23. Mungkin itu yang terbaik buat elo de'Dan benar saja. Saat mereka bertiga keluar dari ruang rapat. Bel istirahat berbunyi pertanda jika kantin telah menunggunya. Mereka bertiga berjalan dengan berdampingan.
Karel di sebelah kiri Salsha dan Aldi di sebelah kanannya. Mereka menuju kantin dengan senyum merekah milik mereka masing masing. Hubungan ketiganya benar benar membaik saat di ruang rapat tadi.
Dan Aldi sempat berfikir, jika Karel tak membahayakan. Hanya butuh berteman, itu saja.
Dan kesimpulan soal cinta itu buta dan tulipun melekat pada siapa saja, dan Karel juga korban akan perasaan cinta yang seperti itu.
Dan lihatlah sekarang tertinggal satu lagi saingan berat Aldi, yaitu Andra. Mungkin saat ini Aldi harus makan yang banyak supaya tetap kuat dan tangguh melawan kenyataan jika Salsha memang banyak yang menyukai.
Tidak tahu saja jika eskul futsal bahkan akan lebih banyak, hhhhh.
Mereka memilih meja yang kosong, namun tidak ada dari ketiganya yang berinisiatif untuk memesan makanan. Mungkin menunggu yang lain lebih tepatnya.
Mereka masing masing sibuk dengan handphonenya. Sembari menunggu mereka juga sempat bersenda gurau sedikit.
"Wuihhh gue tunggu tunggu di kelas malah udah mejeng aja elo berdu tiga?" kaget Bastian, matanya melotot seakan akan ingin keluar dari tempatnya.
Saat melihat Karel.
Karel? Apakah sesuatu terjadi lagi?
Lagi lagi keanehan terlihat.
Bastian menatap Iqbal dengan tatapan sulit di artikan.
Aldi sempat tersenyum dengan tawa ringannya.
Sejak kapan Aldi bisa terwa?
"Santai Bas, kita udah baikan. Mereka aja udah sahabatan, kok. Kalian juga dong." Ucap Salsha sembari menunjuk mereka dengan dagunya.
Bahkan itu kabar paling mengejutkan, di jam makan siang yang pertama ini.
"APAH!" Ucap mereka serempak, namun tidak dengan Andra. Andra hanya manusia baru, Andra menatap semuanya bingung.
"Udah si gak usah kaget gitu. Stef, Bal, biasa kalian bagian pesen." Ucap Salsha melerai dan memerintah, seperti Bos besar.
"Kalo orangnya banyak gini bantu bawa napa." Gerutu Stefi pada mereka, sangat membosankan.
"Bastian sama casie yang bakalan bantu. Udah sana pergi." Kekeh Aldi dengan kejahilan yang masih sama.
"Anjir lo." Umpat Bastian tak terima. Menjengkelkan!
Setelahnya mereka berempat pergi berlalu dan meninggalkan segerombolan mereka tertawa lepas. Di sinilah jiwa kebersamaan mereka selalu di mulai.
Dan di sela itu mereka sempatkan untuk bercerita dan saling berkenalan antara Karel dan Andra. Sosok yang terlihat baru itu. Banyak clotehan saling mengejek seperti hari hari biasa.
"Kenapa bukan lo aja si Sal. Lo cewek kan? Males banget." Ucap Ari memberi ceramahan seperti biasa tak ada habis habisnya.
Dan yaps. Hanya Salsha yang memang cewek di meja ini. Bahkan semuanya harus melihat sekelilingnya dan baru menyadari itu. Memang!
"Ogahh banget." Jawab singkat namun penuh kemalasan. Dia cukup malas soal seperti itu, mengantri dengan berdesak desakan dan uhh pasti melelahkan. Haha
"Elo mah emang gak pernah mesen makannan Sal. Maunya di pesenin mulu, dari dulu juga." Sambung Karel di sela sela senggang perdebatan kakak beradik yang tak akan habis jika tidak di lerai.
KAMU SEDANG MEMBACA
Bukan Kesalahan [END]
Teen FictionPerjuangan cowok dingin mendapatkan cewek manja. °Maret 2018