Quinzy | part 21

8.4K 488 1
                                    

Happy Reading..

"Untuk ketidaksempurnaan ini, terimakasih telah hadir"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Untuk ketidaksempurnaan ini, terimakasih telah hadir"

quinzyarabelline

👑

Rasa nyaman berada dalam dekapan seseorang membuat isakan Quinzy terhenti. Namun gadis itu belum mau melepas lingkaran tangannya di tubuh Arthur, ia masih menenggelamkan wajahnya pada dada bidang yang membuat dirinya terasa dilindungi. Quinzy membutuhkan ini, ia butuh seseorang yang ada dan bisa menjaganya. Sampai tiba-tiba..

Tep..

Lampu apartemen kembali menyala, dengan sigap Quinzy melepas pelukan nya lalu mengalihkan wajah nya yang sudah memerah kearah lain, entah karna terlalu banyak menangis atau mungkin karna tersipu malu.

"Ma.. Maaf" Ucap Quinzy dengan wajah yang menunduk.

Arthur tersenyum "lo demam, udah makan?"

Quinzy menggeleng..

"gue kedapur lo ya, ada bahan makanan?"

"Mie instan" Jawab Quinzy dengan wajah polosnya.

Arthur menepuk dahinya seraya menghela nafas panjang "gimana lo ga sakit kalau makan nya aja ga sehat. Yaudah, kita pesen makanan aja, sekalian sama obatnya" Kata Arthur, lelaki itu kembali tersenyum seraya beranjak dari tempat tidur lalu berbalik menuju pintu kamar yang terbuka lebar.

"Ma.. mau kemana?" Sial! Untuk berbicara saja gadis itu sampai harus terbata-bata.

Arthur menoleh "ke dapur, lo tiduran aja"

Quinzy mengangguk, saat Arthur mencapai ambang pintu, suara panggilan dari Quinzy membuat lelaki itu menoleh kembali "Arthur.."

"Ya?"

"Jangan pergi.."

Sebuah lengkungan terbit di wajah Arthur, lelaki itu tersenyum, memberikan senyum terbaiknya untuk Quinzy "gue ga akan pergi, meskipun lo minta. Gue akan terus disini. sama lo, Quin".

Sepeninggalan Arthur, satu tangan Quinzy menyentuh dadanya yang sejak tadi berdebar kencang, apa ini artinya ia sudah membuka hati untuk Arthur? Ia bahkan sempat tidak percaya, jika dirinya meminta Arthur untuk tetap tinggal.

Jantung Quinzy masih saja berdebar kencang, ia memijat pangkal hidungnya karna tiba-tiba saja sakit di kepalanya kembali datang. Untuk itu Quinzy mulai menyentuh rambutnya dan perlahan membuka kaitan hairclip yang terpasang dirambut aslinya.

👑

Arthur berjalan menuju dapur sembari bersenandung kecil, jantungnya pun berdebar kencang apalagi saat Quinzy memeluk dan memintanya untuk tetap tinggal, ingin rasanya Arthur melampiaskan kebahagiaannya dengan cara berteriak atau melompat-lompat diatas tempat tidur, atau bahkan menciumi si Brownly, bola basket kesayangannya.

Q U I N Z Y {COMPLETED}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang