Happy Reading..
"Untuk kesekian kali nya, aku merasa takut. Takut akan dunia yang tak pernah memihak ku. Karna kehilanganmu akan menjadi hal yang menyakitkan setelah aku kehilangan segala nya."
-Quin-
👑
Quinzy menggeleng, air mata nya sudah
mengalir membasahi pipinya. Tidak! Ia tidak akan meninggalkan Arthur, ia tidak akan melepaskan Arthur untuk Sonya. Jika pun harus, Arthur bukan untuk Sonya. Sudah cukup, Sonya mengambil semua milik nya. Sejak kecil, Sonya selalu merebut apa yang menjadi milik Quinzy dan Quinzy selalu memberikan nya dengan suka rela bahkan jika itu sesuatu yang sangat ia sayangi."Ga usah drama deh, anggap aja Arthur itu Aurora yang dulu lo kasih ke gue. Mudah kan?"
Deg! Ingin rasa nya Quinzy memaki, namun ia terlalu lemah. Apalagi di sana ada Soraya yang memang masih harus Quinzy hormati sebagai orangtua, sebagai adik dari Edward daddy nya. Terlebih orang tua nya selalu mengajarkan Quinzy untuk tidak membalas perbuatan jahat dengan hal yang sama.
Quinzy menghela nafas panjang, ia sedih sekali. Ayolah, bagaimana gadis itu tidak bersedih? Arthur bukan barang yang bisa dengan mudah nya Quinzy berikan begitu saja.
Flashback on
Dua gadis kecil berusia 7 tahun, terlihat tengah bermain dengan boneka-boneka milik gadis bernama Quinzy. Disaat Sonya tengah memainkan hampir seluruh boneka Quinzy, Quinzy hanya asyik bermain dengan satu boneka barbie kesayangan nya yang ia namai Aurora.
Boneka dengan bandana pita yang menghiasi rambut nya itu adalah pemberian Edward ketika Quinzy berhasil melakukan tugas nya, yaitu bisa membaca dengan lancar sewaktu masih bersekolah di taman kanak-kanak. Quinzy sangat senang pada saat itu, Edward selalu memberikan banyak hadiah untuk nya. Namun, untuk Aurora ini Quinzy amat sangat menyayanyi nya.
Pada saat Quinzy sedang menyisir rambut Aurora, Sonya mendekat. Gadis kecil itu menatap Quinzy yang saat itu sedang bersenandung ria. "Quin" Panggil Sonya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Q U I N Z Y {COMPLETED}
Teen FictionQuin itulah nama panggilan dari seorang gadis bernama Quinzy Arabella Edeline, Quin kecil sangat bahagia karna kehidupannya bak seorang putri, ia cantik ceria pintar dan memiliki segalanya. Quin mempunyai mimpi ia selalu mengatakan jika dewasa nanti...