Bab 32 : Hero

264 19 0
                                    

Namjoon meletakan jas kepolisiannya di kursi miliknya, dengan wajah murungnya dia duduk dengan malas.

    "Sudah bertemu dengan adikmu?" Seokjin meletakan gelas berisi kopi di meja Namjoon, dia menatap Seokjin malas. Tidak menanggapi pertanyaan Seokjin. Matanya berat, kantung matanya menghitam. Semalam Namjoon bergadang, dia dan Taehyung pergi ke beberapa tempat untuk mencari keberadaan Chaerim, mereka ke mall yang sering Chaerim datangi, ke tempat penjual es krim langganan Chaerim bahkan mereka kesekolahan Chaerim.

    "Hyung! Jangan gangu aku hari ini. Aku sangat lelah dan mengantuk tapi ke khawatiran ini membuatku tidak bisa tidur," Namjoon mengambil gelas berisi kopi itu. "Tapi terima kasih untuk kopinya,"

Seokjin mengeleng, dia duduk di depan Namjoon. "Kenapa kau tidak mengajakku kemarin?" tanya Seokjin. "Kau anggap aku apa?"

Namjoon meletakan gelasnya. Dia menghela nafas. "Hyung, aku tidak bermaksud seperti itu! Tapi saat itu aku benar benar tidak bisa mengontrol diriku sendiri, Chaerim masih belum pulang sampai sekarang. Taehyung yang mengajakku tiba-tiba, tidak ada waktu untuk mengajakmu. Lagi pula kau harus menyelesaikan laporan itu,kan?"

    "Aku merasa di lupakan, kau tahu,"

    "Maaf Hyung! Aku tidak bermaksud seperti itu,"

    "Baik,baik! Sekarang bagaimana dengan Chaerim?"

Namjoon memijit pelipisnya. "Dia tidak ada di mana mana! Aku sangat pusing! Aku takut terjadi sesuatu denganya. Dia itu sangat ceroboh, dan masih bisa di bilang polos,"

Seokjin tertawa kecil. "Tentu saja, hanya Chaerim yang berani mengganti bajunya di kamar dengan keadaan pintu kamarnya terbuka. Dia masih seperti anak anak walau dia sudah bisa aku ajak kencan,"

    "Hyung! Jangan berpikiran jorok! Itu tidak lucu! Kau membuatku semakin pusing. Terutama kesal," Namjoon menjambak rambutnya kembali lalu menyenderkan tubuhnya di kursi."Aku takut ucapan mata-mata milik ayahku benar! Aku takut jika Chaerim sudah bertemu dengan salah satu mafia itu dan saat ini di sedang di sekap oleh mereka. Aku tidak bisa membayangkannya, hyung! Terlalu mengerikan,"

Seokjin bangun menarik kursi yang dia duduki untuk mendekat ke Namjoon. "Aku akan membantu sebisaku agar Chaerim ketemu! Aku akan meminta teman yang aku kenal untuk mencarinya semampu mereka." Namjoon hanya menganguk pasrah. "Tapi, ada hal lain, kabar buruk. Sesuatu yang janggal terjadi,"

Namjoon menoleh, melihat Seokjin. "Hal aneh apa, hyung? Selain Chaerim hilang tidak ada hal mengerikan lain selain itu,"

    "B.I tewas," lirih Seokjin.

    "Apa!? Yang benar saja!" pekik Namjoon. "Bagaimana bisa! Kau sedang bercandakan padaku,"

Seokjin mengeleng. "Tidak! Ini serius! Mayat B.I di temukan di sungai dekat mall Bagetteu, satu peluru bersarang di belakang kepalanya. Aku yakin dia di bunuh,"

    "Tapi, bagaimana bisa? Siapa yang membunuh B.I? Apa dia melakukan hal berbahaya dengan pekerjaan haekernya itu? Lagi pula aku tidak melihat beritanya."

    "Ada! Nanti juga ada,"

Namjoon mengeleng tidak percaya. Dia berdecak.

♣️♦️♥️♠️

Chaerim bergerak sembarang, tanganya berusaha melepaskan tanganya dari borgol yang menahanya di kepala kasur. Hanya tangan kanannya tapi tetap saja rasanya sakit dan dia ingin tiduran, dia mengantuk. Sekarang dia bukan di ruangan yang sebelumnya, ini ruangan yang berbeda, lebih luas dan kosong hanya ranjang putih serta jendela.

TIM KIM Vs Min Yoongi (Tamat) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang