Part 32

332 21 0
                                    


32. Pacar Iqbal.

Tatapan mata menatap nyalang dengan api yang begitu membara terlihat dari mata elang milik Farhan.

Ternyata Salsha tak terjadi apa apa. Dan pesuruhnya bahkan telah mati sia sia dengan ketledorannya sendiri.

Ia melihat Salsha tertawa bahagia juga dengan teman temannya tanpa ada luka sedikitpun.

"Gue kejebak alur permainan bocah kaya mereka?"

"Menjengkelkan!"

Ia pergi meninggalkan aura kesenangan juga kebahagiaan dari sisi yang lain.

**

"Gimana Al bisa tidur nyeyak, apa lo sampe ke bawa mimpi kalo Salsha beneran mati." Karel berbicara tanpa ada rasa bersalah sedikitpun.

Bahkan ini yang kedua kalinya,

"Aakhh. Ampun Sal." Teriak kesakitan Karel dan berusaha lari dari tarikan kejam dari sahabat semasa kecilnya itu.

"Ngomong lagi, ngomong. Lo udah dua kali ngomong kaya gitu. Udah siapa mati lo." Salsha bahkan menarik rambut milik Karel tanpa belas kasihan.

"Kan gue cuma becanda, lepas ih. Sakit nih rambut gue. Gue udah sisir sampe berdetik detik juga, gue ulang ulang mulu sampe rata." Dengan sesekali membenarkan rambut miliknya yang sudah diakui kadar ketampanannya.

"Ape lo!" Tantang Salsha dengan pandangan ingin menerkam jika saja Karel mendekat ke arahnya satu langkah pun.

"Cewek stres." Karel berderap pergi setelah mengumpat pada target umpatannya tepat di depan wajahnya.

"Cowok singting!"

Terlihat jika Aldi terkekeh dengan perdebatan antara Salsha dengan sahabatnya itu. Yang dulu berawal dengan perkenalan yang tak menyenangkan bahkan terlihat akan selalu akrab.

Sikap iseng yang melekat pada Karel membuat siapa saja ingin tertawa dengan segala tingkah aneh yang serba gila miliknya itu.

"Napa lo senyum senyum, baru dapet kemenyan." Salsha membuyarkan lamunan cowok yang hanya dekat dengannya.

"Lo kira gue kembarannya Bastian. Gue gak doyan, ya kali cemilan gue kaya begituan." Sergah Aldi dengan tatapan jiji(k) yang sangat lucu.

"Udah ayo ke kelas, udah mau bel." Ia langsung berderap pergi meninggalkan Aldi yang masih saja dengan senyum yang mengerikan itu.

"Udah ngajak malah di tinggal, dasar kurang belaian!"

"Gue denger!"

"Hahah,,, pulang bareng gue yuk Sal." Ajaknya padaku,

"Mau ngapain dulu nih. Kalo yang aneh aneh mending gue jalan kaki aja." Aldi mensejajarkan Langkah cepat Salsha dengan masih tertuju pada arah perbincangannya.

"Lah, yang aneh aneh gimana. Gue gak mau ngapa ngapain." Kini Aldi di buat linglung sendiri dengan Adanya jawaban yang ia lontarkan.

"Iya iya. Pulang bareng elu, asal jangan mampir lama lama." Salsha berjalan pada tempat duduknya dan di lanjut dengan duduk duduk manis.

"Ya gitu." Kekehan Aldi membuat tatapan Salsha teralihkan.

Tawa yang mengalihkan tanpa berharap mengalihkan.

*

"Es teh 2, baso 2." Pesan cowok itu pada pedagang yang sedang melihatnya dengan tataoan sopan.

" " Anggukan kepala menandakan jika dia patuh dan segera meracik apa yang orang tadi pinta.

Tak menunggu waktu lama pesanan datang tanpa menunggu lama.

Bukan Kesalahan [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang