Happy Reading guys..
Semoga harimu menyenangkanGimana kalau kasih bintang dulu⭐
HEHE👑
Setelah menempuh jalanan yang cukup terik, akhirnya Quinzy sampai di gedung apartemennya. Sebenarnya ia bisa saja menggunakan taxi atau kendaraan umum lainnya, namun ia lebih memilih berjalan saja.
Setelah memasukan beberapa digit angka sebagai akses masuk kedalam apartemen, Quinzy mengusap peluh yang membasahi pelipisnya. Ia memasuki kamar, melempar tas kesembarang tempat lalu menjatuhkan tubuhnya diatas tempat tidur.
Memar di dahinya bukan apa-apa dibanding rasa sakit yang ia rasakan ketika tersadar jika Quinzy hanya hidup seorang diri.
Quinzy berdecak "bagaimana mungkin seorang ratu hidup seorang diri? Ratu itu ga akan kesepian kaya lo Quin" Batin Quinzy seraya mengeluarkan kekehan nya.
Ia merogoh saku jas sekolahnya, lalu mengambil sesuatu yang sadari tadi bergetar didalam sana. Saat melihat layar yang menyala, nama Clarea tertera jelas pada layar ponselnya.
Clarea🐯 Calling..
Quinzy menggeser icon hijau lalu menempelkan benda pipih itu pada telinga sebelah kanan.
"Hallo Cla.. "
"Udah sampe apart belum? Kok ga kabarin gue?"
Quinzy menjauhkan ponselnya dari telinga, suara Clarea yang luar binasa sukses membuat telinga Quinzy berdengung.
"Hallo Quinn.. Jawab dong barbie kutub"
"Iya iya, udah di apart kok"
"Syukur deh, sorry malam ini ga bisa nemenin lo. Ga papa kan?"
"Ga papa, it's oke Cla"
"Kalau ada apa-apa telpon gue atau papa, jangan sampe engga. Oke?"
"Iya iyaaaa, gue tutup ya ngantuk banget ini"
"Oke, bye Quin.. Love you"
Klik..
Quinzy memutus sambungan telpon tersebut "love you more Cla" Gumamnya sembari menatap ke layar ponsel.
Ia menyimpan ponselnya diatas nakas lalu membaringkan tubuhnya menatap langit-langit kamar yang berwarna putih. Quinzy mulai berpikir, bagaimana kehidupan ia selanjutnya? Apa akan terus menerus merepotkan keluarga Clarea?
Ia bisa bersekolah di MIHS, karna Juna papa dari Clarea yang notabene nya adalah sahabat dekat dari Edward. Biaya hidupnya juga selama ini ditanggung oleh keluarga Clarea, hanya apartemen peninggalan Esseline lah satu-satunya yang ia punyai.
Rasanya memikirkannya saja Quinzy tidak sanggup, terkadang Quinzy selalu bertanya mengapa hanya dirinya yang masih hidup didunia ini? Dan terkadang disaat keputusasaan mendera, Quinzy ingin sekali ikut dengan keluarganya.
Quinzy menoleh keatas nakas yang berada disebelah tempat tidur, dan mengambil sebuah figura yang berisikan foto keluarganya. Disana Quinzy masih berumur 5 tahun dalam pangkuan Edward ia tengah tersenyum lebar dengan mahkota princess tersemat dikepalanya.
Dan William melingkarkan tangannya pada leher Esseline sembari mengenakan mahkota prince dikepalanya. keempatnya tersenyum lebar seakan memberitahu jika mereka adalah keluarga paling bahagia yang nyaris sempurna.
"Mom, Dad, Will.. Quin harus gimana? Rasanya Quin pengen ikut kalian aja" Gumam Quinzy sembari memeluk figura tersebut.
Quinzy memejamkan kedua matanya, bulir-bulir bening itu tiba-tiba saja keluar dari sudut matanya. Hatinya terasa sakit, kesepian ini sungguh sangat menyiksa. Ia memang mempunyai Clarea dan keluarga sahabat nya itu namun tetap saja terkadang Quinzy merasa iri melihat kehangatan dari keluarga orang lain.
KAMU SEDANG MEMBACA
Q U I N Z Y {COMPLETED}
Teen FictionQuin itulah nama panggilan dari seorang gadis bernama Quinzy Arabella Edeline, Quin kecil sangat bahagia karna kehidupannya bak seorang putri, ia cantik ceria pintar dan memiliki segalanya. Quin mempunyai mimpi ia selalu mengatakan jika dewasa nanti...