Happy Reading..
"I hope, I can feel this happiness for longer. Cause now, I will give my smile"
quinzyarabelline
👑
Terkadang, Quinzy berharap semua ini hanyalah sebuah mimpi. Ia berharap suatu saat ia akan terbangun dan mendapat kenyataan jika semua ini hanyalah sebuah lelucon yang Esseline, Edward dan Willy lakukan untuk mengejainya. Jika memang seperti itu, tidak apa. Quinzy tidak akan marah. Namun, ia terpaksa harus terbangun bukan dari mimpinya melainkan dari khayalan yang dibuat oleh dirinya sendiri dan rasanya seperti ditampar oleh ribuan tangan saat Quinzy harus mengakui jika semua ini adalah nyata.
"Mom.. Apa yang terjadi?"
Alesia tidak menjawab, wanita paruh baya itu bahkan sudah ikut menangis bersama Quinzy yang masih berada di pelukannya.
"Dad.." Panggil Arthur meminta penjelasan. Baru saja Arthur meninggalkan Quinzy hanya untuk sekedar ganti baju, ketika kembali gadis itu tengah menangis dalam pelukan Alesia dan entah mengapa, hati Arthur seperti ikut merasakan sakit melihat Quinzy seperti itu.
"Dad.." Arthur kembali berucap, ketika tidak ada yang merespon sama sekali keingintahuan nya.
"Come here, Son. Berikan mereka waktu"
Charles mengajak Arthur untuk ikut bersamanya, meninggalkan Alesia dan Quinzy yang sepertinya membutuhkan waktu sebagai sesama perempuan "Dad, what's going on?" Tanya Arthur ketika Charles membawa nya masuk kedalam ruang kerja milik Charles.
"Esseline, ibu dari Quin itu teman baik mommymu sewaktu masih jadi model dan mommymu baru tau jika Essel begitupun dengan suaminya telah meninggal dunia" Jelas Charles sembari menjatuhkan bokongnya di atas kursi kerjanya.
Arthur yang baru saja menjatuhkan bokongnya di atas sofa pun terlihat terkejut "kalau begitu, bukankah seharusnya kita ada disana?"
Charles menggeleng lalu menatap sang anak yang memasang raut wajah khawatir, bisa Charles lihat jika Arthur menyukai gadis itu bahkan sangat. "Arthur, ada kalanya kehadiran seorang laki-laki malah akan menambah kesedihan untuk mereka. Trust me, just give them time"
Arthur mengangguk, ia percaya dengan perkataan Charles karna Arthur tau, Charles mungkin lebih mengerti dan berpengalaman tentang perempuan. "baiklah, I trust you. Apa Daddy juga mengenal orangtua Quin?"
"Ya, Daddy sangat mengenal Essel dan juga Ed. Perusahaan Daddy dan Edward dulu pernah bekerja sama, itu juga yang membuat kami sering bertemu" Charles menghela nafas panjang, ia sedikit membungkuk lalu menutup mulutnya menggunakan jemari yang saling bertautan dengan siku yang bertumpu pada meja.
"Daddy juga tidak menyangka, jika Ed dan Essel pergi secepat itu. Ah iya, bukankah Ed memiliki rumah dan juga anak lelaki? Mengapa Quin harus tinggal di apartemen?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Q U I N Z Y {COMPLETED}
Teen FictionQuin itulah nama panggilan dari seorang gadis bernama Quinzy Arabella Edeline, Quin kecil sangat bahagia karna kehidupannya bak seorang putri, ia cantik ceria pintar dan memiliki segalanya. Quin mempunyai mimpi ia selalu mengatakan jika dewasa nanti...