Happy Reading..
"Pada kenyataan nya, yang terlihat sempurna pun tidak seperti yang terlihat. Aku malang, ibuku lebih dari itu. Namun hati nya setegar batu karang. Berapa kali pun ombak menerjang ia tetap berdiri disana."
-Quin-
👑
Masih lengkap dengan seragam sekolah nya, Quinzy memasuki taxi yang melintas di hadapan nya dengan sedikit tergesa. Sebelum nya ia sudah mengajak Clarea, hanya saja sahabat nya itu menolak karna sudah berjanji pada Arion akan menemani lelaki itu bertemu papi nya. Quinzy duduk tepat di kursi penumpang taxi di bagian belakang, setelah mengucapkan alamat gedung kantor Juna, taxi pun melaju. Gadis bak barbie itu menoleh kearah jendela menatap jalanan yang cukup lenggang.
"Mom, Dad.. Quin benar-benar udah ga peduli sama harta itu, tapi jika kalian merasa itu tidak adil, Quin akan berusaha merebut nya kembali. Quin tau kalian ingin Quin berjuang." Quinzy membatin.
Terlalu fokus pada pikiran nya, taxi pun sudah berhenti di depan gedung pencakar langit milik Juna. Juna bukan hanya pengacara dengan bayaran fantastis, pria paruh baya itu pun memiliki beberapa bisnis yang berkembang pesat. Setelah membayar argo taxi yang di tumpangi nya, Quinzy keluar dari mobil berwarna biru dengan logo burung itu lalu melangkahkan kaki nya memasuki kantor Juna.
Saat pintu kaca tebal di hadapan nya terbuka secara otomatis, Quinzy sedikit menoleh ke arah belakang. Entah perasaan nya sedikit terganggu, gadis itu merasa ada sesuatu yang akan terjadi dan merasa ada seseorang yang tengah memperhatikan nya. Sembari berjalan, ia mengcheck ponsel nya untuk mengabari Arthur, saking tergesa-gesa ia jadi lupa mengabari lelaki yang sudah mengisi hati nya itu.
Quinzy menghela nafas panjang, satu tangan nya tergerak menepuk dahi nya. Ponsel Quinzy kehabisan daya, untuk itu ia memasukan kembali ponsel nya ke dalam saku seragam lalu kembali fokus berjalan menuju ruangan Juna.
Setelah menaiki lift dan sedikit berjalan, Quinzy telah sampai di depan pintu ruangan Juna. Gadis itu sedikit merapikan hairclip nya sebelum mengetuk pintu bercat coklat yang menjulang tinggi di hadapan nya.
"Masuk.."
Suara bariton milik Juna, memasuki indera pendengaran Quinzy, gadis itu menarik handle pintu lalu tersenyum menyapa Juna yang juga berlaku sama. Ruangan mewah milik seorang pengacara terkenal itu terlihat maskulin, dengan warna coklat yang mendominasi, meja dan kursi kebesaran Juna, buku-buku yang berjajar rapi tepat di belakang kursi kebesaran nya lalu sofa mahal yang juga berada di sana.
KAMU SEDANG MEMBACA
Q U I N Z Y {COMPLETED}
Teen FictionQuin itulah nama panggilan dari seorang gadis bernama Quinzy Arabella Edeline, Quin kecil sangat bahagia karna kehidupannya bak seorang putri, ia cantik ceria pintar dan memiliki segalanya. Quin mempunyai mimpi ia selalu mengatakan jika dewasa nanti...