Part 21

339 28 0
                                    


21. Selamat datang rasa nyaman.

"Gue boleh gabung di meja ini?" Tanya Andra pada teman nya.

Lebih tepatnya ada Aldi, Salsha Ari, Stefi dan lainnya.

Aldi hanya melirik Andra yang sedang megang semangkok baso yang asapnya masih menari nari di atasnya. Minuman yang ia tenteng juga terlihat air putih biasa. Selanjutnya Aldi melanjutkan makannya enggan untuk menjawab dan merespon.

"Boleh kok, gabung aja." Jawab Ari. Sekarang Ari tak duduk sendiri, dia ditemani Andra.

Mungkin dia sempat duduk sendiri namun sekarang tak ada lagi yang akan menertawainya saat kerja kelompok dengan teman satu mejanya. Dan Ari telah melupakan kejadian kemarin kemarin. Dia cukup senang dengan datangnya Andra berkat dia Ari tak lagi sendiri. *berasa terlalu lebay.

Namun tidak dengan Salsha, Aldi, dan Stefi. Entah akan bagaimana jika Andra berada ditengah tengah mereka pertemanan dan hubungannya akan terlihat sulit. Sangat sulit!.

Dan mereka tau soal itu. Casie hanya bisa melihat mereka dengan diam. Haruskah dia ikut andil dalam hubungan mereka? Ini bukanlah wewenangnya. Dan Casie akan selalu ingat itu. Tugasnya hanya diam, lihat dan bernasehat, itu saja.

Setelah mendengar jawaban Ari, Andra duduk disebelah salsha. Lebih tepatnya bersampingan. Di depan salsha tentu ada Aldi. Salsha tak ambil pusing dia hanya memakan lahap pesanannya, dan setelahnya dia juga hanya diam.

Dia melirik Aldi yang sadari tadi enggan untuk memakan sarapannya. Sadari kemarin Aldi sedikit berubah. Saat mengetahui fakta mentah hubungannya dengan Andra. Salsha peka akan hal itu. Dia tak ingin mengambil pusing soal permasalah itu.

Dia hanya ingin mengembalikan keadaan, keadaan sekarang tampak lebih tegang. Tak ada guyonan lucu Bastian, cibiran Iqbal, kemarahan Casie pada Bastian, kebawelan Stefi, sikap menyebalkan Ari kakaknya, dan sikap Aldi sangatlah cuek, dimana kelembutannya?,,, ini yang perlu Salsha pertanyakan.

"Kenapa si, kalian pada saling tatap gini. Gak kaya biasanya, kalian marahan?" Tanya Salsha memecahkan ketegangan ditengah tengah mereka.

Dia mulai malas dengan suasana seperti ini. Diam, saling melirik, penuh ketegangan dan sibuk dengan apa yang mereka lakukan sendiri, seperti memiliki alam sendiri sendiri di meja yang sama.

"Enggak kok." Jawab Casie singkat. Benar benar singkat, dia juga melanjutkan main handpone kesayangannya itu dan mengabaikan semuanya.

"Bas, Bal," Panggil Salsha, dan membuat orang yang memiliki nama itu merasa terpanggil dan menengok.

Dia hanya diam dan menaikan satu alisnya menjawab dengan jawaban *apa?

Sudah cukup! Salsha kehabisan kesabaran. Dia tak suka akan suasana ini. Salsha telah melupakan Andra dan soal Stefi? dia sudah tak mengingatnya lagi. Apa yang salah soal ini?

"Ya udah si kalo kalian masih tetep diem gini. Gue balik dulu." Ucap Salsha datar, dia muak pada semuanya. Melihat ekspresi itu Aldi sempat terperangah. Mungkin dia berlebihan. Pikirnya sejenak.

"Bareng gue." Sambung Aldi langsung berdiri dan menarik pergelangan tangan Salsha. Andra sempat dibuat kaget dengan tindakan Aldi.

Namun ia masih ingat jika dirinya hanya mantan. Tidak lebih dan berlebihan. Andra melirik Stefi sejenak dan menghabiskan minum yang ia pesan. Setelahnya keadaan mereka masih sama hening.

Dan sampai saat Andra memulai pembicaraan dan memecahkan keheningan serta ketegangan didekatnya.

"Gue di sini ngebuat kalian canggung ya? Gue di sini ngebuat kalian sungkan? Gue di sini ngebuat kalian gak nyaman? Sory ya." Tanya Andra berkali kali dengan perasaan bersalah yang mulai muncul.

Bukan Kesalahan [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang