentang teknisnya, dan ada beberapa yang bakal ngumumin per kelas." Tutup Karel dan semuanya segera bergegas pergi meninggalkan ruang rapat tadi.

Hari sudah sangat gelap, bagi anak seumuran mereka. Semuanya terlihat langsung bergegas pergi menuju parkiran dan berlalu meninggalkan sekolah untuk segera pulang.

Tak lain dan tak tertinggal dengan Salsha, Aldi, Karel dan Farhan. Mereka berjalan beriringan membuat Salsha merasa risih karnanya,

"Lo pulang bareng siapa sal?" tanya Farhan di suasana hening seperti iini.

"Eh-, gue pulang bareng. Bareng siapa ya." Jawab Salsha bingung, haruskah Salsha menjawab jujur, akan kepulangannya bersama Aldi.

Salsha memutar kerja otaknya dengan begitu keras, bagaimana ? bagaiamana? Bagaiamana?

"Gak bawa motor?" Tanya Farhan lagi, sepertia ingin mengajak Pulang bareng, namun basa basinya terlalu lama.

"Salsha bareng gue." Jawab Karel santai yang berjalan mensejajari langkah mereka.

Dia hanya melerai kebingungan Salsha, bahkan Aldi di buat marah karnanya. Aldi sempat melontarkan kata ketidak terimaannya itu.

Enak aja, gue yang izin sama Ari, kenapa balik sama elo. Batin Aldi tak terima, dan menatap Karel marah dan membuat Karel gencar meledeknya.

Belum sempat Aldi mengutarakan hal yang akan di keluarkannya Salsha telah mencegah dengan menarik tangan Aldi pada genggamannya. Membuat Aldi harus menengok pada Salsha.

Salsha membisikan sesuatu pada Aldi.

-biarin jadi urusan Karel dulu- Bisik Salsha.

Dan Aldi hanya nurut dan diam berusaha meredakan kemarahannya itu. Dia akan melihat apa yang akan di lakukan oleh seorang Karel.

"Lo masih berhubungan sama Salsha rupanya. Belum puas gue maki maki, belum cukup gue tonjok lo sampe koma, uh keren." Benarkah jika itu pujian. Bahkan terdengar seperti ejekan.

Bukan Kesalahan [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang