Bab 13 : This is True

433 32 0
                                    

7 a.m KST

"Berita terkini, Ketua mafia terkenal. Yang sudah mencatat kejahatan kriminal mereka di masyarakat. Masih belum tertangkap. Namun, mereka kembali menimbulkan korban. Seorang wanita di temukan tewas dengan mayatnya yang tersayat-sayat. Mayat wanita itu di temukan di semak belukan dekat sungai. Di perkirakan wanita itu tewas lima jam yang lalu. Polisi masih menyelidiki kasus ini, dan sampai saat ini..."

    "Hei!" seru Chaerim saat Namjoon mengambil remot TV dari tangan Chaerim lalu mematikan siaran berita itu. "Kenapa di matiin!"

    "Hanya terlihat menyebalkan,"

    "Kenapa? Itu tidak ada hubungannya denganmu,"

    "Tentu saja ada!" Namjoon duduk di samping Chaerim. "Kau tahu siapa yang membuat aku babak belur?" Chaerim menatap Namjoon penasaran. "Mereka yang buat,"

    "Kenapa?"

    "Apa maksudmu dengan kenapa?" Namjoon menatap Chaerim bingung. Di kurang paham dengan pertanyaan Chaerim.

Chaerim menghela nafas. "Kenapa mereka melakukan hal itu padamu?"

   "Ah! Itu!" Dia menyenderkan tubuhnya di sofa. "Sebenarnya tugasku adalah untuk menangkap ketua Mafia itu. Sudah seminggu ini tapi aku belum dapat hasil. Kemarin aku tidak sengaja masuk ke tempat mereka. Semacam Club, tapi tidak di sangka aku membuat masalah di sana dan mereka memukuliku,"

Chaerim tertawa kecil. "Pantas! Kau memang pantas mendapatkan itu." Chaerim merebut kembali remot TV dari tangan Namjoon dan kembali menyalakan TVnya. "Kupikir seorang polisi di ajarkan tata krama dan sopan santun,"

Namjoon tertawa geli. "Memangnya kau pikir di kegiatan pemburuan ketua mafia yang sedang di bicarakan di TV itu harus menggunakan sopan santun? Pembunuh sepertinya tidak pantas menerima sopan santun dari siapapun, bahkan kehidupan! Atau kebahagian! Kau mau tahu sudah berapa korban yang dia buat! Aku yakin dia pernah membantai satu wilayah di dekat kepolisian Jaehun,"

Chaerim mengganti saluran TVnya. Lalu menatap Namjoon. Chaerim sering kali melihat kakak laki-lakinya ini jika sedang frustasi atau kesal, pasti sangat imut di campur keren. Entah lah, tapi yang pasti jika dia bukan adik dari laki-laki di sampingnya ini, mungkin dia akan menjadikanya pacar. Tanpa ragu ragu. Chaerim menarik tangan Namjoon, mengengamnya erat. "Sekarang yang penting. Bang Namjoon nggak kenapa kenapa! Hanya babak belur, aku lebih takut kalau terjadi lebih mengerikan dari itu. Untuk kasus mafia itu, aku yakin pasti nanti bang Namjoon bisa menangkapnya dan memasukanya ke penjara sesuai hukum yang berlaku."

Namjoon membalas gengaman erat itu, dia meletakan tangan Chaerim di pipi kanan Namjoon. "Dek! Coba aja ayah dan ibu ada di sini. Mungkin dia akan bangga sama kamu. Dek! Abang janji bakalan cari apa yang menbuat ayah dan ibu di bunuh tanpa jejak itu! Apa alasan pembunuhan itu! Dan abang bakalan cari siapa pelaku di balik semua ini! Abang janji,"

Chaerim mengeleng pelan. Dia sama sekali tidak pernah memaksa siapa pun untuk mencari kebenaran tentang kedua orang tuanya itu. Chaerim mencoba diam. Cukup tahu jika ayah dan ibunya tergeletak di lantai dengan peluru yang bersarang di kepala dan jantung mereka. Itu sudah cukup mengerikan dan membuat Chaerim trauma, butuh waktu lama untuk Chaerim menghilangkan kejadian mengerikan itu. Sebagian lubuk harinya memang ingin tahu kebenarannya, membalaskan dendam yang dia pendam selama ini, tapi dia tidak mau merepotkan siapa pun, tidak mau membuat orang susah karena permintaan dirinya yang sangat egois, terutama kakaknya sendiri. Namjoon sudah sibuk dengan tugasnya sendiri, tapi dia malah memintanya utuk menyelidiki kembali kasus pembunuhan ayah dan ibunya.

Chaerim benar benar bodoh.

Dia cewek terbodoh.

    "Bang! Aku mohon, aku sama sekali nggak bermaksud buat minta ini itu ke abang dan nyusahin abang! Aku udah melupakan ayah dan ibu. Aku yakin mereka udah tenang di sana. Jadi lebih baik hentikan penyelidikan tentang kasus ayah dan ibu. Chaerim udah cukup mendengar dan melihat semuanya."

TIM KIM Vs Min Yoongi (Tamat) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang