.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
Untuk episode ini gw sangat menyarakan buat nonton video yang di atas, biar lebih kerasa jalan ceritanya.So watching and reading after that!
:)
:V
.
.
.
.
.Setelah itu Zico mendekat ke sofa, mic yang dia gengam dia lempar ke sofa lalu menyenderkan tubuhnya di sana. Swings mengambil botol alkohol di meja, menenguknya hingga setengah, Nafla duduk di sofa di sebrang Zico duduk di antara dua perempuan jalang yang tidak lupa dengan pakaian terbukanya sedangkan Bewhy dia menyalakan rokoknya meneluarkan asap yang memenuhi ruangan karoke itu.
"Lumayan juga duet sama kalian," ucap Swing seraya duduk di samping Zico. "Kau juga lumayan, pengucapanmu juga jelas." Swing mukul bahu Zico.
Zico menganguk namun tetap diam. Masih belum mau berbicara setelah bernyayi tadi. Bewhy mematikan puntung rokoknya menekanya di asbak di meja.
"Kau sangat tidak melihat tempat, Hyung! Kalau kau mau di hotel! Jangan di sini," seru Bewhy saat Nafla mulai di gerayangi oleh dua perempuan itu, Nafla hanya diam menerima semua sentuhan dari mereka.
"Kenapa? Kau mengingnkan ini juga?"
"Cih! Aku sedang tidak mood,"
"Bagaimana dengan kelompokmu? Berjalan lancar dengan menjual wanita?" tanya Swings pada Nafla.
Nafla mendorong dua perempuan itu dan menyuruh mereka untuk pergi keluar. "Sangat, aku punya pelanggan tetap. Dia selalu meminta padaku gadis perawan, bayaranya bisa 500 juta untuk satu wanita."
"Benarkah? Wah... Sepertinya aku harus berganti sepertimu,"
"Apa semudah itu?" Bewhy menatap Nafla. "Ku dengar beberapa minggu lalu seorang gadis kabur dari tangkapanmu, kau tahu seorang gadis tidak bisa mau anggap remeh. Dia bisa saja melawan,"
Nafla tertawa pahit. "Tenang saja, peluruku masih banyak untuk menembak gadis gadis melawan seperti minggu lalu." Nafla melihat Zico. "Lalu bagaimana dengan bisnis menjual obat-obatan? Lancar? Sepertinya tidak! Clubmu kemarin di serang oleh polisi. Padahal aku ada di sana, untung saja aku tidak tertangkap. Aku ini buronan!"
Zico bangun, duduk tegak. "Diam kau, jika mau tidak ada pertengkaran di sini,"
"Apa masalahmu? Aku hanya bertanya!" Nafla menaikan suaranya. Kesal menerima jawaban Zico yang seperti itu. "Lagi pula bagaimana bisa polisi masuk ketempat tertutup seperti itu! Kau bilang aman dari polisi,"
"Sudah, Naf! Kau membuatnya marah," Swings menunjuk Nafla. "Tidak apa! Itu mungkin hanya takdir,"
"Takdir!" Pekik Zico. "Polisi bernama Kim Namjoon itu harus mati! Itu takdir! Dia yang menyusup ke dalam club itu, melaporkanya, lalu membawa teman temanya itu kedalam! Aku sedang ada urusan bahkan gagal melakukan hal itu. Jika saja saat itu tidak ada polisi lain datang, polisi bernama Kim Namjoon itu mungkin sudah tidak hidup lagi sekarang,"
"Dan mungkin dia tidak akan berbicara saat di wawancara kemarin. Mungkin akan ada berita tentang kematianya," tambah Bewhy.
"Kau melihat beritanya?" tanya Zico terkejut.
"Jadi benar? 1.000 ton yang kepolisian temukan adalah milikmu?" Bewhy menatap Zico tidak percaya. "Wah! Kau benar benar payah dalam menyembunyikan barang,"
"Diam kau!" Zico berdecak. Entah kenapa dia merasa di jebak oleh Bewhy. "Aku pasti akan membunuh polisi itu,"
Mereka bertiga mengeleng seraya tertawa sinis. Mereka bertiga sudah sedikit mengenal Zico, dia keras kepala, pemarah dan serakah. Terkadang ucapanya tidak akan bisa berhasil atau terlaksana, buktinya saat Zico bilang tempat Club miliknya yang berada di paling dalam dan tidak akan terjamah oleh polisi namun tetap saja itu juga dapat di jangkau oleh polisi. Mereka bertiga percaya jika berbisnis dengan Zico, tapi jika untuk urusan tempat dan membunuh sepertinya Zico tidak akan berhasil tanpa Dean dan Crush.
"Wow! Crush datang! Sudah lama tidak melihatmu! Kau juga Dean!" Bewhy bangun, mendekati Crush dan Dean yang masuk ke ruangan karoke itu. Mereka bersalaman, menabrakan bahu mereka pelan. "Kau harus bernyayi atau minum di sini! Temani kami,"
Crush mengeleng. "Tidak! Ada yang harus aku sampaikan kepada Zico! Permisi,"
Dean mengikuti di belakang. Bewhy berdecak. "Hei! Kau seharusnya tidak membuat Crush terlalu banyak berkerja! Apa lagi Dean. Mereka bukan robot yang akan terus berkerja, mereka manusia, dia juga butuh hiburan."
"Diam kau!" hardik Zico yang mulai kesal dengan Bewhy. "Ada apa? Jika tidak penting aku akan membunuhmu,"
"Kau meminta tentang informasi si polisi Kim Namjoon itu. Aku sudah membawanya" Crush meletakan sebuah map di meja. Zico menerimanya, langsung membuka dan membalikan beberapa kertas. "Aku harap itu cukup,"
"Wah! Benar benar!" Zico membanting map itu. "Ternyata dia pelakunya,"
"Kenapa?" tanya Swings penasaran.
"Kau kenal Penomeco?" tanya Zico seraya melihat ketiga rekannya itu. Bewhy diam, Nafla mengeleng tidak tahu.
"Aku tahu! Si pembantai itu! Pembantai warga Jaehun," Ucap Swings tiba tiba, semua orang di sana terkejut saat mendengar itu kecuali Zico. "Ada apa denganya? Aku dengar dia masih di penjara,"
Zico melipat tanganya di dada. "Kau bercanda? Dia sudah kabur! Aku sering bertemu denganya minggu ini, dia mengatakan padaku untuk mencari siapa pelaku yang berani memenjarakanya di penjara sempit itu. Dan ternyata tidak aku sangka Kim Namjoon itu yang memasukan Penomeco ke penjara. Aku yakin jika dia mendengar ini, dia pasti akan segera membunuh polisi brengsek itu,"
"Kabur? Tapi tidak ada berita mengenai dia," Swings kembali bertanya.
"Kau gila? Jika berita mengenai dia kabur, seluruh warga Seoul akan geger, mereka pasti akan langsung pindah, pergi sejauh jauhnya dari Seoul. Berita tentang Penomeco kabur masih di rahasikan,"
Bewhy menganguk paham, begitu juga dengan Nafla, Crush, Swins dan Dean.
"Maaf aku menggangu. Tapi mata mata yang kau suruh untuk bertemu denganmu sekarang sudah menunggumu di ruangan lain. Kau ingin ke sana sekarang atau nanti?" Dean menunduk takut, dia ragu ragu menanyakan hal itu pada Zico. Dia takut mengangu.
"Bernarkah? Secepat ini? Ku kira dia akan datang lama, dia banyak perkerjaan bukan?" Zico bangun, membenarkan jaket dan topinya. "Aku akan ke san sekarang! Kalian tunggu di sini! Jangan pergi tanpa pamit dariku,"
Mereka serentak meng-iyakan Zico. Lalu kembali meneguk minuman mereka. Tanpa menunggu lagi, Zico keluar pergi menuju tempat yang Dean arahkan.
♠️♦️♥️♣
"Bisa kau pantau sesorang untuku, mudah, hanya apa yang dia lakukan. Tinggal? Kapan? Siapa saja yang bersamanya? Semua tentang dia." Zico meletakan kakinya di atas meja.
"Kau menanyakan keahlian pada seorang yang ahli."
Zico tertawa pahit. "Aku hanya takut kau tidak bisa melaksanakan pekerjaanmu dengan baik! Perlu aku ingatkan, aku tidak suka pengkhianat,"
"Siapa? Siapa yang ingin kau ketahui?" ucapnya malas.
Zico membuka laci mejanya, mengambil sebuah foto di sana lalu membantingnya di depannya. "Dia! Aku ingin kau pantau dia,"
"Dia? Kau serius? Kau tidak bercanda?"
"Kenapa kau suka dengannya? Aku tidak perduli sekarang kerjakan apa yang aku suruh! Dia Kim Chaerim, aku ingin sedetai detailnya! Jangan berbuat kesalahan!" Zico menunjuknya. "Ngomong-ngomong siapa namamu?"
Dia menatap Zico. Memasukan selembar foto itu ke dalam sakunya.
"Aku B.I," ucapnya dengan suara beratnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
TIM KIM Vs Min Yoongi (Tamat)
Action[HARAP FOLOW SEBELUM MEMBACA, PLAGIAT JANGAN MAMPIR. HUS HUS] ******* Seri BTS 2 Di sini BTS jadi mafia dan polisi. Kim Chaerim Song Nina Lee Junghon Mafia : Min Yoongi Jeon Jungkook Park Jimin Jung Hoseok Polisi : Kim Namjoon Kim Seokjin Kim Taehyu...