HOLA!!
Meleset! Tadinya Dea mau up tadi malem tapi malah ketiduran. HEHE
JANGAN LUPA VOMENT YA..
Happy Reading..
"Di saat fisikku cukup kuat, aku selalu berharap Tuhan mengambil nyawaku. Namun, di saat aku berada di ambang kematian, aku justru berharap Tuhan berbaik hati memberiku kesempatan untuk hidup."
-Quin-
👑
Sepanjang koridor rumah sakit, saat tempat tidur rumah sakit yang di tempati oleh Quinzy di dorong oleh para perawat, William tidak pernah sekalipun melepas gengaman tangan nya dari tangan sang adik. Keempat perawat itu terus mendorong tempat tidur tersebut sampai akhir nya memasuki ruang operasi.
"Maaf Pak, mohon tunggu diluar." Ucap salah satu perawat sebelum menutup pintu ruangan tersebut.
William mengusap wajah nya dengan kasar, Juna berada disana menepuk bahu William, memberikan sedikit kekuatan untuk anak lelaki sahabat nya itu. "Tenang lah, Al.."
William menatap Juna dengan wajah kalut nya. "Mulai hari ini om bisa panggil aku William, Quin sudah tau." Ucap William dengan suara pelan seakan seluruh tenaga nya terkuras habis. Darah yang menempel di baju dan tangan nya membuat William semakin tidak bertenaga.
"Duduklah." Ajak Juna.
"Dimana Soraya?" Tanya William pada saat menjatuhkan bokong nya di kursi tunggu.
"Dia sedang di interogasi oleh polisi. Dari hasil rekaman CCTV yang berada dirumah itu, mereka terlihat memperebutkan sesuatu di tangga. Tidak ada adegan Soraya mendorong Quinzy dengan sengaja, pada saat Soraya merebut bukti itu Quinzy kehilangan keseimbangan dan terjatuh."
"Bukti?"
Juna mengangguk. "Bukti sebelum kematian orangtuamu."
"William, jika kita tidak bisa menuntut kejadian ini. Kita masih bisa membuka kasus lalu, rencana pembunuhan orangtuamu dan pemalsuan surat wasiat itu."
KAMU SEDANG MEMBACA
Q U I N Z Y {COMPLETED}
Teen FictionQuin itulah nama panggilan dari seorang gadis bernama Quinzy Arabella Edeline, Quin kecil sangat bahagia karna kehidupannya bak seorang putri, ia cantik ceria pintar dan memiliki segalanya. Quin mempunyai mimpi ia selalu mengatakan jika dewasa nanti...