Quinzy | part 19

7.8K 388 1
                                    

Hi, maaf banget malam kemarin Dea ga kuat buat revisi huhu

Happy Reading ya..

👑

Sinar sang surya mulai menampakan kilaunya memasuki celah jendela kamar Quinzy tanpa peringatan, seperti yang diketahui jika pagi telah tiba. Quinzy mengerjapkan matanya berkali-kali, ia sedikit mengerang saat merasakan suhu tubuh nya meningkat "ah demam" Batin Quinzy.

Setelah penglihatannya mulai penuh Quinzy mencoba untuk bangun, ia harus pergi bersekolah dan karna Clarea berada di Singapore itu artinya ia harus bergegas lebih cepat. Namun, baru saja Quinzy terduduk ia merasa kepalanya terasa berat dan hal itu membuat dirinya mengurungkan niat untuk beranjak dari tempat tidur.

Sepertinya hari ini ia harus istirahat dan tidak perlu bersekolah, untuk itu Quinzy memejamkan kedua matanya kembali.

👑

National University Hospital (NUH), Singapore

Semalam saat sampai di bandara Singapore, Clarea beserta keluarga nya langsung melesat menuju salah rumah sakit besar yang menduduki peringkat 299 di dunia

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Semalam saat sampai di bandara Singapore, Clarea beserta keluarga nya langsung melesat menuju salah rumah sakit besar yang menduduki peringkat 299 di dunia. Ditambah lagi, Juna mendapat kabar jika kondisi Marta belum membaik dan itu membuat perasaan Clarea diliputi rasa takut.

Saat Juna menemui dokter, Mia dan Clarea hanya boleh melihat kondisi Marta dari luar ruangan ICU melalui kaca besar yang menjadi penghalang. Setelah Juna kembali, ketiganya memutuskan untuk menginap di salah satu hotel berbintang 5 yang berada disana, setidaknya sampai kondisi Marta kembali stabil, mereka memutuskan untuk menemani Marta.

Keesokan harinya, Juna mendapat kabar jika kondisi Marta membaik dan sudah bisa dipindahkan ke ruang rawat inap dan sekarang disinilah ketiganya berada di ruang perawatan VVIP rumah sakit NUH, memandangi wajah Marta yang terlihat pucat, jarum infus yang menancap di punggung tangan kirinya dan alat pendeteksi lainnya yang terpasang di tubuh wanita yang tidak lagi muda itu.

"Grandma.. Ini Cla, grandma bangun dong" Ucap Clarea sembari mengelus punggung tangan Marta yang terbebas dari jarum infus.

"Cla ada disini, katanya grandma mau ketemu Cla? Cla udah bolos sekolah lho karna pengen ketemu grandma.."

Melihat Clarea yang sangat menyayangi Marta, mata Mia sedikit memanas. Apa jika ia yang terbaring disana Clarea akan melakukan hal yang sama? Atau Clarea akan selalu mengabaikannya seperti saat ini? Mia menghela nafas panjang, ia harus terlihat kuat untuk menguatkan suami dan juga anaknya. Untuk itu Mia menatap Juna yang berada disampingnya, menggengam tangan suaminya dengan penuh cinta "mami akan baik-baik saja honey" Ucap Mia sembari tersenyum kecil.

"Ya sayang, kita berdo'a saja untuk kesembuhan mami. Terimakasih sudah menguatkan ku Miamor" Juna mengecup puncak kepala Mia dengan lembut, setelah itu tatapan keduanya beralih menatap Marta kembali dan Clarea yang sedari tadi mengajak grandma nya itu berbicara.

Q U I N Z Y {COMPLETED}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang