Part 13

377 29 8
                                    


13. Rebut? sadar?

"Anak bapak tidak apa apa. Cuma terjadi keretakan dibagian pergelangan kaki kanannya saja. Mungkin besok bisa diperbolehkan pulang." Ucap dokter.

"Tapi gak terjadi yang aneh aneh kan dok. Mungkin harus pake kursi roda apa gimana gitu?" Tanya bunda.

"Gak harus pake kursi roda kok. Kalo mungkin bapak dan ibu masih khawatir sama keadaannya boleh pake kursi roda. Tapi kalo pake tongkat juga gak bakal ngaruh. Cuma butuh istirahat aja. Jangan kebanyakan gerak untuk bagian kakinya aja." Jawab dokter.

"Oo iya dok. Makasih saya izin keluar dulu." Pamit ayah Salsha

Dan dibalas anggukan oleh dokter.

Ayah dan bunda Salsha melangkah keluar ruangan dokter yang memeriksa Salsha.

"Bund. Ayah pergi dulu ya. Nanti Ari disuruh kesini aja. Soalnya ayah ada kerjaan." Ucap ayah

"Gak papa kok yah. Salshanya juga gak papa. Hati hati kerjanya." Balas bunda. Dengan mencium punggung tangan ayah. Dan ayah mencium kening bunda.

Ayah melangkah keluar rumah sakit untuk bekerja mencari nafkah mencari uang, mencari duit, mencari penghasilan, mencari semua hal yang berkaitan dengan urusan uang untuk memenuhi kebutuhan keluarganya.

Ayah Salsha hanya tak mencari satu hal. Mencari bunda baru untuk Salsha. *plak Ada ada saja.

Ruang Rawat.

"Bun kaki Salsha gak kenapa kenapa kan?" Tanya Salsha yang masih terduduk diranjang rumah sakit.

"Enggak kok. Besok kamu boleh pulang. Mau pake kursi roda apa tongkat aja?" Tanya bunda pada Salsha.

"Lah kenapa segala pake kursi roda. Tongkat juga gak perlu lah. Bisa jalan sendiri juga." Jawab Salsha

Salsha berusaha jalan dengan kaki yang sakitnya baru satu langkah saja Salsha sudah meringis.

"Aduh....." Gumam Salsha

"Makannya kalo dikasih tau itu jangan ngeyel. Sakit kan. Udah keras kepala kok bisa manja gini ya. Heran bunda sama anak bunda yang satu ini." Ucap bunda

"Iih bunda kok gitu si." Cemberut Salsha

Kalo dibilang keras kepala itu memang Salsha.

Dan dengan lakukan yang sama Salsha berusaha jalan lagi. Dan saat digerakan. Hanya rasa sakit yang Salsha dapat.

Dengan gerakan cepat Salsha berjalan lagi dengan terus terusan.

Dan bunda hanya melihat Salsha dengan jengah dan malas.

"Udah lah. Kalo emang sakit mah sakit aja. Gak usah so kuat." Cibir bunda

"Lah ya udah lah. Coba pake tongkat dong bun." Ucap Salsha.

Bundapun menyerahkan tongkat.

"Nih." Sambung bunda.

"Susah juga jalan pake tongkat. Nyesel gue segala pake jatoh." Umpat Salsha.

"Udah lah emang kamunya aja yang susah dibangunin. Udah kesiangan jatoh lagi. Males si kamu jadi cewek." Cibir bunda lagi.

Mendengar cibiran bunda. Salsha terus saja berjalan walaupun cuma muter muter ruangan si.

Salsha muter muter ruangan juga lama dan menahan sakit yang dilihat bunda.

Membuat bunda melihat merasa sedikit iba kepada anaknya.

"Udah lah kamu tidur aja. Biar cepet sembuh. Kaya kamu betah aja dirumah sakit." Saran bunda.

"Sekarang aja pulangnya bund. Aku mau belajar jalan di taman belakang rumah aja." Usul Salsha.

Bukan Kesalahan [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang