Bab 29 : Kidnapped

338 23 1
                                    

.
.
.
.
.
.
.
.
.

Chaerim! Ini aku B.I! Ada suatu hal yang ingin aku katakan padamu! Ini penting. Maaf, ya mengangumu! Datang ke rooftop gedung Flamboyan dekat kantor kepolisian. Datang, ya ☺

Pesan itu begitu jelas tertulis di handphone milik Chaerim, dengan sedikit emot lucu itu membuat Chaerim sedikit malu.

Chaerim mendadak berhenti berjalan saat mendapat pesan itu. Tanganya masih mengengam tas berisi coklat yang dia beli di perempatan dekat rumahnya. Dengan terpaksa dia mengurungkan niatnya untuk pulang ke rumah dan pergi ke tempat B.I berada.

Chaerim dan B.I sudah kenal lama. Beberapa minggu setelah dia mengenal Taehyung dan Seokjin. B.I bilang dia dekat dengan Namjoon, selalu membantu Namjoon dalam mengerjakan tugas kepolisiannya. Namjoon bahkan mengakui itu. Namjoon bilang B.I adalah orang yang ahli komputer, bisa di bilang dia Haeker. Chaerim kagum, dia bahkan jika bertemu dengan B.I dia akan menatapnya dengan mata berbinar miliknya. Chaerim sangat kagum dengan B.I, lebih baik di bandingkan Taehyung dan Seokjin. Mereka berdua itu sama sama mesum jika sudah berdua saja. Pokoknya Chaerim tidak suka.

Chaerim masih berjalan dengan coklat rasa kacang yang dia beli. Coklat ini sebenarnya untuk Namjoon, beberapa hari lagi Namjoon ulang tahun, dia ingin memberikan kado untuknya tapi setelah berjalan mengelilingi mall dan sejenisnya. Chaerim kehabisan ide dan tenaga untuk membeli kado. Terpaksa dia membeli coklat berbentuk Ryan yang Namjoon sangat sukai. Ya, walaupun sangat galak, sensitiv dan dingin, Namjoon sangat suka sekali dengan Ryan, beruang berwarna coklat muda itu sudah menjadi favorit Namjoon semenjak lama.

Chaerim melihat ke arah kirinya, di sana berdiri gedung kepolisian tempat Namjoon berkerja dan menghabiskan kesehariannya di tempat itu. Beberapa orang berpakaian rapih dan jas kepolisiannya mondar mandir masuk ke sana. Entah sedang apa, tapi terlihat sibuk. Tidak mau menunggu lama Chaerim langsung pergi ke gedung Flamboyan, tempat B.I menunggunya. Dia masuk ke sana, menyapa sang resepsionis yang sedang berjaga meminta izin naik ke rooftop untuk bertemu seseorang. Gedung Flamboyan adalah sebuah hotel, B.I bilang dia tinggal di sana, wajar dia memintanya pergi ke sana.

Chaerim keluar saat lift sudah mengantarnya ke lantai paling atas tempat Rooftop. Angin sepoi-sepoi mulai Chaerim rasakan, dia memdekat ke tepi saat melihat ada B.I di sana berdiri melihat ke bawah.

    "Oppa?"

Dia membalikan badanya. Terlihat B.I dengan baju putih dan jaket biru gelap dan putihnya. Dia sangat tampan, Chaerim akui itu. Bahkan saat B.I menarik tangannya, jantungnya berdetak lebih kencang.

    "Kemari! Aku ingin bicara denganmu,"

Chaerim bersandar di tiang. Melihat B.I dengan penasaran. "Ada apa Oppa? Sudah lama kita tidak bertemu? Memangnya kau kau bicara apa?"

B.I melihat Chaerim seraya menopang tubuhnya di tiang. Menatapnya dengan dingin. "Cha! Aku tahu kalau ini terlalu tiba-tiba atau aku yang nggak tanpa apa apa! Tapi aku nggak bisa bohong lagi, aku suka sama kamu! Kamu mau jadi pacar aku?"

Chaerim diam, matanya berkedip-kedip memastikan kebenaran ucapan B.I. Tentu saja ini terlalu tiba-tiba lagi pula kenapa dia menyatakan perasaannya di rooftop gedung hotelnya? Memangnya tidak ada tempat lain? "Maaf, Oppa! Aku tidak paham dengan ucapanmu,"

B.I menghela nafas, dia membalikan badanya. "Cha! Aku benar benar serius! Aku nggak bohong! Aku nggak bisa tidur gara gara mikirin kamu! Kamu udah kaya setengah hidup aku, jujur aja aku suka sama kamu udah lama. Pas aku pertama kali kenal kamu aku langsung suka sama kamu! Perasaan aku nggak bohong! Aku suka sama kamu! Tulus!"

Chaerim menundukan kepalanya. "Maaf Oppa! Tapi aku nggak bisa nerima Oppa!"

    "Kenapa? Apa alasannya?"

    "Nggak ada! Cuman Oppa nggak pantes pacaran sama Chaerim! Chaerim cuman adek dari Namjoon Oppa! Sedangkan Oppa! Oppa itu hebat, cari yang lebih pantas dari aku. Aku cuman merasa nggak pantas. Walaupun jujur aja, Chaerim juga berharap pacaran sama Oppa, tapi kalau pacaran beneran Chaerim seperti merasa nggak pantas. Maaf Oppa!" Chaerim hanya menunduk menyesal.

B.I menganguk mengerti. Dia menghela nafas. Dia sangat menyukai Chaerim, dia tidak menyangka Chaerim akan menolaknya seperti ini.

    "Oppa! Jangan marah! Aku cuman mau bilang yang aku rasain! Ini jujur!"

    "Ok! Aku ngerti! Tapi Cha! Aku minta maaf! Ini bukan kemauan aku! Aku sama sekali nggak mau ngelakuin ini sama kamu! Tapi maaf aku nggak bisa nolongin kamu! Aku nggak ada hak,"

Chaerim mengerutkan dahinya. "Maksud Oppa?"

B.I duduk di pinggiran dekat tiang pembatas. Menatap Chaerim sedih. "Maaf Chaerim! Ini bukan aku yang ngelakuin."

Tiba-tiba pintu rooftop terbuka, di sana lima orang berpakaian setelan jas hitamnya masuk bergiliran, kacamata hitam yang mereka gunakan mambuat wajah mereka tidak terlihat seluruhnya dan badan kekar mereka membuat Chaerim takut. Chaerim mundur saat orang orang itu mendekatinya, mulai melakukan sesuatu padanya.

    "Oppa! Ada apa ini? Siapa mereka? Mau apa mereka padaku?" Chaerim menghindar saat salah satu dari mereka hampir menangkap tanganya. "Hei! Ada apa ini! Siapa kalian! Mau apa kalian padaku!"

    "Kau harus ikut kami!" ucap salah satu pria kekar di depannya.

    "Tidak!" Chaerim mendekat ke arah B.I berdiri di belakang B.I "Oppa! Tolong aku! Sebenarnya ada apa ini! Mereka menakutkan!"

B.I membalikan badanya, mengengam kedua tangan Chaerim. "Cha! Jika saja kau menerimaku tadi. Jika saja kau menerimaku jadi pacarmu, aku pasti akn menolongmu sekarang. Aku bukan egois, tapi tanpa status apapun aku tidak bisa menolongmu, maaf"

    "Tapi Oppa! Ini, aku tidak mengerti."

B.I tidak mendengarkannya, melepaskan tangan Chaerim dari gengamannya walau sangat susah. Chaerim berusaha menarik tangan B.I tapi tidak bisa. B.I kembali bertengger di tiang pembatas, membiarkan para pria kekar itu membawa Chaerim.

    "Tidak lepaskan aku! Oppa! Kau harus melepaskan aku! Oppa! B.I Oppa! Kau egois! Kau tidak suka padaku! Kau pembohong! Aku benci kau!" teriaknya saat para pria itu mulai membawa Chaerim keluar dari sana.

B.I menghirup nafasnya. Melihat ke atas langit. "Selanjutnya giliran diriku! Maaf Chaerim. Sepertinya ini terakhir kali aku melihat dirimu,"

B.I mengeleng kesal. Lalu pergi turun. Tidak sadar jika seseorang sedang memantau mereka dengan teropong miliknya di atas gedung lainnya.

TIM KIM Vs Min Yoongi (Tamat) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang