.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
"Oh! Kaget aku! Jiho! Kau mengejutkanku!" Chaerim mundur satu langkah saat hampir saja menabrak Jiho di belokan menuju kelasnya.Jiho melihat jam tanganya. "Kau baru sampai? Ini lima menit sebelum bel berbunyi! Kau telat,"
"Ah--itu karena! Alarmku mati! Ya! Alarmku mati,"
"Alarmmu mati? Tapi kenapa?" tanya Jiho heran.
"Entahlah! Sudah ya! Maaf Jiho aku ke dalam sebentar lagi masuk,"
Jiho mengeleng heran seraya masuk mengikuti Chaerim. Sedangkan Chaerim dia buru buru duduk di tempat duduknya, meletakan tasnya di meja lalu membenamkan wajahnya di sana.
"Telat lagi? Sudah dua hari kau telat! Ada apa dengamu?" tanya Hara yang sedang menulis sesuatu di buku tulisnya.
"Namjoon Oppa! Sepertinya dia ada masalah!" gumam Chaerim.
"Masalah? Oh! Ada pencuri yang menyusahkan Oppamu?" Hara menepuk bahu Chaerim. "Tenang saja! Polisi pasti punya banyak cara agar semua pencuri masuk ke dalam penjara,"
Chaerim bangun, mengeleng pelan. "Tidak! Sepertinya ini masalah mafia yang meresahkan banyak warga bulan bulan ini, terlebih pembunuh sadis itu. Kau tahu Namjoon Oppa sekarang mulai sangat over padaku! Sangat over!"
"Kau ini! Palingan dia hanya menasihatimu panjang lebar! Memangnya apa yang Oppa mu lakukan? Tidak ada hubunganya dengan kau yang telat!" Hara menutup bukunya, menatap Chaerim.
Chaerim menghela nafas. "Dia tiba-tiba tidur di kamarku! Aku tahu Namjoon Oppa hanya ingin aku aman, tapi itu terlalu berlebihan! Lagi pula aku bahkan tidak pernah bertemu atau berbicara dengan mafia atau pembunuh sadis itu! Itu benar benar terlalu over!"
"Serius? Dia tidur di kamarmu? Wah! Aku harap aku yang ada di sana,"
"Apa?" pekik Chaerim.
Hara tertawa kecil. "Maaf! Kau tahukan kalau aku sangat mengagumi Oppamu, jadi jangan terkejut,"
"Terserah kau lah," Chaerim kembali membenamkan wajahnya.
Hara mengeleng. "Hanya tidur! Ku pikir kau yang lebay!"
"Hara! Selain tidur di kamarku! Dia meletakan pistolnya di meja belajarku! Meletakan semua senjatanya di sana, kau tahukan aku sangat tramuma dengan pistol karena ayah dan ibuku! Bahkan terkadang tengah malam dia memelukku, atau mendorongku hingga jatuh ke lantai! Dan yang paling aku tidak suka, dia mendengkur! Aaaiiisssshhh! Menyebalkan!" Jelas Chaerim yang terlihat begitu ngotot.
"Ah! Tidak apa apa! Jika saja aku yang ada di sana mungkin tidurku akan sangat nyenyak,"
Chaerim berdecak. "Tidur nyenyak? Sepertinya tidak! Aku harus menunggu Namjoon Oppa pergi saat tengah malam tiba, dan saat itu aku bisa tidur nyenyak. Dan karena hal ini aku jadi kurang tidur dan telat! Kau masih mengharapkan tidur dengan Oppaku?"
"Yap! Masih, sangat mengharapkan hal itu!" ucap Hara yakin.
"Kau menyebalkan lagi pula sedang apa kau di sini! Tempat dudukmu di belakang! Aku sudah tidak ingin melihat wajahmu! Kau membuat moodku semakin hancur,"
Hara mengusap telungkuknya. "Oh! Aku hanya mencatat jawaban untuk pekerjaan rumah Pak Josh! Aku belum selesai mengerjakanya,"
Chaerim seketika melihat Hara. "Apa? Pekerjaan Rumah? Yang mana? Kapan? Pelajaran apa? Berapa banyaknya? Memangnya ada?" Chaerim langsung merebut buku milik Hara. Lalu membuka buku itu dan terkejut saat melihat benar ada pekerjaan rumah yang di katakan Hara. "Oh tuhan! Aku belum mengerjakan ini,"
Hara tertawa geli. "Aku sarankan kau cepat kerjakan Pak Josh akan datang. Semangat!"
Chaerim mengeluh, dia buru buru mengeluarkan peralatan tulisnya. Menulis secepat yang dia bisa. Sebelum Pak Josh guru Fisikanya datang. Dia tidak mau mendapatkan hukuman darinya, selain Pak Josh memang galak dan menyeramkan. Dia tidak mau mendapatkan nasihat dari Namjoon, sekedar info nasihat Namjoon lebih menyeramkan menurut Chaerim. Kupingnya benar benar akan panas.
"Hara! Bantu aku!"
"Tidak akan!"
♠️♦️♥️♣️
Chaerim berlari pelan mengitari lapangan dengan siswa lainnya. Panas matahari membuat keringatnya keluar sebesar biji jangung, lelah dan gerah melanda dirinya saat ini.
"Ya! Kau baik baik saja?" Hara menepuk bahu Chaerim. Dia menyesuaikan larinya dengan Chaerim. "Jika lelah kau bisa istirahat!"
"Tidak! Aku tidak mau ke UKS! Di sana menyeramkan!"
"Baiklah! Terserah padamu!" Hara melihat sekitarnya. "Tapi ngomong ngomong kau lihat Jungkook? Dia tidak terlihat sejak pagi! Apa dia sakit?"
"Ya! Kau bodoh, ya! Kenapa kau tanyakan hal itu padaku? Kau pikir aku ibunya?" ucap Chaerim ketus.
"Issh kau ini! Aku hanya tanya!" Hara berdecak kesal. "Aku hanya heran, tumben sekali Jungkook tidak masuk!"
"Memangnya kenapa sih? Kau ada perlu dengannya?" Chaerim menyeka dahinya. Mereka berdua menepi ke tepi lapangan duduk di sana. Begitu juga dengan siswa dan siswi yang lain.
Hara memberikan botol air pada Chaerim. "Tidak ada! Hanya saja karena dia tidak masuk Min Yoongi dan Won Jiho menjadi sorotan saat ini. Lihat saja mereka,"
Chaerim beralih melihat dua laki-laki yang sedang berada di tengah lapangan bola basket, berebut bola basket, terkadang bertabrakan saat salah satu dari mereka ingin memasukan bola ke ranjang. Dua laki-laki itu benar benar bermain serius, bahkan laki-laki yang lain tidak bisa ikut membantu atau ikut bermain. Mereka tidak akan mau ikut kena imbas tabrakan dari salah satu laki-laki itu.
"Kenapa mereka masuk ke sekolah ini?" tanya Chaerim seraya melihat dua orang laki-laki yang menjadi sorotan saat ini.
"Benar! Aku juga merasa aneh, mereka berdua masuk bukan hari pertama sekolah atau ke naikan kelas. Mereka berdua hanya selang dua hari, lagi pula masuk ke sekolah ini bukan perkara mudah, jika memang bisa aku yakin mereka pasti benar benar pintar. Tapi aku dengar kemarin sekolah kita tidak menerima murid lagi, tapi apa? Mereka bisa masuk ke sini,"
Chaerim diam. Dia tidak mendengarkan Hara yang masih berbicara panjang lebar mengenai sekolah atau Min Yoongi dan Jiho. Chaerim hanya fokus ke dua laki-laki itu.
Mereka berbahaya! Kau harus percaya padaku! Jangan pernah dekat dekat lagi dengan mereka, berbicara, mengobrol, bahkan mengikuti ajakan mereka!
Chaerim mengeleng! Jungkook hanya cemburu padanya, untuk apa dia memikirkan hal lain tentang mereka berdua. Chaerim baru kali ini melihat Jungkook yang sangat lebay itu. Berbahaya? Memangnya apa yang membuat dua orang itu terlihat berbahaya? Yoongi? Dia memang terlihat kuat tapi sifat malas dan cueknya membuat Chaerim ragu. Jiho? Kemungkinan bisa, Jiho adalah laki-laki berandalan. Tapi melihat betapa baiknya Jiho Chaerim kembali ragu mengenai ucapan Jungkook jika mereka berbahaya.
"Cha! Yuk, ke kantin!"
"Hah? Oh! Ok Ayu!" Chaerim dengan sigap berdiri. Mengikuti Hara yang sudah berjalan duluan.
"Kau sedang melamun apa? Kau membayangkan Yoongi dan Jiho, ya?"
"Enak saja! Tidak mungkin?"
"Oh, Jungkook?"
"Ya! Sudah hentikan!"
KAMU SEDANG MEMBACA
TIM KIM Vs Min Yoongi (Tamat)
Ação[HARAP FOLOW SEBELUM MEMBACA, PLAGIAT JANGAN MAMPIR. HUS HUS] ******* Seri BTS 2 Di sini BTS jadi mafia dan polisi. Kim Chaerim Song Nina Lee Junghon Mafia : Min Yoongi Jeon Jungkook Park Jimin Jung Hoseok Polisi : Kim Namjoon Kim Seokjin Kim Taehyu...