.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.Chaerim mengedipkan matanya berkali-kali, kerutan muncul saat cahaya mulai masuk ke matanya. Dia mengeluh, badanya sangat pegal dan sakit, matanya berkeliling melihat sekitarnya. Pengharum ruangan, jendela besar, TV lebar, dinding putih. Semua hal yang dia tidak kenal dan tidak pernah dia lihat.
Dia mencoba bangun, namun rasa pusing di kepalanya membuat dia sedikit oleng. Dia memijit pelipisnya, dia mencoba mengingat hal apa yang terjadi sebelum dia berada di ruangan ini! Dimana dia berada? Apa yang membuat dia berada di sini? Siapa pelakunya?
"Aahkk! Kepalaku! Benar benar pusing!" Chaerim menurunkan kakinya. "Ini dimana? Tempat apa ini?"
Matanya berkeliling, melihat sekitarnya dengan jelas. Dia bangun, berjalan mendekat ke jendela besar dengan gorden berwarna putih di samping kiri dan kanan jendela. Tangannya mencoba membuka jendela, menarik atau mendorongnya, tapi jendela itu tetap tidak terbuka. Chaerim melihat ke luar jendela, tepatnya ke arah bawah.
"Sepertinya ini hotel! Apartemen? Lantai berapa ini? Tinggi sekali,"
Chaerim menyentuh pelipisnya kembali, tanganya memegang erat tepi jendela, menahan dirinya agar tidak terjatuh. Dia kembali berjalan, sekarang mendekat ke pintu, tapi saat dia membuka pintu itu, pintu itu sama seperti jendela terkunci rapat.
"Ini aneh! Semua terkunci, jendela, pintu! Sebenarnya ada apa ini? Aku ada dimana! Dan ini sudah sore! Bang Namjoon pasti khawatir,"
Tiba-tiba ingatan sebelum dia terjebak di tempat mewah itu, melintas. Chaerim membulatkan matanya, teringat sesuatu yang aneh dan mengejutkan. "Benar! B.I Oppa! Dia berada di depan mataku saat itu! Tiga orang--tidak lima orang dengan setelan jas hitamnya menarikku, membawaku turun lalu membungkam mulut dan hidungku dengan kain itu," Chaerim mengeleng. "Sebenarnya ada apa dengan B.I Oppa? Apa dia pelakunya? Tapi kenapa?"
Cha! Jika saja kau menerimaku tadi. Jika saja kau menerimaku jadi pacarmu, aku pasti akan menolongmu sekarang. Aku bukan egois, tapi tanpa status apapun aku tidak bisa menolongmu, maaf
Chaerim menepuk dahinya. "Apa karena aku menolaknya, lalu dia mengurungku di tempat ini! Ini tidak masuk akal!"
Merasa tidak benar, Chaerim berusaha mengingat kembali. Dia duduk di ranjang, tanganya memijit pelipisnya seraya mengeluh kesakitan. Tapi sekeras apapun dia mengingat tetap saja, hal yang dia ingat lah yang benar, tidak ada kebenaran yang lain.
Tidak lama suara langkah kaki terdengar jelas dari dalam, bergantian dengan suara kunci dan gagang pintu. Chaerim gugup serta takut, dia takut jika bukan B.I Oppa lah pelakunya tapi orang lain. B.I baik Chaerim yakin bukan B.I lah pelakunya, namun dia gugup, jika B.I lah yang melakukan hal ini padanya. Apa yang harus dia lakukan?
"Kau!" pekik Chaerim saat pintu terbuka lebar. "Jiho? Kau pelakunya? Kau yang mengurungku di sini?"
Won Jiho (Zico) tidak mendengarkan Chaerim, dia berjalan masuk dengan wajah sinis serta dua orang mengikutinya di belakang. Saat mereka semua sudah masuk, pintu kembali tertutup, menyisakan keheningan di antara mereka.
"Jiho! Katakan padaku jika bukan kau yang ada di sini! Katakan jika kau adalah B.I Oppa! Sepertinya kain itu membuat mataku buram!" Ucap Chaerim, tanganya masih berusaha memijit pelipisnya. Rasa pusingnya belum hilang.
"Kau tidak salah! Matamu benar," Zico mendekat, berdiri di hadapan Chaerim. "Dan aku yang mengurungmu di sini,"
Chaerim menggelengkan kepalanya. "Jiho! Ini tidak benar, jika kau yang mengurungku di sini? Ada masalah apa? Kenapa? Apa alasannya?". Chaerim bangun, tanganya menarik jubah berbulu yang Zico pakai. "Ini bukan kau Jiho!"
![](https://img.wattpad.com/cover/155108518-288-k120563.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
TIM KIM Vs Min Yoongi (Tamat)
Ação[HARAP FOLOW SEBELUM MEMBACA, PLAGIAT JANGAN MAMPIR. HUS HUS] ******* Seri BTS 2 Di sini BTS jadi mafia dan polisi. Kim Chaerim Song Nina Lee Junghon Mafia : Min Yoongi Jeon Jungkook Park Jimin Jung Hoseok Polisi : Kim Namjoon Kim Seokjin Kim Taehyu...