Happy Reading..
👑
Atlantic Place Apartemen 5pm
Sore kali ini, untuk pertama kalinya ruang tamu apartemen Quinzy terdengar sangat ramai. Ya sangat, walaupun hanya ada dirinya Arthur dan si kembar, menurut Quinzy yang selalu dalam keadaan sepi, sore ini terasa ramai baginya.
Saat Arthur dan si kembar berdiri di depan pintu utama apartemennya, Quinzy sempat terkejut. Ia tau Arthur akan datang kembali, karna lelaki itu mengatakan melalui sebuah note yang ia tulis. Namun, ia tidak menyangka jika Kenza dan Kenzie pun turut hadir. Dan hal pertama yang mereka lalukan adalah meminta maaf, bahkan Kenzie sampai memohon-mohon dan hampir mencium tangan Quinzy jika saja Arthur tidak segera menepis nya.
Dan sekarang ketiganya tengah berada diruang tamu apartemen Quinzy, dengan segala cemilan dan minuman yang sempat mereka beli di minimarket yang menjadi fasilitas apartemen.
"Sumpah ya gue kaya lagi main rumah-rumahan tau" Mulut Kenzie kembali menyerukan isi hatinya sembari mengunyah beberapa cemilan yang berbeda dan tentu saja membuat Arthur, Kenza bahkan Quinzy merenyit bingung.
Kenzie menatap ketiga orang yang berada di sana secara bergantian lalu mengeluarkan kekehan nya "kenapa pada pasang muka yang sama sih? Gue tau kok kalau gue itu ganteng."
Setelah mengatakan itu tiba-tiba saja sebuah kaleng minuman kosong melayang dan mendarat dengan mulus di atas kepala Kenzie, tidak sempat menghindar Kenzie pun meringis dan mengelus-ngelus kepalanya dengan harap bisa meredakan rasa sakitnya "kok di lempar sih?" Protes Kenzie dengan kesal sembari menatap saudara kembarnya dengan tatapan tajam miliknya.
"Abis kepedean, maksud lo main rumah-rumahan apaan? Quin sama Arthur jadi orangtua nya, kita jadi anaknya. Gitu?"
"Bukan bego"
"Trus?"
Tangan Kenzie menunjuk ke setiap sudut ruangan sembari berucap "lo liat dong, desain apart nya. Kaya rumah-rumahan barbie tau, lucu ya.. Gemes deh" Jelas Kenzie, bahkan lelaki itu lebih memilih duduk di bawah di banding kan duduk di atas sofa yang sudah tersedia.
Setelah mendengar penjelasan dari Kenzie, Kenza hanya berohria saja lalu melanjutkan memakan cemilannya dengan khidmat.
"Eh Quin, lo ga takut tinggal sendirian? Memangnya dulu lo.." Belum sempat Kenzie melanjutkan kalimatnya, Arthur lebih dulu memberikan tatapan tajamnya pada Kenzie.
"Ah sorry, sorry. Ga jadi kalau gitu" Ucap Kenzie sembari tersenyum memperlihatkan deretan giginya.
"Sorry ya, dia mulutnya emang begitu. Udah lama ga dicabein" Arthur menatap wajah Quinzy lalu mengalihkan tatapannya pada Kenzie yang memasang ekspresi protes.
Quinzy tidak menjawab apapun, ia hanya tersenyum kecil. Walaupun hanya senyuman kecil, namun itu berhasil membuat perasaan Arthur di liputi perasaan bahagia. Perlahan, Quinzy mulai mengerti jika Kenza dan Kenzie memang seperti itu. Mungkin Quinzy harus mulai membiasakan diri dengan keasbunan dan kekonyolan dari teman-teman Arthur.
KAMU SEDANG MEMBACA
Q U I N Z Y {COMPLETED}
Teen FictionQuin itulah nama panggilan dari seorang gadis bernama Quinzy Arabella Edeline, Quin kecil sangat bahagia karna kehidupannya bak seorang putri, ia cantik ceria pintar dan memiliki segalanya. Quin mempunyai mimpi ia selalu mengatakan jika dewasa nanti...